10.Kisah Cinta (1)

54 39 8
                                    

{SELAMAT MEMBACA CERITA INI, JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT♡}

***

Naysa sampai di sekolah dengan wajah murung. Ia masih kepikiran dengan ucapan Raya. Ia pikir, yang membencinya di rumah hanyalah Papa dan Mama nya. Ternyata kakanya juga sama. Jadi, untuk apa ia di lahirkan, jika untuk di benci.

Mutia yang melihat kehadiran Naysa dengan wajah murung pun bertanya. "Nay, kenapa? Ko mukanya kaya sedih gitu, matanya juga merah."

Naysa menoleh, ia lupa. Kini ia mempunyai teman. Teman yang mungkin bisa menjadi tempat curhatnya. Namun, Naysa mengulas senyuman tipis dan berkata. "Ngga papa Mut."

"Kamu lagi banyak masalah ya?"tanya Mutia, kepo.

"Ngga Mut, tadi malam, aku streaming film terus endingnya sedih. Jadi aku masih kepikiran."alibi Naysa.

Mutia dengan gampangnya percaya lalu tertawa. "Aishh, kirain kenapa Nay."

Tak lama, bel masuk berbunyi dengan nyaring. Guru mata pelajaran pun masuk. Memberikan pelajaran untuk muridnya. Dan para murid pun menerima pelajaran itu dengan baik.

***
"Mutia, ke kantin yuh!"ucap Naysa sambil membereskan alat tulisnya. Bel istirahat baru saja berbunyi.

"Mmm, gimana ya, aku ngga ke kantin Nay."

"Lah kenapa?"tanya Naysa bingung.

"Aku dikasih uang jajan, 20 ribu sehari. Itu cuman buat beli makan siang nanti. Tapi kalo kamu mau ke kantin aku anterin deh."jelas Mutia.

"Hm, yaudah aku ke kantin dulu ya beli minuman, kamu mau apa Mut, aku traktir."

"Ngga usah Nay, kalo udah nanti kamu ke halaman belakang sekolah aja ya."

"Oke."Ucap Naysa lalu berjalan keluar kelas menuju kantin.

***

Setelah selesai membeli minuman untuk melepas dahaganya, Naysa segera menuju halaman belakang sekolah. Tempat kesukaan Mutia dan Eva.

Naysa berjalan mendekati Mutia dan Eva. Ia juga sempat berpapasan dengan cowok. Yang sepertinya habis bertemu dengan Mutia ataupun Eva. Dan muka cowok itu tidak asing. Sepertinya, ia adalah Ketua atau anggota osis. Yang jelas mukanya sangatlah familiar.

"Hei Nay. Sini!"ujar Mutia sambil melambaikan tangannya kala melihat Naysa yang sedang berjalan ke arahnya.

Naysa kini sudah duduk di sebelah Mutia. "Tadi siapa Mut? Kayaknya habis disini?"

Mutia melihat kanan dan kiri lalu menatap Naysa. "Emang siapa Nay?"

"Tadi, ada cowok. Kayaknya habis dari sini."

Mutia membulatkan bibirnya. "Dia Fahmi. Fahmi Mahendra. Ketua Osis sekaligus ketua eskul musik di sekolah kita Nay. Dia itu pacarnya Eva."

Eva yang menatap lurus ke depan sambil memainkan handphone miliknya seketika menoleh lalu menjitak kepala Mutia. "Dia bukan pacar gue!"

"Iya, dia bukan pacar kamu. Tapi dia cinta mati sama kamu Eva."balas Mutia sambil mengelus kepalanya.

"Maksudnya cinta mati gimana ya?"kata Naysa bingung tak mengerti.

RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang