12.Berbeda

48 34 8
                                    

{SELAMAT MEMBACA CERITA INI, JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT♡}

"Seringkali orang terdekat membuatmu jatuh dan orang lain yang tak begitu dekatmu seringkali membuatmu bangkit kembali."

***

Mutia dan Eva melerai pelukannya dari tubuh Naysa saat Naysa sudah berhenti menangis, Naysa mengusap sisa-sisa air mata yang ada di pipinya.

Tangan Naysa bergerak meraih handphone miliknya, alangkah terkejutnya saat ia melihat ada banyak sekali panggilan tak terjawab dari kedua kakaknya, juga ada satu pesan yang membuatnya kalang kabut tak karuan.

Pesan tersebut bertuliskan. Nay, cepet pulang, hari ini ayah sama ibu Anggara mau ke rumah, mama daritadi nggerutu terus.

Naysa dengan cepat berdiri lalu mengambil tas miliknya, Mutia dan Eva yang melihat Naysa seperti terburu-buru pun saling berpandangan.

"Nay kenapa? Mau pulang?" Mutia bersuara menyuarakan kekepoannya. Naysa mengangguk sebagai jawaban.

"Iya, ada acara keluarga." balas Naysa sambil merapikan rambutnya.

Eva lantas berdiri lalu mengambil kunci mobil miliknya, "Ya udah ayok gue anterin. Mut lo pulang apa mau masih disini?"

Mutia yang bingung dengan cepat berdiri dan mengambil tasnya. "Aku pulang ajalah."

"Eh, gue naik taksi aja lah, takut ngrepotin kalian."Naysa merasa tak enak hati.

Dengan segera Eva menyangkal, "Gapapa, santai aja."

Mereka pun keluar dari kamar Eva, saat berada di luar, ternyata langit sudah gelap ditambah sedikit gerimis.

Eva masuk ke dalam mobil lalu diikuti Naysa dan Mutia. Eva mengendarai mobilnya dengan sangat hati-hati, sekitar 15 menit, mobilnya sudah sampai di depan rumah Mutia.

Rumah sederhana dengan cat warna putih itu nampak sepi, seperti tak ada orang di dalamnya. Mutia segera turun, tak lupa ia juga ber terima kasih dulu kepada Eva. Tepat saat Mutia masuk ke rumahnya, hujan turun dengan deras. Butir-butir air yang tadinya sedikit kian bertambah banyak, membuat Naysa semakin panik.

"Aduh hujannya tambah deres lagi."ucap Naysa, panik. Eva yang melihat raut wajah Naysa yang panik langsung menyalakan mesin mobilnya, melewati derasnya hujan yang membasahi jalanan ibu kota.

Saat sudah dekat dengan rumah Naysa, tiba-tiba mobil Eva berhenti mendadak, Naysa menoleh menatap Eva, Eva berdecak lalu mengumpat kesal. "Nay, maaf ya?"

Kening Naysa berkerut, "Kenapa?"

"Kayaknya mesin mobilnya ada yang salah deh." Naysa seketika menduduk, menarik nafas panjang, ia kemudian menatap Eva lamat-lamat.

"Eva, itu di depan ada pos satpam, lo nunggu di situ aja ya, gue mau jalan aja, rumah gue lumayan deket kok." ujar Naysa sambil menunjuk pos satpam yang tak jauh dari mobil Eva.

Eva menatap Naysa, "Beneran gapapa Nay."

"Ngga papa, yaudah ayok, gue aterin lo ke pos satpam itu dulu." Naysa membuka pintu mobilnya tapi tangannya ditahan oleh Eva.

RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang