{SELAMAT MEMBACA CERITA INI, JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT♡}
"Berubah memang berat pada awalnya, akan kacau saat di tengah-tengahnya namun sangat indah akhirnya."
***
Bel pertanda masuk berbunyi, seorang guru perempuan berusia sekitar 35 tahun memasuki kelas dan memperkenalkan diri sebagai wali kelas 11 IPA 3.
Seperti biasa, hari pertama sekolah tidak diisi dengan kegiatan belajar mengajar, tapi diisi dengan kegiatan beradaptasi dengan kelas yang baru, teman yang baru dan suasana yang baru.
Mutia yang berada di sebelah Naysa mencoba mencolek-colek tangan Naysa. Naysa menoleh menghadap Mutia. "Ada apa, Mut?"
"Aku punya teman, namanya Eva Pradita. Kamu mau juga kan temenan sama dia?"
Eva Pradita, nama yang tidak asing di telinga. Kalo Naysa tidak salah ingat, Eva adalah murid cantik dan pinta, Eva juga jago karate dan pintar melukis. Beberapa kali, Naysa sering mendengar nama Eva di obrolan para guru atau siswi lain.
"Eva Pradita yang jago karate itu?" tanya Naysa memastikan.
Mutia menganggukkan kepalanya dua kali. "Iya, Eva yang itu. Dia sahabat aku. Kamu mau aku kenalin sama dia?"
Naysa ragu-ragu mengangguk, "Mau sih, tapi ngga bakal di tonjok kan sama dia?"
Mutia terkekeh kecil, "Enggak kok, tenang aja. Dia anaknya ramah dan baik juga."
Naysa tersenyum, mungkin setelah ia bisa berteman dengan Mutia, ia juga bisa berteman dengan Eva. Itu artinya ia mulai bisa membiasakan diri berbaur dengan orang lain.
***
Waktu istirahat telah tiba, Mutia dengan segera menarik tangan Naysa keluar dari kelas menuju halaman belakang sekolah.
"Kita ngapain kesini?" tanya Naysa ingin tau.
"Katanya kamu mau aku kenalin sama Eva."
Di halaman belakang sekolah, sudah ada gadis tinggi yang membelakangi Naysa dan Mutia. Rambutnya berwarna cokelat pekat yang tergerai, postur tubuhnya terlihat sangat tegap meski hanya dari belakang.
Mutia membungkukan kepalanya, "Nunduk, Nay, aku mau ngagetin Eva."
Naysa menuruti ucapan Mutia, ia ikut membungkukan kepalanya. Saat sudah bersiap mengagetkan Eva. Eva lebih dulu berbicara.
"Gausah ngagetin, gue enggak akan kaget."
Mutia berdiri tegak lalu menghela napas pasrah. Setiap kali ia ingin menjahili Eva, selalu saja gagal. Apakah Eva itu punya ilmu hitam ya? Hingga setiap Mutia ingin menjahili Eva, Eva selalu tau.
Mutia duduk disamping Eva. Mutia juga menyuruh Naysa ikut duduk.
"Eva, aku bawa teman, kamu kenalan dong sama teman aku yang baru," ujar Mutia.
Eva melirik Naysa sekilas lalu kembali membaca komiknya. Naysa tampak deg-degan takut kalau Eva tidak mau berteman dengannya dan justru malah memukulinya. Oh tidak!
Hening, bahkan Mutia saja tak berani bersuara.
Hingga tangan Eva terulur ke arah Naysa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship
RomanceKarena, pada akhirnya semua akan menemukan pelengkap hatinya masing-masing. Yang tak hanya melengkapi hati juga hidupnya nanti. Tapi juga melengkapi semua kekurangan yang ada dalam diri. **** Tentang hubungan yang rumit, yang tidak pernah terduga da...