22. Usaha mendapatkanmu

46 20 5
                                    

{SELAMAT MEMBACA CERITA INI, JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT♡}

"Jarakmu memang dekat, namun hati kita yang jauh."

***

Bangun dari tidur, bergegas mandi, dan bersiap sekolah. Itulah rutinitas harian seorang Naysa. Hidupnya selalu teratur, namun tak jarang membuat jenuh. Menghabiskan waktu hanya di dalam kamar dan keluar jika bersekolah, sangat membosankan. Tapi, Naysa nyaman dengan itu semua.

Memakai seragam sekolah sambil memasukkan baju olahraga ke dalam tasnya, karena memang hari ini kelasnya ada pelajaran olahraga. Naysa sebenarnya malas olahraga, bisa dibilang pelajaran olahraga adalah pelajaran yang amat sangat membuat Naysa malas. Bahkan tak jarang ketika pelajaran olahraga Naysa beralibi sakit agar tak mengikuti pelajaran tersebut. Jangan ditiru, padahal olahraga kan bikin capek! Eh, sehat maksudnya!

Rambutnya ia biarkan tergerai, memakai minyak wangi dan juga lipbalm. Kini Naysa siap pergi ke sekolah. Ia mengambil kunci mobil di atas nakas. Naysa memang akan mengendarai mobil sendiri hari ini. Mobil itu pemberian Ayahnya ketika Naysa berulang tahun ke 16. Mobil berwarna putih itu jarang sekali Naysa pakai, paling-paling ketika ada keadaan urgent saja.

Turun dari lantai atas, Ia mendapati Laras yang baru keluar dari kamarnya, kamar Laras memang ada di bawah, katanya ia malas bulak-balik ke atas.

Naysa menghentikan langkah lalu menyalimi tangan Laras, Laras tertegun. Ia tak menyangka, tangan Naysa kembali menyentuhnya setelah sekian lama tak berjabat. Laras menalan ludah, terkejut. "Nay,-"

"Naysa ke sekolah dulu ya, Ka!" pamit Naysa kepada kakanya.

Laras mengerjapkan matanya. "Eh, iya, Hati-hati, Nay!" Laras melihat kunci mobil di tangan Naysa, "Kamu bawa mobil sendiri?"

Naysa menganggukkan kepalanya.

"Hati-hati ya Nay!" Naysa mengangkat jempolnya tak lupa mengucap salam, setelah itu ia berlalu keluar rumah untuk berangkat ke sekolah.

***
Ditemani alunan music yang terdengar halus di telinga, Naysa mengendarai mobilnya dengan santai tanpa tergesa. Melewati jalanan yang masih sepi pengendara. Udara terasa sejuk dan menenangkan.

Memasuki gerbang sekolah dan segera memparkirkan mobil. Setelah dirasa mobilnya sudah terparkir dengan benar. Naysa turun dari mobil nya itu, seketika semua siswa dan siswi yang berada di sekitarnya, menatap ke arah Naysa. Naysa seperti meniadi objek paling mencolok disitu. Semua berbisik sambil memperhatikan mobil yang Naysa bawa tadi.

Wajar saja, Naysa di sekolah ini tak terlalu begitu mencolok. Ia hanya siswi yang selalu tampil apa adanya tanpa dikurangkan atau dilebihkan. Tidak pernah membuat masalah atau onar. Bahkan, bisa dibilang siswa dan siswi disini mengenal Naysa karena dulu Naysa selalu mengikuti Regan kemanapun Regan pergi. Seperti sebuah perangko yang enggan tuk dilepaskan.

Naysa mengamati sekitar. Memang, sifat manusia yang susah dicegah adalah ketika mereka mengomentari hidup orang  lain. Bisa dilihat, banyak sekali para siswi yang menatap Naysa seakan kaget dengan mobil yang Naysa kendarai. Bisik-bisikan itu seakan paling tau akan kebenaran.

'Eh si Naysa emang orang kaya ya? Gilee mobilnya mahal itu!!"

'Denger-denger sih emang kaya, tapi kaya ga dianggep gitu di keluarganya.'

RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang