Action#2

49 9 0
                                    

Fiya berjalan menuju kelasnya dengan perasaan dongkol. Pasalnya, semalam ia tidak bisa begadang malihat drama kesukaannya dan semalaman penuh malah memikirkan kejadian kemarin sore yang menjengkelkan menurutnya.

Flashback On

"Eh? Kalian udah saling kenal? Bagus, dong. Mengingat kalian bentar lagi bakal tunangan," celetuk Brian.

"Eh?" kaget Zaky.

"Hah?" tanya Fiya.

"Uhuk, uhuk," suara Vikry tersedak makanannya. "Siapa tunangan? Nih bocah bakal tunangan?"

Papanya mengangguk sambil mengambil santai teh di depannya. "Iya. Hari ini. Dengan anak cewek itu," tolehnya pada Fiya yang menganga.

"Papa, papa!" rengek Fiya menghampiri Brian. "Ini nggak bener, kan? Masa iya Fiya tunangan? Fiya kan nikahnya ntar sama papa,"

Cetakkk

Satu sentilan mendarat di dahi gadis itu.

"Aduh!!"

"Jangan ada-ada aja kamu!" ucap mamanya pada putri satu-satunya itu.

"Mama, nggak mau. Masa gue nikah sama cowok kek dia?" tunjuk Fiya pada Zaky yang sama-sama kebingungannya.

"Lah. Siapa juga yang mau nikah sama lu?" kata Zaky.

"Gue juga nggak kali," sewot Fiya.

"Pa, apaan sih ini? Masa jaman sekarang pake jodoh-jodohin? Nggak jaman lagi kali, pa. Lagian, Zaky aja belum kenal tuh cewek. Masa langsung di jodoh-jodohin gitu aja," protes Zaky pada ayahnya.

"Woy. Bantuin ngomong napa?" ucapnya pada Vikry yang malah tertawa terbahak di kursinya.

"Mama, nggak mau. Pa, bilangin dong mama!"

"Zaky nggak mau, pa,"

"Fiya maunya nikah sama artis drakor. Fiya masih SMA. Masa nikahnya sekarang? Apa kata dunia?"

"Masa muda Zaky ini dipertaruhkan, pa,"

"UDAH! DIEM SEMUA!" ucap lantang Arka memecah keributan dua remaja itu. Dan dalam waktu singkat, Zaky dan Fiya langsung diam tak bersuara. Namun, tawa Vikry malah menjadi melihat ekspresi dua anak muda itu.

Arka menghela nafas dan berdeham. "Ehem. Zaky, kamu nggak boleh protes! Ini keputusan papa. Dan kamu harus ngelakuin pertunangan ini. Tadi, kamu bilang nggak kenal sama Fiya, kan? Kalo gitu kenalan dong. Buat hubungan kalian lebih deket lagi,"

"Nah, tuh. Dengerin kamu juga!" ucap Rikka, mama Fiya pada anaknya itu. "Asal tau aja. Papa sama mama udah diskusiin ini udah lama sama om Brian,"

"Lah. Tidak keadilan," cibir Fiya. "Aduh!!" pekik gadis itu saat mamanya lagi-lagi menyentil keningnya.

"Ah, ya kalian boleh nolak pertunangan ini, kok," ucap Brian sambil tersenyum ke arah Zaky dan Fiya.

Lantas, kedua remaja itu menoleh dengan pandangan berbinar.

"Papa emang yang ter___"

"Asal kalian mau nggak dikasih uang jajan selamanya. Kerja di usia muda. Punya kontrakan sendiri. Semua fasilitas disita," ucap pria itu sambil tetap mengawetkan senyum di wajahnya.

Cetarrr

Pecah sudah harapan Fiya dan Zaky. Uang saku adalah hal yang terpenting dan yang terutama bagi mereka. Dan hal itu tengah dipertaruhkan sekarang.

"Jadi, gimana?" kata Arka.

Zaky menoleh dengan gerakan patah-patah. "T___tunggu dulu, pa. Besok kami kasih jawabannya,"

Action (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang