Action#8

25 7 0
                                    

Di sebuah kamar luas, seorang gadis tengah berdiri di depan cermin sambil membenarkan bando yang ada di kepalanya.

"Hmm. Bando kucing gini manis juga ya," gumam gadis itu.

Ia memberi wajahnya sedikit polesan bedak di wajahnya lalu mengambil tas selempang di salah satu lemarinya. "Ini si Arfa kemana, sih?"

Fiya memasukkan ponsel dan dompetnya ke dalam tas itu. Hari ini adalah hari Minggu. Dan kemarin, ia sudah janjian dengan Arfa untuk keluar ke mall.

"Ah, gue tunggu di depan aja, deh," ia pun melangkahkan kaki keluar kamar dan menuruni tangga yang ada disana.

"Mau kemana kamu?" tanya Rikka yang tengah duduk bersama beberapa wanita paruh baya yang kira-kira seumuran dengannya.

Fiya menoleh dan mendekat ke arah mereka. "Mau keluar sama Arfa,"

"Hai, tan," sapanya pada teman-teman mamanya itu dan menyalami tangan mereka.

"Mau keluar kemana nih?" tanya salah satu dari mereka sambil tersenyum.

"Keluar sama temen,"

"Fiya udah punya pacar belum nih?" tanya salah satunya lagi.

"Belum kok,"

"Dia udah tunangan," saut Rikka.

Wanita-wanita tadi tampak tercengang, tak terkecuali Fiya.

"Ma, tan. Fiya tinggal dulu, ya. Takut Arfa nunggu," cengengesnya untuk meninggalkan tempat itu segera, sebelum pembahasan tadi berjalan lebih jauh.

"Hm. Jangan pulang malem-malem!" ucap Rikka mengecup kedua pipi putrinya itu.

"Iya, iya. Mari tan," kata Fiya pada teman-teman mamanya tadi yang dibalas anggukan dari mereka.

"Fiya beneran udah tunangan?" tanya salah satu wanita yang tadi bertanya pada Fiya.

"Bener," jawab Rikka mantap.

"Yah, padahal mau aku tanyain soal anak aku,"

Rikka hanya terkekeh kecil menanggapinya.

Di depan rumah, Fiya baru saja mengeluarkan ponselnya ingin menelpon sahabatnya itu. Ia dan Arfa memang sudah berteman sejak TK dan kebetulan jarak rumah mereka tidak terlalu jauh.

"Fi," panggil suara dari depan sana.

Fiya mengangkat kepalanya dan melihat Arfa tengah duduk di salah bangku di halaman rumahnya bersama seorang lelaki di sampingnya.

"Lah? Lu udah disini ternyata. Baru aja mau gue tel___ Eh, kak Aldo?" sadar Fiya melihat sosok lelaki yang duduk bersama Arfa. Ia langsung menatap Arfa penuh kilat. Ternyata gadis itu mengajaknya untuk menjadi obat nyamuk saja.

"Hahaha. Kamu nggak tau kalo Arfa ngajak gue, ya?" kekeh Aldo.

"Ye, kampret emang lu Ar. Nggak bilang-bilang,"

"Bukannya nggak bilang. Belum bilang doang aja. Terus, Fi. Gue ini kakak kelas lu tau? Panggil gue pake embel-embel 'kak' napa?"

"Males," jawab Fiya menjulurkan lidahnya.

"Gimana? Berangkat sekarang?" tanya Aldo.

"Boleh," jawab Arfa.

"Naik apa?" tanya Fiya.

"Taxi?" jawab Aldo.

"Naik taxi pake duit loh. Mending gue suruh anter supir aja gimana?"

"Eh? Jadi ngrepotin lu nih, Fi?" ucap Aldo merasa tidak enak.

Action (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang