Action#24

22 5 0
                                    

"Sudah sekitar empat hari Arka dirawat. Hari ini dia sudah boleh pulang. Pagi tadi, Arka dibawa pulang oleh Vikry, Zaky dan teman-teman cowok itu ikut mengantar Arka. Dan kini, laki-laki itu sudah ada dirumahnya.

"Lu pada nggak sekolah?" tanya Vikry keluar dari kamar ayahnya dan menghampiri Zaky dan teman-teman cowok itu.

"Nanti jam delapan, bang. Kita itu udah kelas dua belas. Udah ujian lagian. Ke sekolah cuma buat nganggur," jawab Indra.

"Hmm," Vikry melirik Vian yang tengah memainkan ponsel sambil memakan camilan. "Ini camilan gue," ujar cowok itu merebut cokelat di tangan Vian.

Vian menatap cowok itu dengan kening berkerut dan pandangan tak terima karena makanannya diambil.

Drrrt Drrrt

Vikry menoleh pada saku celananya. Ia meletakkan cokelat yang dipegangnya dan merogoh saku celana. Vian yang melihat itu langsung mengambil kembali cokelat itu. Karan dan Zaky yang melihatnya hanya dibuat terkekeh.

"Oh, oke. Gue kesana," ucap Vikry di telepon. Cowok itu memasukka ponselnya kembali ke saku dan menoleh pada Zaky. "Zak, gue ada perlu diluar bentar. Jangan habisin camilan gue, oke!"

"Kem___

"Bye," Vikry langsung saja pergi dari sana. 

"Dipikir kek gimana aja, lu sama abang lu beda ya," celetuk Ardi.

"Dia kan bukan salinannya," saut Indra.

"Yang tanya ke lu siapa bego?"

"Gue kan denger. Makanya gue jawab,"

"Ahya, Zak. Bukannya lu kemarin kerumah nenek lu sama Fiya, ya?" tanya Karan.

Zaky mengangguk. "Gue udah sadar satu hal,"

"Bikin si Ardi hilang dari muka bumi?"

"Bikin si Indra hilang dari muka bumi?"

Ardi dan Indra menoleh bersamaan saat mereka tak sengaja mengucapkan kalimat yang sama.

"Lu apaan ngikut?"

"Lu yang apaan?"

Kedua cowok itu saling jambak.

"Gue suka sama Fiya,"

Dan seketika, Karan, Indra dan Ardi terdiam. Vian tak menanggapi apapun dan tetap berkutat dengan kegiatannya sendiri.

"Hah?" ujar Ardi.

"Lu serius?" tanya Indra.

"Iya," jawab Zaky pasti.

"Lu sukanya serius?" tanya Karan lagi.

"Iya lah,"

Ketiga orang itu saling tatap tak percaya.

"Makanya kalian, harus ban___"

"Gue disuruh pulang sama papa," potong Vian berdiri dari tempat duduk.

"Vian, jangan alasan!" ucap empat cowok itu bersamaan.

Vian berdecak malas dan kembali duduk.

"Bantuin apa?" tanya Karan.

"Fiya suka ke gue,"

^^^

"Telinga gue kok tiba-tiba panas?" kata Fiya memegangi telinganya. Gadis itu berjalan dengan santai menuju kelasnya dengan memakan permen cokelat di tangannya.

"Fiya," panggil seseorang.

Fiya menoleh ke samping. "Lela? Tumben baru sampe?" tanya gadis itu.

Action (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang