Action#5

35 8 0
                                    

Seperti biasanya setelah pulang sekolah, Fiya langsung menuju rumah dengan mobil jemputannya. Gadis itu nyaris tak pernah mampir-mampir ke tempat lain setelah pulang. Langsung masuk mobil dan menunggu sampai dirumah, lalu masuk kedalam istananya. Dimana lagi kalau bukan di kamarnya.

Buktinya saja sekarang. Sebuah mobil silver memasuki pelataran rumah megah milik keluarga Fiya. Asal tahu saja, Fiya merupakan anak seorang pengusaha terkenal di kota itu. Ayahnya, Brian merupakan pemilik perusahaan All'Star disana. Bahkan, nama perusahaannya itu diberi nama seperti itu karena saat Fiya masih balita dulu suka mainan berbentuk bintang.

"Makasih, pak," ucap Fiya seraya tersenyum ke arah supir di kursi depan lalu turun dari mobil.

Kepalanya menoleh ke sebuah motor asing yang terparkir di depan rumah.

"Bi, ini motor punya siapa?" tanyanya ke seorang pembantu yang tengah menyirami tanaman disana.

Wanita yang diajak  bicara itu menoleh. Dan bukannya menjawab, ia malah tersenyum sendiri.  "Coba deh non, masuk aja! Udah ditungguin tuh," jawabnya.

"Hah? Siapa, sih?" 

"Mending langsung masuk aja deh, non!"

Fiya mengerutkan kening dan menaiki tangga rumahnya.

  "Mama. Itu diluar motor siapa s___" ucapan Fiya terhenti saat melihat seorang lelaki berseragam tengah duduk di ruang tamu sambil meminum segelas teh bersama mamanya.

"Nah, ini dia anaknya," ucap mama Fiya menoleh ke anak gadisnya itu.

Fiya menganga melihat Zaky yang malah tersenyum miring ke arahnya. "Nih cowok ngapain disini?"

"Lu ngomong apa, sih? Kenapa gue nggak boleh di rumah tunangan gue sendiri?" jawab Zaky menekankan kata tunangan.

Seolah teringat perjanjiannya dengan Zaky, gadis itu langsung memasang senyum terpaksa ke arah cowok itu. "Siapa yang bilang nggak boleh?"

"Oh ya, Fi. Mama ada urusan sama istrinya temen papa. Jadi, nanti mama pulangnya malem sama papa," 

Fiya tersenyum mendengarnya. "Beneran?"

'Bisa nonton sepuasnya,nih' akal bulus gadis itu.

Rikka mengambil tas tangan disampingnya lalu berdiri. "Iya. Tenang aja. Ada Zaky, kok,"

"Hah?"

"Nanti kamu ditemenin Zaky aja. Makan malem juga sama dia. Ah, iya. Tadi Zaky mau ngajakin kamu keluar. Udah mama izinin,"

"Heh? Keluar? Ngapain keluar segala?"

"Anggep aja kencan pertama kalian. Mama berangkat dulu, deh,"

"Hati-hati tante!" ucap Zaky bersalaman dengan wanita itu.

"Nitip Fiya, ya," kata Rikka yang diangguki oleh Zaky.

Rikka berjalan ke arah putrinya yang sudah memasang wajah sebal. "Nggak keluar, uang saku___" kata mamanya sengaja digantung lalu pergi dari sana.

Fiya menghela nafas dan melepas tasnya. Ia mendekat ke arah Zaky dan menatap cowok itu datar.

"Apa?" tanya Zaky. "Gue ganteng, kan? Iya, t___ aduh!"

Fiya menarik pipi cowok itu hingga wajah Zaky kini menjadi kocak. "Woy. Apwaan swih? Lwepasin!" protes cowok itu.

"Lu. Cowok sialan. Uang saku gue jadi ancaman terus. Gegara lu lagi, hah?!!" kesal Fiya mengeratkan cubitannya.

"Adwuhhh!!Ka___kwalo lu mwasi pegang pwipi gue, artinya lu swuka gue"

Action (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang