Action#9

25 6 0
                                    

"Nyebelin, nyebelin. Tuh cowok apaan, sih?" gerutu Fiya memukuli bantal Arfa yang tengah dipangkunya.

"Ckckck. Gue nggak nyangka kalo lu bakal tunangan sama si Zaky tuh," ucap Arfa memakan satu biskuit di toples.

Kedua gadis itu tengah berada di rumah Arfa. Setelah pulang dari mall tadi, Fiya pun ikut turun dari mobil dan menyuruh supirnya untuk pulang ke rumah duluan. Lalu, setengah jam lamanya Fiya menceritakan asal mula cerita ia dan Zaky bisa bertunangan.

"Apalagi gue," kesal gadis itu.

"Oh, ya. Kalian tunangan, berarti udah ada cincin dong?"

"Siapa juga yang ngarepin cincin?"

"Fiya. Mau nasgor nggak? Ini bibi dah buatin," tanya mama Arfa memasuki kamar putrinya itu.

Fiya langsung menoleh ke pintu. "Bibi tau aja kalo Fiya laper,"ucapnya menerima satu piring nasi goreng itu.

Gadis itu langsung melahap nasi goreng tadi.

"Ar, nggak makan sekalian?" tanya mamanya lagi.

"Nggak deh, ma. Ntaran dulu,"

"Mama taruh meja dulu kalo gitu,"

Arfa mengangguk mengiyakan dan kembali menoleh ke Fiya.

"Rugi lu Ar, nggak makan sekarang," ucap gadis itu sambil mengunyah makanan di mulutnya.

"Fi, lu tuh beneran lagi marah nggak sih sebenarnya?" heran Arfa pada temannya satu itu.

Fiya terbatuk saat menelan nasi goreng tadi. "Uhuk, uhuk. Gue marah kok," 

"Ada ya orang marah kek gitu,"

Fiya bersusah payah menelan sisa makanan di mulutnya. "Ar, gue nginep disini ya nanti,"

"Hah?"

"Oke. Gue bilang mama dulu,"

"Woy,"

"Bi, malem ini Fiya nginep disini," teriak gadis itu.

"WOY, DENGERIN GUE NAPA?"

^^^

"Eunghhh," lenguh seorang gadis menggeliat dalam tidurnya. Matanya mengerjap beberapa kali untuk mengembalikan kesadarannya.

'Ah, iya. Gue nginap di rumah Arfa,'

Ia duduk dari tidurnya dan mengucek matanya pelan. 

Tiba-tiba, pintu kamar itu terbuka. "Woy, Fi. Cep___ Oh, udah bangun ternyata," Arfa tengah berdiri disana dengan berada di kepala.

"Hmm? Lu udah mandi? Jam berapa sih ini?" tanya gadis itu bergumam.

"Udah jam 6 bego. Sana turun! Dah disamperin supir lu tuh dibawah,"

Fiya menghela nafas panjag dan turun dari atas kasur. Ia kembali menguap saat merasakan dinginnya lantai.

"Makasih tumpangan tidurnya,"

"Hm. Udah sana! Ah, iya. Gue ini nanti dijemput Aldo. Jadi, lu nggak perlu jemput gue nanti," ucap Arfa sambil menyisir rambut.

"Hm. Iya deh, iya," jawab Fiya malas lalu keluar dari kamar.

"Ih, nggak cuci muka dulu apa?" tanya Arfa. Tapi sia-sia karena Fiya sudah melenggang pergi dari sana.

Di luar kamar, mama Arfa tengah duduk di meja makan sambil memberesi piring disana.

"Oh, om udah berangkat bi?" tanya gadis itu menghampiri.

"Eh, Fiya. Iya udah. Baru aja,"

Fiya manggut-manggut. "Fiya pamit dulu deh. Makasih ya makanan sama dibolehin nginep semalem, hehe," cengir gadis itu mengulurkan tangan ingin bersalaman.

Action (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang