Action#27

21 5 0
                                    

Malam acara yang diselenggarakan papa Ajay pun tiba.

Kini di kamarnya, Fiya sedang duduk di depan meja riasnya. Dua orang pelayan sedang membantu gadis itu untuk berdandan.

"Em, emang harus gini ya? Kasih bedak sama lipstik aja udah. Harus seribet ini, ya?" tanya sekian kalinya.

"Harus, non. Non Fiya kan anaknya pak Brian. Jadi harus kelihatan cantik juga,"

"Iya, non. Penampilan itu penting," jawab kedua palayan tadi.

"Kan, nanti juga pulang terus dihapus juga riasannya. Gabanyak juga nggak papa,"

"Ini dressnya udah sampe, non," ucap salah satu pelayan membawa sebuah dress berwarna maroon.

"Nah. Tepat banget udah selesai ngeriasnya. Ayo, non. Saya pak___"

"Nggak, nggak, nggak. Fiya pake sendiri. Kalian diluar,"

"Tapi,"

"Oke, Fiya ganti dulu. Kalian diluar bentar, ya," ucap Fiya mendorong pelan pelayan-pelayan itu agar keluar.

Fiya menutup pintu dan menghela nafas panjang. Ia menoleh ke arah dress yang diantar pelayan tadi.

"Hmm," mata Fiya mengoreksi pakaian itu. "Udahlah, gue nggak bisa nilai," ucapnya lalu mulai melepas pakaiannya dan menggantinya.

Beberapa menit kemudian, gadis itu berdiri di depan cermin sambil menilai penampilannya.

"Kalian udah boleh masuk, lho!"

Dan pelayan-pelayan itu pun membuka pintu.

"Y___ya ampun, non. Bagus banget,"

"Non Fiya cantik banget,"

"E___eh, jangan gitu dong! Malu," jawab Fiya gagap.

Salah satu pelayan itu tertawa pelan. "Kenapa malu, non? Udah cantik, kok. Bentar, saya tata rambutnya,"

"Perlu ditata juga? Ribet amat ya," hela nafas Fiya.

"Bentaran doang kok, non," ucap pelayan itu mulai menata rambut Fiya.

"Panggil aja, Fiya dong! Nggak perlu non, nggak papa,"

"Mana bisa? Non Fiya kan atasan kita disini,"

"Non, udah siap? Tunangannya non Fiya udah sampe,"

"Zaky?"

Pelayan tadi mempercepat merias rambut Fiya. "Udah selesai,"

"Makasih," Fiya berdiri dari kursinya dan berjalan keluar dari kamar menuju tangga.

"Kita beruntung ya, dapet majikan baik kayak non Fiya," ucap pelayan tadi melihat punggung Fiya.

"Iya,"

"ZAKY, LU UDAH LAMA?" teriak gadis itu saat melihat cowok itu sedang duduk bersama Brian dibawah.

"Fiya, jangan teriak-teriak gitu!" ucap Brian.

Zaky menoleh ke arah Fiya. Cowok itu mengenakan jas berwarna hitam rapi.

'Hm, dia ganteng ya. Emang udah ganteng, sih,' batin Fiya.

Zaky terpaku pada penampilan gadis itu. Tidak ia sangka Fiya cocok mengenakan dress seperti sekarang.

"Mama mana, pa?" tanya Fiya saat sudah sampai dibawah.

"Belum pulang. Paling satu jam lagi. Katanya, ehem. Fiya suruh jangan lari-lari di pesta! Jangan kemaleman pulang! Sama Zaky terus! Nggak boleh keluyuran seenaknya! Gitu," ucap Brian.

Action (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang