Action#14

26 6 0
                                    

"Hachuu," bersin Fiya saat memasuki rumah.

"Baru sampe rumah kamu? Lama amat," tanya Rikka yang turun dari tangga lantai atas.

Fiya mengusap ingusnya yang keluar dengan sapu tangan di sakunya. "Iya lah, ma. Orang Fiya jalan ka___ hachuu," bersin gadis itu lagi.

"Kenapa kamu? Pilek?" tanya wanita itu menghampiri putrinya.

"Ng___hachuu,"

"Papa pulang," suara Brian memasuki rumah. "Kenapa nih ngumpul disini?"

"Hachuuu," bersin Fiya lagi.

"Eh, Fiya kenapa?" panik Brian langsung menghampiri putrinya itu.

Rikka menyentuh dahi Fiya. "Agak panas gitu,"

"Masa sih, ma?" Fiya pun ikut-ikut menyentuh dahinya. 'Apa gegara gue kecapekan tadi di sekolah?'

"Kamu sih, kenapa ke kantor papa nggak sama supir coba," omel Brian.

"Kan sekalian jalan-jalan, papa,"

"Kan udah malem dingin. Harusnya sama supir aja dong,"

'Disini mamanya siapa, ya? Kok malah suami gue yang bawel?' batin Rikka melihat Brian. 

"Eh? Fi, itu jaket siapa?" sadar Rikka melihat jaket asing yang dipakai gadis itu.

"Hm? Oh, jaket si Zaky," jawab Fiya sambil mengusap ingus di hidungnya.

"Zaky? Kamu main sama dia?" tanya Brian.

"Nggak, pa. Tadi nggak sengaja ketemu di jalan. Anaknya abis les,"

"Hmm. Kalo gitu kamu sana masuk kamar! Nanti biar dibuatin teh anget," suruh mamanya.

Fiya mengangguk karena ingusnya yang terus-terusan mencoba keluar. 

"Tidur yang nyenyak, sayang," ucap Brian mengelus kepala anaknya itu.

"Iya, pa,"

Ia pun berjalan menuju kamar. Sesampai di kamar, ia melepas kucirannya dan kacamatanya. Ia juga melepas jaket yang ia gunakan. 

"Tumben amat dia baik sama gue," gumam Fiya menatap jaket berwarna cokelat itu.

Fiya mendekatkan jaket itu ke hidungnya dan megendusnya. "Hachuu," bersinnya saat mencium aromanya. 

"Wangi sih wangi, tapi jangan sampe bikin bersin juga kali," ucapnya seraya kembali membersihkan hidungnya. 

"Eh, buset," kagetnya saat melihat ingusnya ada di jaket Zaky. "Biarin deh. Nanti minta bi Aya masukin ke mesin cuci," 

Fiya pun meletakkan jaket milik Zaky di tumpukan paling atas. Baru saja ia berbalik ingin menuju ranjangnya, terdengar suara pintu yang terbuka.

"Non, ini tehnya," ucap seorang wanita yang menjadi pembantu disana.

"Eh iya, bi. Makasih," kata Fiya menerima teh hangat itu. 

"Kalo gitu, nona tidur dulu sana! Bukannya non pilek?"

Fiya hanya terkekeh sebagai jawaban.

"Kalo gitu bibi tinggal kel___"

"Eh bi Aya, bentar!" potong Fiya.

"Iya?"

"Itu, Fiya nitip ini ke mesin cuci dong," ucapnya memberikan jaket Zaky.

"Oh, kirain apa," bi Aya mengambil jaket itu.

"Makasih bi,"

Bi Aya mengangguk dan keluar dari kamar Fiya. Setelah Fiya mengganti bajunya dengan baju tidur, Fiya juga beranjak menuju tempat tidurnya, karena kepalanya agak pusing juga. Gadis itu pun mematikan lampu kamar dan memejamkan matanya.

Action (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang