Action#34

18 4 0
                                    

"Kamu, bikin dahi adek kamu benjol gini?" tanya Rikka.

"Aduh, duh! Iya, ma. Fan nggak sengaja,"

Kini, satu keluarga Fiya dan Zaky tengah berkumpul di rumah Arka. Sepulang sekolah, ketiga anak itu dijemput supir pribadi keluarga Fiya lalu tanpa mereka sadari, mereka dibawa langsung ke rumah Arka.

Melihat dahi Fiya yang benjol gara-gara Fan, Rikka menjewer telinga anak itu sampai melar.

"Jadi, om Brian. Fan, ini beneran kakaknya Fiya?" tanya Zaky.

Brian tersenyum dan mengangguk. "Tanya aja papa kamu! Papa kamu loh udah tau,"

Zaky menoleh ke papanya dengan tatapan bertanya. "Papa udah tau? Kok pas Zaky curhat, papa pura-pura nggak tau?"

"Papa jelas udah tau seluk beluk keluarga tunangan kamu, lah. Pas Fan lahir juga, papa ikut lihat. Papa emang sengaja nggak bilang ke kamu, buat ini," jawab Arka.

"Kak Vikry juga tau?" tanya Zaky.

"Nggak. Papa nggak ngasih tau Vikry juga,"

"Kok nggak ngasih tau sih, pa? Kan asik kalo ngetawain dia pas curhat dulu," protes Vikry.

"Soalnya kamu sering keceplosan,"

"Uhuk," Vikry pura-pura batuk mendengar fakta itu.

"Terus, kenapa Fan nggak tinggal sama om sama tante?" tanya Zaky lagi. Jujur, saat ini muncul banyak pertanyaan di benak cowok itu.

"Dia sengaja om sekolahin di luar kota. Biar dia bisa latihan mandiri," jawab Brian.

"Ditambah, ini anak jahilnya minta ampun. Dia kadang masih sering jahilin orang lain. Teman SMP nya aja pernah masuk puskesmas gara-gara dia nendang kursi yang mau temennya dudukin," tambah Rikka menoleh pada Fian yang mengerucutkan bibirnya sambil mengelus telinga. "Dia juga terlalu manja sama Fiya. Mau di deket adiknya terus. Fiya juga gitu. Makanya, tante sama om sekolahin dia di beda kota,"

Zaky manggut-manggut. Akhirnya semua pertanyaannya terjawab hari itu.

Ia menoleh ke arah Fan.

Fan juga menoleh ke arah cowok itu lalu nyengir kuda.

"Yang bikin rencana jadiin Fan pacar Fiya, ya Fan sendiri. Dia bilang pengin tau tunangan yang kita pilihin buat Fiya kayak gimana. Makanya, rencananya nunggu dia selesaiin sekolah dulu, sekalian pulang," ucap Arka.

Rikka menoleh pada anak putrinya itu. "Pusing?"

Fiya menggeleng singkat.

"Maap ya, Fi. Kakak lu tersayang ini nggak sengaja," ucap Fan.

Fiya menatap tajam cowok satu itu.

'Ternyata dia marah,' pikir Zaky dalam hati.

"Jadi, kamu abis ini kuliah ya Zak?" tanya Brian.

"Iya om," jawab Zaky mantap.

"Lu mau kuliah dimana?" tanya Fan.

"Di UNZERA,"

"Loh, pa? Bukannya papa bilang, Fan juga bakal kuliah di yang namanya Zera itu?" tanya Fan pada Brian.

"Jadi satu kampus dong, nanti," kekeh Rikka.

"Enaknya. Gue masuk kampus dulu aja satu biji anakpun nggak ada yang gue kenal," ucap Vikry sok sedih.

"Zak, ayo bantuin gue bawa oleh-oleh di kamar gue. Akhirnya satu tas penuh oleh-oleh di kamar gue bakal ilang," ajak Fan. Ia berdiri dari sofa dan berjalan meninggalkan ruangan.

Action (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang