21. Gripping atmosphere

8.3K 1.1K 373
                                    

"Kalalisa!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalalisa!"

Suara itu menyelinap masuk begitu tajam di indera pendengaran Lisa. Lisa sempat tertegun dan berusaha mengedipkan matanya berkali-kali. Terkejut mendapati pemilik suara yang sangat dikenalnya itu berdiri menjulang berjarak beberapa meter dari tempatnya berdiri.

Reyden, entah kenapa dan bagaimana bisa pemuda itu bisa ada di sana sekarang. Berpakaian seragam sekolah dengan lengan yang masih dibalut gips dan juga memakai bantuan arm sling. Tengah menatap Lisa lurus dengan raut wajah yang setia terpatri dingin dengan sorot mata tegas dan tajam.

Padahal baru kemarin sore Lisa mendapati Reyden yang masih terpincang-pincang cara jalannya. Pun juga pemuda itu yang kemarin merengek meminta keramas karena katanya belum bisa melakukannya sendiri, namun sekarang Lisa justru sudah mendapati presensi Reyden di sekolah.

Tentu Lisa terkejut dengan kehadiran Reyden yang dirasa tiba-tiba itu. Lisa tidak tahu kalau Reyden sudah kembali bersekolah hari ini. Bintang dan Kun juga tidak mengabarinya perihal ini, apalagi Reyden yang mana mau sekedar mengirim pesan singkat padanya.

Selain mengirim spam pesan menyuruhnya ini-itu dan menanyakan keberadaan atau kealpaannya di rumah pemuda ituㅡReyden mana mau bertanya hal lainnya lagi. Karena ketidaktahuannya itu, Lisa seperti sedang diberi kejutan hari ini dengan Reyden yang sudah kembali bersekolah.

Sebenarnya bukan hanya keberadaan Reyden yang tiba-tiba sudah masuk sekolah dan mengusik pikiran Lisa, melainkan kondisi pemuda itu. Seingat Lisa, dokter pribadi Reyden pernah berkata kalau Reyden diperbolehkan kembali ke bangku sekolah perkiraan satu minggu lagi, bahkan paling lama bisa sampai satu bulan. Namun baru cuti lebih dari seminggu saja Reyden sudah kembali masuk sekolah. Padahal Lisa tahu betul kondisi Reyden masih belum pulih sepenuhnya.

Tetapi mengingat Reyden dengan sikap keras kepalanya tak lagi membuat Lisa heran. Sebenarnya Lisa memang sempat mendengar keluhan Reyden yang ingin segera kembali bersekolah dua hari yang lalu. Katanya bosan di rumah terus, pegal kalau hanya istirahat saja. Lisa tidak menyangka saja kalau Reyden benar-benar secepat itu kembali bersekolah.

Lisa masih berdiri di tempatnya semula, dan mendadak Lisa membeku ketika Reyden berjalan mendekat ke arahnya. Dan seolah seperti kecepatan cahaya, Reyden tiba-tiba sudah saja berdiri menjulang di hadapannya.

Biasanya tatapan tajam itu selalu menjadi makanan sehari-hari bagi Lisa, namun untuk hari ini mendadak terlihat berbeda. Tatapan yang jauh lebih tajam dari hari biasanya itu Reyden layangkan persis ke seseorang di sebelah Lisa. Mendadak Lisa mengingat kalau  dirinya sekarang tidak sendirian, melainkan masih ada sosok Ennuarta di sampingnya.

Ennuarta yang ditatap setajam itu tetapi justru Lisa yang mendadak kikuk dan merinding. Reyden bahkan tidak berbicara barang sepatah kata pun, namun hanya dengan sorot matanya saja mampu menguliti hingga ke tulang-tulang.

Lisa kini tersadar ternyata Reyden memang semenyeramkan itu.

Entah karena baru menyadarinya atau memang tidak sempat memperhatikan, bisikan-bisikan kurang ajar tadi juga mendadak senyap bahkan sejak Reyden memanggil nama Lisa. Yang jelas Lisa bisa menangkap pemandangan mulut murid-murid yang berada di sekitar mereka langsung terkatup rapat. Raut wajah sinis mereka tadi juga mendadak sirna tergantikan wajah pucat. Dan entah kenapa, Lisa malah merasa aman dengan itu. Seolah merasa senang karena Reyden berhasil menampar mulut mereka hanya dengan aura intimidasinya saja.

FAKE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang