15. The other side

8.9K 1.2K 222
                                    

Selepas insiden Lisa yang tadi reflek menendang lutut Reyden, Dokter dan seorang perawat kembali dipanggil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas insiden Lisa yang tadi reflek menendang lutut Reyden, Dokter dan seorang perawat kembali dipanggil. Bahkan tidak membutuhkan waktu 5 menit, keduanya sudah sigap menyelinap masuk ke kamar inap yang ditempati Reyden.

Bukan apa-apa, hanya saja si Bintang dan si Kun yang terlampau berlebihan. Mereka berdua tadi seperti orang kesetanan melihat lutut Reyden yang kembali mengeluarkan banyak darah. Akibatnya, mereka berteriak heboh meminta pertolongan layaknya Reyden sedang sekarat menemui sang Pencipta.

Meski tadi Reyden sempat meringis kesakitan namun ekspresinya tidak se-lebay Bintang dan Kun. Hanya berteriak dan mengumpat, selebihnya hanya memberikan pelototan tajam ke Lisa.

Sementara Lisa yang notabene adalah si pelaku tentu saja merasa bersalah. Lisa tadi sebal karena Reyden ikut melebih-lebihkan kesalahpahaman. Karena kesal bercampur malu, jadi lah Lisa yang reflek menendang lutut Reyden. Lisa lupa kalau lutut Reyden sedang terluka. Lisa sengaja namun bisa dibilang juga tidak sengaja, tingkahnya tadi hanya sebagai bentuk menyalurkan kekesalan. Namun siapa sangka ulahnya itu justru membahayakan Reyden.

Saat melihat darah yang kembali merembes Lisa pun ikutan panik. Merasa bersalah karena bertindak sebodoh itu. Takut juga karena ulahnya itu, luka Reyden semakin parah. Dan yang dilakukan Lisa hanya bisa meremas rok yang gadis itu kenakan sembari menunduk, menyembunyikan wajah khawatirnya. Meskipun wajah pucat itu kentara sekali menyelimuti paras cantiknya.

"Ini lukanya kenapa bisa robek lagi? Ini belum genap satu jam lho saya jahit tadi Kamu habis salto ya, Mas?" ucap sang Dokter, mengomentari lutut Reyden. Sembari tangannya terus bergerak menghentikan perdarahan di lutut Reyden. Sementara sang suster menyiapkan jarum suntik untuk kembali memberikan obat bius di lutut pasiennya itu.

"Lebih dari salto Dok tadi. Masalah rumah tangga, ngeri pokoknya." celetuk Kun mgawur. Pemuda itu itu sedang duduk di sofa pojok, mengamati kegiatan sepasang Dokter dan Perawat itu. Semenjak Lisa menendang Reyden tadi Kun dan Bintang jadi mendadak kalem. Mungkin takut ikutan kena tendangan maut oleh Lisa.

Dokter perempuan itu hanya bisa membalas dengan tertawa karir. Renyah sekali mendengar suara tawa dari seseorang yang masa depannya sudah terjamin cerah. Bu Dokter dan asistennya itu lantas menoleh ke arah Lisa. Entah apa yang mereka berdua pikirkan, keduanya menggeleng-geleng samar. Mungkin, prihatin atau merasa lucu?

"Pacarnya galak ya, Mas?"

"Banget, pake nanya."

Jawaban ketus yang terlontar dari Reyden membuat sepasang tenaga medis itu terkikik geli. Bintang dan Kun hanya bisa geleng-geleng kepala karena sudah hafal dengan segala tingkah dan sikap Reyden. Dengan orang baru saja Reyden tidak ada sopan dan segannya. Namun saat bersama Lisa, Binatang dan Kun akui Reyden tidak sekaku dulu.

"Tapi biasanya yang kayak gitu yang awet dan langgeng loh, Mas. Keliatannya galak, cuek, dan nggak pedulian, eh ternyata malah dia yang paling bucin."

Celetukan itu membuat Reyden dengan cepat menoleh. Menatap Perawat itu yang tiba-tiba juga ikutan menyahut. Bukan merasa tersindir atau apa, hanya saja Reyden merasaㅡini rumah sakit atau psikiater sih?! Sok tau banget jadi Perawat. Dari tadi Perawat yang bertugas mengurusnya tidak ada yang benar. Yang tadi ganjen spek ani-ani, yang ini spek dukun.

FAKE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang