"Lisa lo nggak ikut ke kantin?"
Lisa yang masih sibuk membereskan buku-bukanya menggeleng. "Enggak Ros, gue mau ke ruang OSIS dulu. Kalian duluan aja, nanti gue nyusul."
Rosa pun mengangguk lantas berpamitan terlebih dahulu ke Lisa diikuti teman-temannya yang lain. Setelah mereka pergi barulah Lisa memutuskan keluar kelas.
Tatapan sinis dan penuh penilaian terus Lisa dapatkan sejak tadi pagi. Tentu saja karena gosip antara dirinya dan Reyden yang menghebohkan SMARTA kemarin. Tak sedikit orang yang kedapatan membicarakan Lisa. Melayangkan komentar menohok yang merendahkan dan berkata kalau gadis murahan sepertinya tidak pantas untuk laki-laki seperti Reyden.
Meskipun Lisa terlihat acuh dan tak ambil pusing namun perkataan mereka cukup membuat Lisa merasa tak nyaman. Lisa tidak terbiasa dan tidak suka dijadikan bahan pembicaraan. Dan terlebih itu melibatkan Reyden yang jelas-jelas tidak ada hubungan apa-apa dengannya. Namun mengingat dengan lancangnya Lisa berucap kemarin membuat Lisa benar-benar dilanda rasa bersalah.
Lisa memutuskan mengabaikan mereka dan berlalu cepat dari sana. Mereka sungguh tidak punya malu, jelas-jelas topik yang mereka bicarakan orangnya ada di depan mata. Namun mereka seolah tidak merasa bersalah dan nampak begitu santai menggunjingkan orang di hadapannya. Bahkan beberapa kali mereka melemparkan tatapan sinis pada Lisa. Sungguh menyebalkan.
"Eh, hai Lis."
Lisa yang memang sedari tadi berjalan menunduk reflek mendongakan kepala. Pergerakan tangannya yang hendak membuka handle pintu tertahan, berganti menatap laki-laki yang Lisa ketahui adalah teman dekat Reyden. Handaru Bintang, pemuda itu baru saja keluar dari ruang olahraga. Lisa tersenyum kikuk membalas dengan canggung. "Oh, iya. Hai."
Tak berselang lama disusul satu laki-laki lain ikut keluar ruangan, dia adalah Reyden. Sempat beradu tatap dengan Lisa dan juga Bintang, menatap keduanya bergantian.
"Rey, cewek lo nih. Disapa dong pacarnya. Hai babe, atau hai sayang, gitu misal. lempeng amat tuh muka."
Bintang, pemuda itu menyenggol lengan Reyden dan mencoba mengompori. Gemas dengan tingkah sejoli ini yang saling berdiam-diaman. Lagi satru apa bagaimana, dah? Tidak ada uwu-uwunya sama sekali. Jadi jangan salahkan Bintang kalau pemuda sipit itu senang sekali menggoda mereka.
Lisa hanya bisa berdiam kikuk di tempat. Kebetulan sekali ruang OSIS dan ruang olahraga memang bersebelahan, dan Lisa tidak menyangka akan bertemu dengan Reyden dan Bintang lagi di sini. Sungguh kebetulan yang awkward sekali.
"Jadi ke kantin apa nggak?!" tanya Reyden ngegas, mengalihkan pembicaraan. Menatap Bintang kesal yang terus menerus meliriknya dan juga melirik ke arah Lisa. Reyden tahu betul kalau Bintang tengah menggodanya. Atau mungkin malah mengejeknya. Teman sialan!
"Marah-marah mulu. Jadilah. Pacar lo, nggak diajak sekalian?"
Meskipun status sebenarnya Lisa bukan pacar Reyden namun ekor mata Reyden tetap bergerak melirik Lisa yang juga sama halnya dilakukan Lisa. Saat keduanya tertangkap basah saling terlibat pandang buru-buru keduanya mengalihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE BOYFRIEND
FanficNatasha Kalalisaㅡharus terjebak dengan permainan yang diciptakan gadis itu sendiri. Kejadian tak terduga mempertemukannya dengan laki-laki bernama Reyden Wang. Dirasa menemui seseorang yang tepat, muncul lah ide gila milik Lisa yang meminta laki-lak...