22. Confused

9.2K 1.1K 255
                                    

Sepasang mata milik seorang pemuda sedari tadi tidak henti-hentinya menatap bangku kantin yang berjarak cukup jauh dari tempat duduknya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang mata milik seorang pemuda sedari tadi tidak henti-hentinya menatap bangku kantin yang berjarak cukup jauh dari tempat duduknya sekarang. Kedua bola mata legamnya pun memandang lurus ke lima insan manusia yang tengah sibuk dengan nampan masing-masing. Jemari pemuda itu tidak bisa tinggal diam, diketuk-ketukannya di atas meja. Pertanda kalau otaknya sedang dipaksa untuk bekerja memikirkan sesuatu.

Meski terdapat lima orang di bangku seberang sanaㅡhanya dua orang saja yang berhasil mengalihkan fokus dan perhatiannya. Natasha Kalalisa dan pemuda di sebelahnya, Reyden Wang. Sepasang kekasih itu sungguh menggangu jalan pikiran dan penglihatannya.

Entah apa yang sedang pemuda itu pikirkan. Sejak kaki jenjangnya melangkah memasuki area kantin, mereka berdua lah yang berhasil mencuri perhatiannya, bahkan sudah dari sebelum-sebelumnya. Terlebih saat insiden nampan melayang tadi. Berhasil menghentikan langkah kakinya hingga mematung sebentar di pintu masuk. Menyaksikan bagaimana hanya dengan sebuah teriakan menggema dari seorang Reyden, mampu menjungkir balikan keadaan kantin beserta seisinya.

Dan pemuda itu terlihat tidak suka dengan itu. Terlebih dengan apa yang terlontar dari bibir Reyden, seakan ikut mempermalukannya walau kenyataannya tidak membawa-bawa namanya.

"Lo beneran suka dia?"

Pertanyaan itu terlontar dari sosok di sebelahnya. Pemuda itu menoleh sebentar, baru menyadari kalau seseorang di sebelahnya itu ikut memperhatikan apa yang menjadi objek penglihatannya.

"Kenapa nggak?" balasnya, sembari menyantap hidangan makan siang di nampan miliknya. Kedua matanya masih terfokus pada objek manusia di ujung sana. Bersamaan dengan itu, netra matanya menangkap tangan Lisa yang bergerak menyuapi makan sang kekasih. Merasa sedikit kesal hanya karena melihat pemandangan itu.

Sepertinya, jawaban yang pemuda itu lontarkan tadi tidak cukup puas bagi seseorang yang berada di sebelahnya. Seseorang yang berstatus sahabat pemuda itu, menatap dengan tatapan menelisikㅡmungkin bingung maksud dari perkataannya. "Kenapa?" tanyanya.

Dapat dilihat kalau sahabatnya itu menggeleng sebentar sebelum kembali berujar. "Tapi dia udah punya pacar, lo seriusan suka dia?"

Senyum tipis terlukis jelas di sudut bibirnya. Tanpa harus menatap sang lawan bicara, pemuda itu kembali menimpali. "Gue nggak pernah main-main sama omongan gue. Lagi pula, yang lo liat itu nggak seperti apa yang lo pikir."

"Maksud lo?"

Lagi-lagi senyuman manis itu yang ditampilkan. "Rahasia. Gue tau rahasia mereka. Jadi, sangat mudah buat gue acak-acak, kan?"

"Hah?"

Nampaknya jawaban dari pemuda itu berhasil membuat ketiga pemuda lain yang kebetulan juga duduk di meja makan itu sama bingungnya.

Tidak ada lagi sahutan. Hanya senyum tipis yang lagi-lagi ditunjukan. Pun dengan kalimat itu menjadi bahan perbincangan terakhir sebelum seseorang dengan sejuta pesona itu memilih berlalu. Meninggalkan keempat pemuda lainnya yang hanya bisa menghela nafas. Memandang punggung yang perlahan berjalan menjauh itu dengan pikiran bercabang.

FAKE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang