Ternyata hanya mimpi.
Begitu lah anggapan dan sedikit harapan dari gadis berponi yang kini masih termenung memandang kosong lantai tempat kakinya berpijak. Otaknya mungkin saja berpikir kejadian tadi hanya lah sebuah delusi. Faktanya, perkelahian brutal dan perpisahan tadi sungguh-sungguh terjadi. Natasha Kalalisa, gadis itu tiba-tiba merasa ditarik kembali lagi ke muka bumi. Memaksa me-reka ulang kejadian yang barusan terjadi.
Kaki Lisa tiba-tiba terasa menggigil. Kedua tangannya tanpa sengaja saling bertaut, meremasnya diliputi dengan perasaan gugup. Pandangan matanya beberapa kali bergantian mengamati lantai dan pintu UKS yang dibiarkan terjeblak terbuka lebar. Seseorang baru saja pergi berlalu namun tubuh Lisa senantiasa masih diam membatu.
"Lalisa, kita selesai."
"Kita selesai."
Dua penggal kata itu terus terngiang. Lisa masih berusaha mencoba mencerna namun kepalanya sudah terlalu pusing dengan perkelahian yang tadi dilihatnya. Ingin bertanya tentang kebenarannya pun seseorang yang tadi mengucapkan kata-kata itu sudah lebih dulu menghilang entah ke mana.
Sekelebat perasaan sedih mendadak menyerang mengisi relung hati Lisa. Tangannya terulur, menyentuh dada bagian kirinya. Sakit, itu yang Lisa rasakan. Terlebih mengetahui seseorang yang baru saja pergi meninggalkan ruangan tadi adalah sumber dari rasa sakit terbesarnya sekarang ini.
"Lisa..."
Seseorang baru saja memanggil dengan nada terselip erangan kesakitan. Suara itu sukses mengingatkan Lisa bahwa meski seseorang baru saja meninggalkan ruangan, Lisa tetap tidak sendirian.
Tubuh Lisa berbalik, memandang sendu ke seseorang yang berbaring lemah di kasur UKS dengan wajah babak belur. Terlihat susah payah memaksa mendudukkan diri meski tubuhnya terasa remuk dan nyeri.
Lisa hanya memandangnya dari tempatnya berdiri, tidak memiliki niatan membantu.
"Lisa?"
Ennuarta kembali memanggil. Pemuda itu sedikit meringis merasakan bibirnya yang terasa perih dan ngilu saat digunakan untuk berbicara. Tidak menyangka tinjauan Reyden akan sangat menyakitkan seperti ini.
Ennuarta tiba-tiba menyesal telah mencari ribut dengan mantan sahabatnya itu kalau pada akhirnya berakhir mengenaskan seperti ini. Tubuh Ennuarta terasa remuk dan mati rasa. Ennuarta pun juga yakin, membutuhkan waktu cukup lama untuk proses pemulihan tubuhnya. Sialan!
"Lisa, gue minta maaf."
Hanya kalimat itu yang mampu Ennuarta ucapkan. Selain tidak tahu ingin mengucapkan apalagi, bibir pemuda itu juga sangat sulit digunakan untuk berbicara. Ennuarta sendiri cukup tahu akan kesalahan yang sengaja dibuatnya. Namun terkait ciuman sepihaknya tadi, Ennuarta tidak menyesal telah berhasil mencuri dan menjadi orang pertama yang merasakan bibir Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE BOYFRIEND
FanficNatasha Kalalisaㅡharus terjebak dengan permainan yang diciptakan gadis itu sendiri. Kejadian tak terduga mempertemukannya dengan laki-laki bernama Reyden Wang. Dirasa menemui seseorang yang tepat, muncul lah ide gila milik Lisa yang meminta laki-lak...