12. Confess

7.9K 1.1K 163
                                    

"Ini, Pak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini, Pak."

Lisa meletakan tumpukan buku tugas Fisika di atas meja kerja Pak Helmiㅡguru Fisika di kelasnya. "Total 29 dari 30 siswa. Jean tidak masuk karena sakit, jadi tidak mengumpulkan." terangnya, lantas memberingsut mundur satu langkah.

Pak Helmi mengangguk paham. Tangannya kemudian terulur untuk memindahkan tumpukan buku itu untuk berbaur dengan tumpukan buku tugas kelas 2 IA lainnya. Lantas menatap muridnya itu. "Terima kasih, Lisa."

Lisa mengangguk sembari menunduk sopan. "Kalau tidak ada keperluan lagi, saya permisi Pak."

Setelah mendapatkan anggukan, barulah Lisa keluar dari ruangan Pak Helmi.

Lisa melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah. Dilihatnya beberapa kelas yang gadis itu lewati hanya menyisakan beberapa siswa saja dan bahkan nyaris kosong. Maklum saja, sekarang memang waktunya jam istirahat. Kalau saja tadi Lisa tidak diperintahkan Pak Helmi untuk membawakan buku tugas teman-temannya, Lisa mungkin sudah melipir ke kantin bersama dengan teman-temannya. Memakan santapan makan siang bersama mereka di sana.

Dan sekarang, Lisa akan menyusul mereka seperti apa yang dibilangnya tadi. Tadi memang Lisa menyuruh teman-temannya untuk langsung ke kantin, tidak perlu menunggunya. Jadi, Lisa hanya tinggal menyusul saja.

Mata Lisa memincing saat melewati koridor dan terarah ke lapangan. Lebih tepatnya ke arah undakan tribun yang terisi banyak murid perempuan. Bahkan beberapa siswa yang kebetulan melewatinya pun ikut menjeda sebentar langkah kaki mereka untuk sekedar menoleh ke arah lapangan. Layaknya seperti ada perlombaan, mereka akan berseru girang saat ada salah satu siswa yang sedang memainkan bola basket, sukses memasukan bola ke ring basket.

Melihat itu otomatis Lisa ikut menghentikan langkah kakinya. Menonton sebentar tidak akan membuatnya terlambat makan siang, kan.

Pandangan Lisa tertarik untuk ikut menyaksikan pertandingan bola basket di lapangan outdoor sekolah. Rupanya, mereka dari kelas 2 IA 5 yang tengah melangsungkan pelajaran olahraga. Terbukti dari mereka yang mengenakan pakaian olahraga. Jam pelajaran memang sudah usai namun menjadi kebiasaan setiap kelas akan mengulur waktu lebih lama kalau itu tentang olahraga. Entah itu sekedar melanjutkan olahraga atau bermain-main seperti yang Lisa lihat sekarang.

Mulut Lisa secara reflek tak sengaja terbuka dan ikut terperangah saat melihat skill bermain basket mereka. Memandang takjub bagaimana mereka bermain dan juga sorakan-sorakan yang tercipta dari siswa yang berada di tribun penonton.

SMA Garda Pelita memang terkenal dengan prestasi murid-muridnya di berbagai macam bidang. Terlebih dalam bidang non akademik seperti basket, yang hampir setiap tahun selalu menyumbangkan minimal tiga mendali dari berbagai macam tournamen. Meski bukan dari tim inti basket sekolah sekali pun, murid-murid lain juga sangat jago dalam urusan basket. Intinya bola basket menjadi urutan teratas olahraga favorit di SMARTA.

FAKE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang