9. Six dates

7.4K 1.1K 132
                                    

Lisa melirik jam yang menggantung di dinding kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa melirik jam yang menggantung di dinding kamarnya. Sudah hampir menunjukan pukul tujuh malam. Gadis itu mendesah lemah. Menunggu seseorang yang tak kunjung datang ataupun sekedar mengiriminya pesan. Sementara ponselnya sedari tadi terus berdering baik itu telpon maupun pesan masuk dari teman-temannya. Menanyakan dimana keberadaannya sementara mereka semua sudah tiba di tempat janjian, menunggunya di sana.

Iya. Sesuai janji dan kesepakatannya kemarin, Lisa dan teman-temannya keluar untuk malam mingguan. Tentu saja harus bersama pasangan masing-masing. Dan Lisa sedang menunggu kehadiran Reyden. Pemuda itu belum kunjung datang juga sedari tadi.

to : Pacar

rey |

reyden |

dimana? |

rey lo nggak lupa kan? |

udah jam 7 lebih rey |

reyden? |


Bahkan tanpa rasa malu Lisa mengirim spam pesan ke Reyden duluan. Gadis itu rela mengesampingkan ego dan rasa malunya kali ini hanya untuk menepati janjinya. Namun rentetan pesan yang sudah Lisa kirim sejak setengah jam yang lalu pun tak kunjung dibalas. Parahnya lagi Reyden juga belum membacanya.

Lagi, Lisa menghela nafas. Memilih merebahkan diri di kasur queen size miliknya. Sesekali melirik ponselnya berharap Reyden segera menghubunginya. Panggilan secara bergantian dari teman-temannya pun Lisa abaikan. Tahu kalau mereka kesal padanya atau parahnya lagi mungkin mereka marah padanya. Lagi-lagi Lisa membuat mereka kecewa. Ingkar janji dan tentunya berbohong.

Lisa menerawang jauh. Menerka-nerka apakah Reyden bisa datang atau tidak. Buruknya hasil penerawangannya mengatakan kalau pemuda itu tidak datang. Setelah dipikir-pikir, tentu saja Reyden mana mau menuruti permintaan anehnya. Ikut berkencan bersama teman-temannya dengan status pacaran hanya pura-pura, sangat aneh sekali bukan.

Tetapi Lisa juga menaruh penuh harap. Reyden kemarin sudah berjanji mau membantunya, tidak salah kan Lisa berharap Reyden bisa datang. Bahkan kemarin Lisa rela membayar makanan dan akan bersedia melakukan apa saja untuk Reyden. Namun Reyden tak kunjung menampilkan batang hidungnya sampai sekarang.

Jadi benar ya, Reyden tidak bisa menjemput dan tidak mau menemaninya berpura-pura kencan di depan teman-temannya?

Lisa kembali meraih ponsel di samping tubuhnya. Kembali berniat mengirimi pesan untuk Reyden. Namun belum sempat jarinya bergerak di papan keyboard, mata Lisa baru saja mendapati dua centang biru disana. Tak berselang lama mata Lisa membola disusul mulutnya yang bergerak melebar saat Reyden sedang mengetik. Dan seolah menjadi akhir penantiannya, Reyden akhirnya membalas pesannya.

FAKE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang