14. Misunderstanding

9.1K 1.2K 292
                                    

"Biar pacar saya aja yang gantiin baju!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biar pacar saya aja yang gantiin baju!"

Haa?!

Lutut Lisa rasanya lemas mendengar kalimat yang keluar dari mulut Reyden. Matanya juga tersorot tajam menatap Reydenㅡyang tanpa bersalah justru melempar tatapan berang ke sang Perawat perempuan itu.

Lisa tidak habis pikir, bagaimana bisa Reyden bisa berucap demikian. Terlebih lagi menyuruhnya seenak jidat layaknya babu sementara ada Perawat yang dengan sukarela mau membantu menggantikan pakain pemuda itu.

Menyebalkan sekali.

"Rey, apasih. Nggak gitu ya." protes Lisa, memandang kesal Reyden. Kini berganti ke sang Perawat yang layaknya orang tak dibutuhkan di kamar inap bernomorkan 17 itu. "Mbak, mbak aja. Saya nggak bisa nanti malah nyenggol lukanya." ucap Lisa mengutarakan ketidaksanggupan dan ketidakpahamannya.

"Gue maunya lo."

Lisa menoleh cepat, melotot penuh peringatan.

"Nggak usah aneh-aneh, Rey. Udah mbak aja yangㅡ"

"Yaudah nggak usah ganti kalo gitu! Saya nggak mau sama anda."

Lisa menggeram pelan. Menatap Reyden kesal bercampur frustasi. Lenyap sudah situasi tadi yang dirinya merasa takut dan sungkan. Semua itu lenyap berganti dengan perasaan jengkel sejengkel jengkelnya. Reyden memang menjengkelkan dan menyebalkan sekali. Dan belum Lisa membuka mulut untuk kembali memprotes, sederet kata penuh ancaman membuat gadis itu mati kutu. Ah, bukan Lisa saja. Maksudnya sang Perawat tadi juga yang mati kutu.

"Tapi masㅡ"

"Nggak mau! Saya bisa bikin pengaduan kalau anda memaksa pasien dan berniat mau grepe-grepe saya. Bisa dipecat anda!"

Bukan hanya Lisa saja yang tercengang mendengar penuturan Reyden, si Perawat pun begitu. Syok sendiri menghadapi pasien modelan seperti Reyden.

Lisa saja nyaris berteriak sangking kesalnya menghadapi Reyden. Semakin hari Lisa semakin habis kesabarannya kalau terus-terusan menghadapi Reyden. Ada saja gebrakan pemuda satu itu, benar-benar menjengkelkan.

Siapa sih yang merasa tidak aneh jika berbuat kebaikan sesuai pekerjaannya tetapi justru mendapatkan penolakan. Sang Perawat sudah menjalankan tugasnya sebaik mungkin, sesuai prosedur di rumah sakit. Membantu pasien berganti pakaian sudah menjadi salah satu pekerjaan rutin yang Perawat itu lakukan. Namun pasiennya hari ini malah mengira dirinya akan melakukan grepe-grepe. Ya kalau ada sedikit kesempatan sih, pegang sedikit tidak apa-apa.

Karena merasa tidak nyaman dengan tatapan mematikan dari pasien bernama Reyden Wang ini, sang Perawat akhirnya memilih mengalah. Toh tidak merugikan juga walaupun pasien menolak bantuan dari sang Perawat. Justru merasa beruntung sehingga Perawat perempuan itu bisa melakukan pekerjaan yang lain.

"Baik kalau begitu, terserah mas-nya saja." jawab sang Perawat pada akhirnya pasrah.

"Iya udah, pergi sana!"

FAKE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang