H
A
P
P
YREADING.
"Otak gue mumpet astagfirullah, kenapa hari ini pelajarannya fisika, kimia, matematika sih malah berderetan lagi, otak gue butuh istirahat" ucap Naya
"Sabar Nay, makanya belajar jangan ngedrakor mulu kerjaan lo" balas Angel
"Di sekolah gue udah belajar, kalau di rumah waktunya istirahat bukan di suruh belajar lagi" ucap Naya
"Terserah lo dah Nay, kantin yuk Lapar gue" ajak Angel, sambil menarik tangan Naya dan juga Nara tanpa sepertujuan mereka berdua.
Naya dan keduanya sudah sampai di area kantin dan mulai mencari tempat duduk yang kosong, namun nihil semuanya sudah terisi penuh.
"Udah penuh terus gimana?" Tanya Nara
Naya melihat keseliling mencari bangku yang masih bisa menampung mereka bertiga, penglihatannya mengarah ke meja yang di duduki tiga cowo itu. Naya langsung menarik tangan Angel dan Nara mengarah meja tersebut.
"Halo...kita bisa duduk disini kan?" Ucap Naya
Ketiga cowok tersebut mengalihkan tatapannya kearah Naya, Naya yang mengerti pun langsung mencoba menjelaskan tentang meja yang sudah terisi penuh di sini dan tinggal meja ini saja yang masih memiliki tiga tempat duduk.
"Duduk aja"
Mendengar perkataan itu Naya langsung mendudukkan dirinya begitu juga Angel dan Nara.
"Kalian udah pada pesan makanan?" Ucap Gilang
"Belum" jawab Angel dan Naya berbarengan.
"Gue pesanin sekalian, kalian mau makan apa?" Tanya Gilang
"Samain aja biar ga ribet" ucap Aska, baru saja Naya akan menjawab tapi sudah di potong oleh Aska.
"Kalau buat gue sama Angel terserah aja, tapi kalau buat Nara usahain jangan kasih makanan yang pedas" ucap Naya.
Gilang menganggukkan kepalanya paham, dan langsung pergi dari hadapan mereka tapi sebelumnya ia menarik tangan Angel dengan alasan untuk membantunya membawa makanan.
"Dia tunangan lo van?" Tanya Aska menunjuk ke arah Nara.
Revan tidak menjawab ia hanya melirik sekilas ke arah Aska tanpa berniat menjawab pertanyaan Aska.
"Bukan"
bukan Revan yang jawab melainkan Naya, ia kesal karena Revan tidak menjawab pertanyaan sederhana dari Aska padahal ia sudah menunggu apa yang akan di jawab Revan"
"Maksudnya?"
"Intinya bukan Nara" jawab Naya jutek.
Tidak ingin memperpanjang pertanyaan nya tadi, Aska hanya mengangguk padahal ia tidak paham sama sekali.
Di sisi lain Naya melihat tangan Revan yang menggenggam tangan Nara erat di bawah meja, Naya menertawakan dirinya sendiri yang tidak bisa marah dengan apa yang dilakukan keduanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAYARA [Proses Revisi]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA-!] apa yang lo rasain ketika lo punya tunangan tapi tunangan lo malah suka sama kembaran lo? sakit? marah? hancur? itulah yang dirasakan seorang Nayara Destia Narendra. Naya tidak bisa marah dengan tunangan maupun kembaranny...