H
A
P
P
YREADING.
Kali ini Naya tidak bisa diam dari tempatnya duduk, berada di tengah-tengah bunda riska dan mamahnya yang langsung berhadapan dengan keluarga Wijaya.
Naya ingin sekali keluar dari suasana mencengkam ini, namun apa daya tatapan sinis keluarga Wijaya membuatnya tidak bisa melakukan apapun.
"Acara pernikahan kalian akan di laksanakan ketika Naya dan Revan lulus sekolah, saya harap kedepannya kalian bisa selalu bersama-sama" ucap Guntur ayah Naya.
Naya maupun yang lainnya terkejut mendengar perkataan Guntur, terkecuali Nova selaku mamah Naya dan juga Radit ayah Revan.
Walaupun sempat terkejut Naya merasa sangat senang artinya tak lama lagi Revan akan selalu bersamanya.
"Tapi om?-
"Yang di katakan Guntur ada benarnya lebih cepat lebih baik, akhir akhir ini saya liat Naya dan Revan jarang terlihat bersama" ucapan Revan terpotong karena Radit ayahnya.
"Bagaimana semuanya setuju kan?" Tanya Guntur.
"Revan ga setuju" ucap Revan menatap sinis Naya.
"Revan jaga ucapan kamu, keputusan om Guntur dan juga ayah kamu itu demi kebaikan kalian."ucap bunda Riska
"Revan mau bicara sama Naya"
Setelah mengatakan itu Revan menarik tangan Naya keluar dari ruangan tersebut dan pergi menuju arah taman belakang.
Revan menghempaskan tangan Naya kasar, meredakan emosinya sebentar lalu kembali menatap Naya sinis.
"Apa yang lo lakuin?" Tanya Revan tajam.
"Maksud lo apaan?" Naya tidak mengerti dengan apa yang di lakukan Revan, menarik tangannya kasar lalu di hempaskan dengan kasar juga.
"Lo kan yang nyuruh bokap lo buat cepetin pernikahan?"
"Lo nuduh gue?gue aja gak tau apa apa, tapi malah bagus lagi kalo dicepatin emang masalahnya apa di lo?"
"Lo nanya masalahnya apa? Dari awal gue udah gak setuju dengan perjodohan kampret itu dan sekarang langsung ngomongin pernikahan? Lo gak mikir masa depan hah?"
"Yah gue pikirin lah, masa depan gue kan lo terus salahnya dimana?"
"Salahnya itu ada di lo!, Gue ga suka sama lo udah berapa kali gue bilang?"
"Lo kenapa gak suka sama gue sih? Apa yang kurang dari gue biar gue perbaikin diri gue"
"Yang kurang dari lo? Semua yang ada di diri lo gak gue suka dari luar maupun dalam, lo bukan tipe gue"
"Apa? Sebutin biar gue perbaikin"
"Lo bodoh,ga sopan,hati lo busuk"
Mendengat perkataan Revan, Naya berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Sekarang apa yang lo mau?" Tanya Naya menundukkan kepalanya agar tidak dilihat Revan jika ia sedang menghapus air matanya yang jatuh tanpa permisi.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAYARA [Proses Revisi]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA-!] apa yang lo rasain ketika lo punya tunangan tapi tunangan lo malah suka sama kembaran lo? sakit? marah? hancur? itulah yang dirasakan seorang Nayara Destia Narendra. Naya tidak bisa marah dengan tunangan maupun kembaranny...