Happy Reading.
•••
Tepat hari ini adalah hari dimana Revan dan Dinar akan bertunangan. Acara tunangan hanya dihadiri pihak keluarga dan teman dekat saja.
Naya dan Nara sudah siap dengan gaun berwarna putih dengan model yang sama. Kehidupan anak kembar terkadang memang harus ada barang yang sama agar tidak adanya ke irian antar keduanya.
"Kamu baik kan?" Tanya Nara. Ia sudah tau tentang kisah cinta Naya. Siapa lagi kalau bukan Nathan yang memberi tahu semua informasi kepada Nara sampai ke intinya.
Naya mengangguk. Ia tidak tau dengan perasaannya sendiri apakah baik atau tidak. Tapi Naya cukup senang kalau kedua orang yang ia sayang itu juga senang.
"Aku gak tau caranya membuat suasana hati kamu menjadi lebih baik. Tapi, coba kamu mantapkan hati kamu, berusahalah ikhlas, lambat laun kamu akan lebih tenang" ucap Nara. Kalau saja dirinya yang berada di posisi Naya, mungkin saja ia tidak sanggup melihat Dinar dan Revan bersama.
"Thanks" satu kata beribu makna. Naya tidak ingin menjadi lemah dihadapan Revan nantinya. Takdir baiknya mungkin akan datang suatu saat nanti.
"Acara nya sudah dimulai. Cepatlah turun jika tidak ingin ketinggalan" ujar Angel dari arah pintu.
"Kamu gak liat saudara aku lagi gak mood?" Ucap Nara sedikit kesal.
"Jangan jadi orang lemah karena cinta. Kehidupan percintaan emang gak akan selalu berhasil" balas Angel. Nara mencibikkan bibirnya kesal. Padahal Nara ingin sekali mengerti perasaan Naya, tapi sahabat saudaranya ini sepertinya lebih mengerti Naya ketimbang dirinya.
"Terserah aja deh. Ayok Nay turun"
•••
Acara berlangsung dengan sangat lancar. Sekarang, tiba saat nya dimana Dinar dan Revan akan bertukaran cincin.
Para tamu yang tadinya asik makan, kini sudah berkumpul tepat di depan Dinar dan Revan. Begitu juga dengan Naya dan Nara, mereka berdiri di paling belakang. Alasannya cuman satu, agar Naya tidak terlalu merasa sedih.
Naya ingin sekali marah dengan keluarganya, menurutnya hal ini benar-benar tidak adil. Setelah tau keburukan yang Dinar lakukan, kenapa keluarganya tetap memaafkan Dinar? Bahkan mereka tetap memanjakan Dinar. Sedangkan ketika keluarganya salah paham terhadapnya, ia seperti dimusuhi keluarga sendiri.
Nara memegang tangan Naya, mencoba menguatkannya. Mereka adalah anak kandung keluarga Narendra, tapi tetap saja tidak ada apa-apanya dengan Dinar yang notabenya pernah menipu keluarga ini.
"Kalau gak kuat kita keluar aja" bisik Nara tepat di telinga Naya.
Naya menggelengkan kepalanya. Ia mengingat ucapan Angel agar jangan lemah, ia harus buktikan kalau dirinya bisa melewati semua ini.
"Jangan di paksa" Nathan datang bersamaan dengan Marcel dan Tiara. Ia tidak tega melihat adiknya menderita seperti ini. Naya memang terlihat biasa saja, tapi dia tau persis bagaimana perasaan Naya sebenarnya.
"Naya baik-baik aja, kenapa kalian seperti menunjukkan rasa kasihan?" Tanya Naya tertawa kecil.
"Jangan sok kuat deh Nay! Mending kita keluar aja yah? Gue tau perasaan lo lagi gak baik" ucap Tiara.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAYARA [Proses Revisi]
Jugendliteratur[FOLLOW SEBELUM MEMBACA-!] apa yang lo rasain ketika lo punya tunangan tapi tunangan lo malah suka sama kembaran lo? sakit? marah? hancur? itulah yang dirasakan seorang Nayara Destia Narendra. Naya tidak bisa marah dengan tunangan maupun kembaranny...