part 14

7.2K 388 38
                                        


H
A
P
P
Y

READING.

"LO YANG EGOIS NAR, BUKAN GUE!"

Naya sudah tidak bisa lagi menahan emosinya, ia langsung menampar pipi Nara dengan keras.

Plak!

"NAYA!"

-

Naya terkejut karena kedatanga seluruh keluarga Wijaya dan juga keluarganya.

Plak!

"TANTE!"

Revan langsung menghampiri Nova setelah Nova menampar Naya dengan cukup kuat.

Naya memegang pipi kananya yang terasa perih. Perlahan tapi pasti, air mata yang sedari tadi Naya tahan akhirnya keluar juga.

"MAMAH GAK PERNAH NGAJARIN NAYA MAIN KASAR SAMA ADIK SENDIRI!" ucap Nova mengeraskan suaranya.

"Ngertiin posisi Naya mah" hanya itu yang Naya katakan. Ia tidak tau apa yang terjadi dengannya, tangannya dengan refleks langsung menampar Nara. Padahal Naya cukup bisa untuk mengontrol emosinya.

"Nara gak kenapa-kenapa kan? Apa yang sakit biar mamah obatin, ayok ke dalam" Nova tidak memperdulikan ucapan Naya.

"Abang mau bicara sama Naya...." ucap Nathan setelah keluarganya dan juga keluarga Wijaya memilih masuk kedalam meninggalkan Nathan dan Naya di luar.

"Kenapa? Mau tampar Naya juga karena udah nyakitin Nara?" Ucap Naya menatap Nathan sinis.

Nathan menghembuskan nafasnya kasar "Kalau ada masalah selesaikan dengan baik-baik, jangan pernah main kasar" ucap Nathan mencoba memberi pengertian kepada Naya.

"Terserah! Percuma di jelasin, nanti yang bakalan di salahin juga Naya" balas Naya ketus.

"Maksud abang bukan gitu. Naya harus bisa ngontrol emosi, kamu tau kan dari dulu apapun yang Nara inginkan harus terpenuhi. Dengan kamu nampar Nara kayak tadi yang akan bermasalah kamu juga" ucap Nathan.

"Abang ga tau perasaan Naya gimana, yang abang peduliin itu cuman Nara." Naya menghapus air matanya kasar, tersenyum sekilas, lalu pergi dari hadapan Nathan, berniat masuk ke dalam rumah.

****

"Nara suka sama Revan?"

"Kami udah pacaran dari beberapa hari yang lalu" bukan Nara yang menjawab pertanyaan bunda Riska, melainkan Revan sendiri.

"Revan tau kan kalau ini salah? Revan sudah memiliki seorang tunangan, seharusnya Revan bisa menjaga perasaan Naya" ucap bunda Riska

"Dari dulu Revan ga sutuju di jodohin, tapi kalian maksa. Jangan salahin Revan, Revan sukanya Nara bukan Naya"

"Bunda ngerti, maafin bunda. Kalau Revan sukanya Nara, bunda bakalan bicarakan baik-baik dengan Naya."

"Apa maksudnya!?"

Semua orang yang ada di dalam sana memutar kepalanya ke arah sumber suara.

"Naya?" Bunda Riska terkejut dengan kedatangan Naya secara tiba-tiba tersebut.

"Waw! Beruntung banget lo ra, gue ga ngerti lagi sih." Naya tertawa miris sambil betepuk tangan pelan.

"Lo bahagia kalau gue ngelepasin Revan buat lo kan Ra?" Lanjut Naya

NAYARA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang