H
A
P
P
YREADING.
Revan beserta kedua temannya Aska dan Gilang sedang asik meminum segelas kopi di tempat tongkrongan biasa mereka ngumpul.
"Marcel balik"
Aska dan Gilang dengan kompak melihat ke arah Revan.
"Maksud lo?" Ucap Aska kebingungan.
"Marcel udah balik lagi" ucap Revan membenarkan sedikit perkataannya yang tadi.
"Gila bro, belum ada satu tahun dia udah balik lagi kira kira mau apa dia balik ke indo?atau mau ngincar orang orang di sekitar lo lagi van?" ucap Gilang setelah paham apa yang dimaksud Revan barusan.
"Gue setuju sama gilang, bisa aja dia balik dengan maksud lain dulu dia udah nyelakain salah satu anggota keluarga lo mungkin aja dia mau nyelakain orang yang ada di dekat lo lagi" balas Aska.
"Jangan sampai Nara jadi sasarannya" ucap Revan, memijit pelipisnya pelan.
"Nara?tunangan lo itu?" Tanya Aska penasaran.
Revan diam tidak menggeleng maupun mengangguk, ia tidak tau harus mengatakan apa, Revan hanya mengaduk minumannya tanpa berniat menjawab.
"Kalau tunangan lo yang di jadikan sasarannya gue saranin jangan deketin dia dulu untuk sementara waktu van demi kebaikan sesama" lanjut Aska lagi.
Seketika Revan teringat akan Naya, ia memikirkan rencana rencana ampuh di otaknya, Revan sedikit membenarkan perkataan Aska barusan dengan mengangguk kepalanya pelan.
****
Naya keluar dari kamarnya dengan membawa laptop dan beberapa buku di tangannya.
"Mau kemana?" Tanya sang mamah ketika Naya sudah berada di lantai bawah tepat di ruang keluarga.
"Naya mau ke rumah bunda Riska dulu bun, ada yang mau Naya tanyain sama Revan" jawab Naya
"Sama siapa?" Tanya mamahnya lagi.
"Naya pergi sama Nara"
Nova selaku mamahnya menganggukkan kepalanya paham, mengusap kecil kepala Naya lalu langsung pergi menuju kamar meninggalkan Naya tanpa mengatakan apapun lagi.
Naya tersenyum melihat tingkah mamahnya yang sering berubah ubah, terkadang tidak peduli terkadang juga sangat peduli.
"Nay ayo kesian supirnya nunggu kelamaan" ucap Nara sedikit mengeraskan suaranya karena Naya berdiam diri tidak berkutik sedikit pun.
Naya tersadar dari lamunan singkatnya, segera ia berjalan keluar mengikut Nara lalu masuk ke salah satu mobil milik keluarganya.
****
Naya dan Nara sudah sampai di kediaman keluarga Wijaya, mereka langsung masuk kedalam rumah tersebut tanpa memencet bel ataupun mengetuk pintu, hanya dengan menunjukkan wajahnya di sensor otomatis, maka pintu akan langsung terbuka.
Naya mendudukkan dirinya di salat satu sofa yang sudah tersedia, sedangkan Nara langsung masuk ke arah dapur.
Ini sudah kebiasaan mereka, tidak pernah canggung ketika masuk ke rumah keluarga Wijaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAYARA [Proses Revisi]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA-!] apa yang lo rasain ketika lo punya tunangan tapi tunangan lo malah suka sama kembaran lo? sakit? marah? hancur? itulah yang dirasakan seorang Nayara Destia Narendra. Naya tidak bisa marah dengan tunangan maupun kembaranny...