Happy Reading.
•••
Dinar menatap dirinya di cermin yang tersedia di ruang make up. Hari ini adalah hari dimana Dinar akan mengikuti lomba fashion antar kampus.
Tidak ada kata semangat dalam diri Dinar saat ini. Mengkhianati kepercayaan keluarga memang membuat dirinya jadi dijauhi oleh orang-orang terdekat.
"Dinar, mari ikut saya ke ruang ganti,"ucap seorang wanita yang bertugas mengurus para model.
Dinar mengangguk, lalu mengikuti wanita tersebut. Sepanjang perjalanannya, yang ia pikirkan hanyalah, bagaimana caranya mendapatkan kepercayaan keluarga nya lagi.
Setelah sampai di ruangan ganti, Dinar disambut oleh beberapa karyawan yang akan membantunya menggunakan pakaian yang akan ia kenakan.
"Apa kamu baik-baik saja? Wajahmu terlihat sangat pucat," ucap Ava, teman dekatnya sekaligus kakak angkatannya di kampus.
Dinar hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Mood nya sedang tidak baik kali ini, itu sebabnya ia sangat malas untuk sekedar mengeluarkan suaranya.
Ava menghembuskan napasnya kasar, sudah tiga hari Dinar terlihat murung dan selalu melamun, jika ditanya pun ia hanya menggeleng atau mengangguk. Jujur saja, Ava pernah berpikir jika Dinar sedang kerasukan setan.
"Kalau kamu lagi gak enak badan mending istirahat aja. Aku takut nanti terjadi apa-apa sama kamu"
Dinar menatap Ava tajam, ditatap seperti itu pun mampu membuat Ava mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sepertinya memang benar jika Dinar sedang kerasukan setan.
"Ki... Kita harus keluar sekarang, acaranya akan segera dimulai," ucap Ava gugup.
Dinar bergumam pelan menanggapi. Akhirnya Ava bisa bernapas lega, "semua orang takut sama gue, tapi kenapa gue yang takut sama dia?"
•••
"NARA TURUN! KALAU JATUH SIAPA YANG MAU TANGGUNG JAWAB!? NANTI AKU BANTUIN CARI JODOH BIAR KAMU GAK STRESS."
"UMUR KAMU MASIH PANJANG NAR, KAMU HARUS LIAT AKU NIKAH DULU BARU BOLEH MATI."
Nara mengerucutkan bibirnya kesal. Tiara dan Naya benar-benar menyebalkan menurutnya, dia hanya duduk di atas pohon mangga, tapi kedua gadis tersebut sudah panik seakan akan ia mau bunuh diri.
Mau gak mau Nara pun terpaksa turun, padahal sudah sangat nyaman sekali dia duduk disana. Namun, baru akan berputar Nara malah salah memegang rating pohon yang membuat dirinya terjatuh, "AKHH JOD... EH MAMAH TOLONG"
Tiara dan Naya yang melihat kejadian itu pun panik, dengan refleks Naya langsung membuat ancang-ancang untuk menangkap Nara.
Dan... Brukhh
"NAYA, NARA! Kalian sudah mati?"
Pletak.
Nara menyentil dahi Tiara kuat, bukannya menolong dia malah mendoakan.
"Sakit bego!" keluh Tiara, mengusap dahinya.
"Gini toh rasanya ketindihan setan," sindir Naya. Ia sangat kesal dengan satu gadis dan satu wanita yang ada di dekatnya sekarang. Bagaimana tidak kesal? Nara yang tidak juga turun dari tubuhnya dan Tiara yang hanya diam tidak membantu sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYARA [Proses Revisi]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA-!] apa yang lo rasain ketika lo punya tunangan tapi tunangan lo malah suka sama kembaran lo? sakit? marah? hancur? itulah yang dirasakan seorang Nayara Destia Narendra. Naya tidak bisa marah dengan tunangan maupun kembaranny...