part 23

8.3K 333 3
                                        

Happy Reading.

•••


"Sorry, gue rasa hubungan kita udah gak bisa dilanjutin lagi"

Nara membulatkan matanya terkejut, tak hanya Nara, Naya juga melakukan hal yang sama.

"Maksudnya?" Tanya Nara.

"Gue tau semuanya Nar. Lo yang fitnah Naya, lo yang kasih gue obat gajelas, lo juga yang udah dorong gue. Maksud lo apaan lakuin kek gitu?"

Nara gemetar, hal yang ia takutkan datang juga. Nara tidak tau mesti mengatakan hal apa lagi. Revan sudah mengetahui segalanya, apa ia masih bisa meluluhkan hati Revan?

"Kenapa lo gak jawab?" Tanya Revan tajam.

Naya yang melihat Nara menundukkan kepalanya takut, merasa kasihan. Sejujurnya, Naya sudah mengetahui hal tersebut, Tapi ia juga terkejut saat Revan dengan berani mengatakannya. Bukan permasalahan yang rumit bagi Naya, tapi besok adalah hari yang seharusnya menjadi hari terbahagia Nara namun sepertinya hari bahagia tersebut digantikan dengan kesedihan karena ucapan Revan.

"Kalian selesaiin deh baik-baik, gue gak mau ikut campur" Naya memutuskan pergi. Memberi celah agar Revan dan Nara bisa membicarakan tentang hubungan mereka dengan baik.

Naya sudah terlalu baik bukan? Di saat dirinya memiliki kesempatan untuk mendapatkan Revan, tetapi Naya tetap mencoba membiarkan Revan dan Nara bersama.

"Gue gak marah sama lo Nar, tapi gue kecewa sama lo karena gak mau jujur. Gue masih belum paham, kenapa lo ngelakuin hal seperti itu"

"Maaf... Aku gak bermaksud buat nyelakain kamu. Dulu, aku cuman mau Naya dibenci, karena Naya lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga, daripada gue yang berada di Singapore melakukan terapi untuk bisa sembuh. Orang tua gue gak ada yang datang untuk jengukin gue, itu sebabnya gue ngelakuin hal kek gitu" ucap Nara yang sudah meneteskan air matanya.

Revan memijit pelipisnya, hanya karena merasa iri Nara melakukan hal seperti itu? Ia tak habis pikir dengan jalan pikir Nara yang sudah menjerumus kejahatan sejak usia nya masih sangat muda. Bahkan anak enam tahun lainnya, pikirannya masih sangat polos dibanding Nara.

"Lo ceritain semuanya sama keluarga lo, gue pastiin bakalan pertimbangkan untuk maafin lo apa nggaknya" setelahnya, Revan langsung pergi dari hadapan Nara.

"Gue gak tau jadi jahat bakalan serumit ini"

•••

Naya membuka pintu kamarnya pelan, tidak ingin membangunkan Tiara dengan kehadirannya.

Ia masih memikirkan tentang kejadian tadi, antara percaya dan gak percaya, apa Revan udah benar-benar memutuskan hubungannya dengan Nara? Jika pun benar, apa dirinya akan kembali bersama dengan Revan lagi?

Ada perasaan senang sebenarnya di hati Naya, tapi ia juga merasa kasihan dengan Nara.

"Ngapain aja lo sama Revan?" Naya terkejut dengan kehadiran Tiara di sampingnya yang tiba-tiba.

"Jantung gue ikut bermasalah lama-lama" gumam Naya pelan.

"Gue tau, gue cantik gak usah bergumam kek gitu"

Naya memutar bola matanya malas, tingkat kepedean Tiara tinggi juga ternyata.

"Gue habis dari pantai cuman ngobrol biasa doang" Tiara memincingkan matanya, ngobrol biasa dari jam delapan sampai jam dua belas malam? Yang benar saja. Patut di curigai pikir Tiara.

NAYARA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang