part 33

10.1K 278 10
                                        


Happy Reading.

•••

Dia sudah kembali.

"Kapan?"

Kemarin.

"Apa dia sudah mengetahui sesuatu?"

Sepertinya belum.

Revan memutuskan panggilannya sepihak lalu menghela napasnya kasar. Tiga tahun telah berlalu, kehidupannya tidak berubah sama sekali, bahkan sepertinya lebih banyak masalah.

"Permisi pak, ada yang ingin bertemu dengan anda" ucap seorang perempuan dengan pakaian formal ala pekerja kantoran.

"Suruh masuk"

"Selamat pagi. Senang bisa bertemu dengan anda"

Revan mengalihkan perhatian pada seorang perempuan yang baru saja masuk keruangannya. Terkejut dan tidak percaya ketika Revan melihat siapa yang menyapanya.

"Ekspresi mukanya biasa aja dong" ucapnya terkekeh.

"Lo..."

"Gue Naya Destia Narendra. Lo lupa? Ekspresi lo sampai segitunya" Naya mendudukkan dirinya dikursi yang berada di depan meja Revan.

Kehadiran Naya memang membuat Revan terkejut. Pasalnya gadis dihadapannya ini sudah tiga tahun lamanya menghilang, yang mampu membuat Revan jadi uring uringan karena khawatir.

"Kenapa pergi?" Tanya Revan berbicara secuek mungkin.

"Lo tau tentang penyakit gue kan? Yah gue pergi untuk masa penyembuhan" jawab Naya. Jawaban yang sebenarnya tidak sepenuhnya benar.

"Kenapa lo gak kasih tau gue?" Tanya Revan lagi. Kali ini nada suaranya seperti sedang marah dan kesal.

"Kenapa lo gak cari tau sendiri? Apa gue harus merusak kebahagiaan lo sama Dinar? Apa gue harus jadi penengah antara hubungan lo sama dia?" Naya mengambil tisu di atas meja, bersiap-siap menahan air matanya agar tidak jatuh membasahi pipinya yang sudah di hiasi dengan make up selama berjam-jam. Enak aja, luntur hanya karena nangisin Revan!

"Gua gak punya pilihan lain sa..."

"Sekarang lo nyesal kan?" Potong Naya cepat. Revan mengalihkan tatapannya ke arah lain, melihat tatapan Naya yang tajam membuatnya jadi salah fokus.

"Gue ngerti apa yang lo rasain, karena gue pernah merasakan hal yang sama. Kalaupun lo nyesal gak akan ada gunanya. Lakuin apa yang pernah gue lakuin, yaitu bangkit dalam keterpurukan"

"Gak akan ada gunanya lo memaksa kalau saja takdir mempertemukan lo dengan orang yang tepat"

Revan memperhatikan wajah teduh Naya. Banyak sekali perbedaan yang ada pada Naya. Tubuhnya terlihat lebih sehat, wajahnya juga lebih cerah. Terlihat sekali jika Naya sangat terawat.

"Ketika gue udah menemukan orang yang tepat, tapi takdir malah membalikkan gue ke orang yang salah dan membuat gue menyesal" balas Revan. Pantaskah seorang laki-laki sepertinya segalau ini?

Naya mengeluarkan tawanya mendengar ucapan yang dikeluarkan Revan. Seumur-umur ia belum pernah melihat seorang pria yang sedang galau seperti ini. Ditambah lagi ekspresi Revan yang memang pantas di bilang sadboy.

"Kalau gue perjuangin lo gimana?"

•••

"Ka Tiara kenapa belum hamil juga? Padahal kan udah hampir satu tahun menikahnya. Ka Tiara belum itu yah?"

NAYARA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang