part 37

8.3K 234 3
                                    

Happy Reading.

•••

"Kakak serius?"

"Dinar cerita pada saya jika dia melakukan kesalahan pada keluarganya yang sangat fatal, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan maaf. Hampir setiap hari dia meminjam uang pada saya untuk membeli barang yang dibutuhkan untuk tugasnya. Dia ingin memperbaiki segalanya, terutama hubungannya dengan mantan tunangan dan juga keluarga mantan tunangannya."

Ava memegang tangan Naya untuk meyakinkannya, "Percayalah Dinar anak yang baik. Masalah tentang Dinar pulang malam dan melakukan hal yang tidak pantas dengan para pria, itu semua demi uang. Dinar ingin orang tua nya bebas dari penjara," jelas Ava.

Naya menundukkan kepalanya merasa bersalah, "Naya terlalu kecewa sama Dinar. Selama di Amerika, Naya selalu mendapatkan informasi tentang Dinar dari bang Nathan. Seharusnya Naya turutin apa kata Samuel."

Flassback

"Abang jangan becanda deh, gak mungkin Dinar melakukan hal kek gitu"

"Revan sendiri yang lihat. Sekarang ayah sama mamah kecewa berat sama Dinar, keluarga Wijaya juga sudah memutuskan hubungan pertunangan antara Revan sama Dia."

"Lalu?"

"Dinar masih di perbolehkan tinggal sama kita, tapi mamah gak akan membayar semua kebutuhan Dinar. Ia harus mencari kerja untuk hidupnya."

"Naya tutup dulu bang, nanti Naya telepon lagi."

Panggilan telepon terputus, Naya mengepalkan tangannya kuat karena menahan rasa kesal.

"Ada apa?"

Naya membalikkan tubuhnya menghadap ke arah pria jangkung berwajah tampan dan berkulit putih, yang memiliki tatapan tajam serta bola mata berwarna coklat gelap.

"Dinar berulah lagi, kali ini lebih parah. Mereka semua juga kecewa sama kelakuan Dia," balas Naya.

Pria tampan bernama Samuel itu mengangkat satu alisnya, hampir setiap hari yang di ceritakan Naya selalu ada sangkut pautnya dengan nama Dinar.

"Saya gak tau apa masalah nya sampai bibi dan paman kecewa sama dia, tapi kalau saya boleh kasih saran, seharusnya kamu cari tau dulu inti permasalahannya apa. Jika kesalahan dia memang fatal, bijaklah dalam menentukan sesuatu."

Naya mengangguk, lalu ia langsung pergi ke kamarnya.

"Buat apa repot-repot nyari tau, gak penting juga. Kalau perlu di usir aja dari rumah," batin Naya.

Flassback off.

"Gak perlu dipikirin lagi, lebih baik berdoa supaya Dinar tenang di sana."

Naya menghembuskan napasnya kasar, lalu menelungkup kan wajahnya di meja.

"Apakah sopan tidak menjawab telepon dari orang yang lebih tua?"

Naya melototkan matanya terkejut, ia kembali menegakkan tubuhnya dan mulai mengecek ponsel. Ternyata benar, ada 30 panggilan tak terjawab dari orang yang sama.

Kini Naya mulai gelagapan mencari alasan yang pas, "Na... Naya itu a... "

"Sam! Jangan galak galak sama sepupu sendiri. Lihat, dia sudah keringatan karena tatapan kamu," tegur Ava.

NAYARA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang