H
A
P
P
YREADING.
•
•
•
"Kenapa baru pulang?" Ucap Nathan.
"Tadi Naya ketemu sama teman-teman di cafe" balas Naya.
"Ada masalah? Sini cerita sama abang, sapa tau abang bisa bantu"
Naya mengulumkan senyumnya, ia sangat senang jika Nathan peka seperti ini.
"Ceritanya di halaman belakang aja bang"
Nathan menganggukkan kepalanya, lalu mengikuti Naya yang terlebih dahulu menuju ke arah halaman belakang rumah.
"Kenapa?" Tanya Nathan
"Revan dia suka sama orang lain" ucap Naya, ia melirik sekilas ke arah Nathan yang terdiam seperti mencerna ucapan Naya sebelumnya.
"Emang udah kamu pastikan dia suka sama orang lain?" Tanya Nathan.
"Mereka udah pacaran kayaknya" Nathan mengepalkan kedua tangannya, rahang nya juga mulai mengeras pertanda jika ia menahan emosi yang akan keluar.
"Kamu cinta sama Revan?"
"Revan salah satu kebahagiaan Naya" ucap Naya sambil menatap langit gelap, yang sekarang sudah menjadi hobi barunya ketika sedih.
"Kalau gitu Naya harus bisa ngambil hatinya Revan, walaupun dia suka sama orang lain"
Naya menatap lekat Nathan, setelahnya ia tertawa miris.
"Kalau Revan sukanya sama Nara gimana? Dan cuman Revan yang bisa bikin Nara bahagia" Ucap Naya.
Nathan terdiam tidak tau harus mengatakan apa lagi.
"Abang gak bisa jawab kan? Naya mesti ngorbanin kebahagiaan Naya lagi yah untuk Nara?"
"Selain Revan. Apa yang buat Naya bahagia?" Tanya Nathan
Naya tersenyum miris, sudah ia duga respon Nathan bagaimana.
"Naya senang waktu om Radit bilang kalau Naya bakalan di jodohin sama Revan, Naya bahagia pas tau Naya dengan segera bakalan tunangan sama Revan, Naya suka berada di dekat Revan. Abang pasti tau maksud Naya gimana" ucap Naya menghapus air matanya dengan tanpa izinnya mengalir.
"Naya ingat pesan bang Niko kan? Bang Niko bilang kalau Naya harus buat Nara bahagia apapun itu"
"Abang gak mau Naya bahagia yah?"
Nathan diam meneliti wajah Naya yang sudah berderai air mata.
"Kalau abang gak mau liat Naya bahagia...berarti abang suka liat Naya menderita" ucap Naya, lalu ia pergi dari hadapan Nathan yang mematung dengan ucapannya barusan.
"Maafin abang. Abang mau liat Naya bahagia, tapi abang gak siap kalau kebahagiaan Nara hilang cuman karena Naya" batin Nathan
****
Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, sekarang Revan sudah siap dengan seragam sekolah lengkap tanpa dasi.
Revan mulai berjalan ke arah meja makan,, yang di sana sudah ada ayah dan bundanya duduk dengan tenang sambil menikmati sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYARA [Proses Revisi]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA-!] apa yang lo rasain ketika lo punya tunangan tapi tunangan lo malah suka sama kembaran lo? sakit? marah? hancur? itulah yang dirasakan seorang Nayara Destia Narendra. Naya tidak bisa marah dengan tunangan maupun kembaranny...