Davin and the past.

2.8K 92 0
                                    

"Kamu ga kerja dek?" tanya kak Firza yang tengah duduk di meja makan.

Aku menuruni tangga, sambil menguncir rambut coklatku asal, aku menggeleng.

"Aku udah ijin tante Shandra, buat libur sehari ini." jawabku, lalu mengambil duduk di samping kak Firza.

"Kamu sakit?" tanya kak Firza, sambil menyendokkan nasi gorengnya.

aku menangguk lemas,

"Sebelah mana yang sakit dek? Kok bisa sakit? Ke dokter sekarang!"

Mulailah keluar sifat keibu-ibuan kak Firza. Aku mengembuskan nafas, lalu aku menggelengkan kepalaku.

"Aku cuma pusing, paling nanti udah sembuh" aku menepuk bahu kirinya 2x.

"Ga mau tau ya, abis sarapan kita ke dokter. Soalnya jam 12 nanti kakak harus flight ke tempat papa. Ini perintah Mita!"

"Yakali ke dokter gara-gara pusing doang? aku udah gede kak." cibirku sebal.

"ga mau tau ya pendek!"

"Ga usah yaa, aku males... Please, nanti aku mintain nomernya Alya deh. gimana?" tawarku sambil mengedipkan mata kananku.

"no! ga mempan ya rayuan kamu kaya gt" ia mencubit gemas hidungku.

"aawww" aku menepis tangannya. "sakit tau!" aku mengusap hidungku.

"Nanti Davin datang jam 5an, jangan nyusahin dia ya!"

cih! sapa juga yang mau merepotkan?

"Yaudah kalo gt aku ke dokter sama Davin aja ya kak?" Aku mengedip-ngedipkan mataku dengan genit ke kak Firza,

Kak Firza diam sejenak, "Boleh. Inget ya ke dokter!" ucapnya setelah menyuapkan nasi goreng terakhirnya.

Aku tersenyum, "iya tuan"

"Yauda kakak berangkat sekarang ya?"

"lah? bukannya flight jam 12?"

"iya, tapi kakak masi mau meeting dl" kapan sifat workaholic-nya berhenti?

"pantes 26 taun masi aja jomblo, jangan terlalu workaholic dong kak sekali-kali kek refreshing gt" cibirku, sambil mengikutinya ke halaman rumah.

"Jodoh di tangan tuhan, ga di kasih sekarang gapapa. Berarti kedepannya tuhan ngasi yang terbaik buat kita" Kak Firza tersenyum penuh kemenangan.

"yaya what ever yaa, Hati-hati ya telfon Mita kalo udh sampe Jakarta. Bilangin papa Mita kangeeeeeeeeen banget-nget-nget-nget sama papa!!" aku memeluk kakak tercintaku dengan erat.

Tangan kak Firza mengusap punggungku, tersa sangat hangat. "Iya bawel, kamu hati-hati ya di rumah. Jangan macem-macem sama Davin, jangan sampe ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi" pesannya,

Aku melepas pelukanku, memasang muka sebal. "Mita tau! Gaperlu dibilangin Mita ngerti! Dikira Mita gampangan gitu mau aja di'apa-apain' Davin?" ucapku berapi-api.

Kak Firza menangkup wajahku, "Iya cebol bawell, jaga diri ya cantik." ia melepaskan tangannya dari wajahku, menarik kepalaku sekilas lalu mencium keningku, "Assalamualaikum" Ia berlari kecil menuju mobilnya.

〰〰〰

"Lay! menurutmu lebih bagus yang ini atau yang ini?" Anta menunjukkan gambar design rumah impiannya.

Kami sedang mengobrol santai di ruang tamuku, sudah sekitar 3jam'an ia menemanikh disini, ia memangku i-Mac pro, aku mengintip ke arah layarnya.

"yang ini sih kalo aku, liat deh ini ada kolam renangnya, Abu-abu-putih, perpaduan yang bagus buat cowok"

My Beloved SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang