-Davin POV-
Aku menggeram sambil memukulkan tanganku pada stir mobil di hadapanku.
"Sial!" pekikku, sambil melihat jalanan menuju hotel sedang sangat macet.
Saat Mita selesai menghubungiku, dan mematikan sambungan telefonnya, aku benar-benar sadar dengan apa yang ku perbuat. Aku tahu aku salah. Aku bajingan! Harusnya aku meminta maaf pada gadisku. Bukan malah menemani mantan pacarku membeli pakaian dalam! Bodoh Davin! rutukku dalam hati.
Aku sudah sampai di parkiran hotel, memarkirkan mobil hotel yang sudah ku sewa. Lalu berlari cepat, aku harus menemui gadisku sekarang juga. Saat aku melewati meja resepsionis, seorang petugas memanggilku. Sial!
"Tuan Davian Orthio Pahlevi?" tanya bellboy itu.
Aku mengernyitkan dahiku bingung, namun sejurus kemudian aku mengangguk.
Bellboy itu memgeluarkan sebuah card dari dalam loker resepsionis yang kosong itu, dan menyodorkan padaku. Aku mengerutkan keningku, aku jadi semakin bingung dengan bellboy ini.
"Dari ms. Wijaya. Dia cakap, saye harus kasi card ini pade tuan Davian." Kata bellboy itu.
What? Mita meletakkan card kamarnya pada petugas? Lalu? Yatuhan?! Jangan bilang?! Tolong jangan bilang dia pergi!
Aku langsung melesat menuju lantai kamarku, tanpa memedulikan bellboy tadi. Pikiranku hanya tertuju pada 1 hal. Mita!
Hanya Mita!Aku menggesekkan kartu pada pintu kamar, lalu kamar milik Mitapun terbuka.
"Sugar.... sugar..." Panggilku sambil berlarian menuju kamarnya.
Deg!
Kamar ini kosong. Tidak ada lagi alat-alat make up milik Mita yang di letakkan di meja rias. Aku berjalan cepat menuju lemari baju. Kosong. Lemari ini sudah kosong.
Sugar kamu dimana? panggilku dalam hati.
Aku membuka iPhoneku. Disana tertulis jelas ada satu pesan dari Diendra. Lengkungan senyum tidak dapat ku tahan, hanya dengan membaca namanya saja aku sudah sebahagia ini. Aku mengetuk layar Iphoneku untuk membaca pesan dari Mita.
Diendra🐨: Terimakasih untuk 2bulan ini, terimakasih sudah menjadi laki-laki yang baik untukku. Terimakasih untuk 67hari yang begitu indah untukku. Aku sudah sadar, kau tidak menginginkan ini semua. Aku mengerti. Bahkan aku sangat mengertimu sekarang. Berbahagialah dengan wanita pilihanmu. Semoga kalian bahagia. Jangan cari aku Davin. Jangan temui aku. Ini semua sudah sangat cukup untukku.
Diendra Paramita W
Buliran air mata mengalir begitu saja melewati pelupuk mataku. Apa gadisku ini memutuskan hubungan kami? Apa gadisku sudah tidak ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius daripada ini?
"Arggh!" Aku membanting benda pipih itu ke sudut ruangan.
I Lose her? Gak. Aku gamau kehilangan gadisku. Sudah cukup 3 tahun aku harus kehilangan raganya. Lalu sekarang aku harus kehilangan raga dan rasa cinta gadis itu? Tidak.
Ini semua salah ku. Aku yang begitu bodoh! Aku akui aku menikmati hang outku dengan Alisha tadi. Bahkan aku tak masalah ketika dia bergelayut manja di lenganku, yang seharusnya hanya tangan milik Mita yang boleh melingkar. Aku pun tidak menolak saat Alisha memberi kecupan singkat pada pipiku, yang juga seharusnya hanya bibir Mita yang boleh mengecupnya.
Bagaimana keadaan gadismu saat ini? Apa sama hancurnya sepertimu?
Aku tahu, ia mungkin lebih hancur lebih dari aku.Apa sekarang dia menangis?
Aku mohon jangan, Air matanya terlalu berharga untuk menangisi bajingan sepertiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Sugar
ChickLitPernahkah kalian menunggu seseorang, dalam status yang tidak pasti? Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu membali.Lagi-lagi dia memintaku menunggunya. Ditambah lagi dengan munculnya 'dia' diantara kami. apa aku masih bisa terus...