-Diendra POV-
Malam ini suhu kota New York lebih dingin dari hari sebelumnya. Banyak orang yang masih berlalu lalang, walaupun malam sudah mulai larut. Aku tersenyum sambil menatap langit yang tak berbintang. Entah kenapa rasanya semua beban-beban yang selama ini ku pikul seorang diri, terangkat secara bersamaan.
Davin.
Yang kemunculannya tak pernah ku prediksi sebelumnya. Bahkan aku mengira bahwa ia sudah memulai lembaran baru dengan Alisha. Sebuah kenyataan baru terungkap tentang kebenaran malam itu. Malam dimana aku sudah bersikap sangat tidak adil padanya. Harusnya aku lebih bisa bersikap dewasa, dengan mendengarkan semua pengakuannya.
"Sugar..." Panggil sebuah suara, diiringi dengan sepasang tangan kekar yang melingkar di pinggangku. Siapa lagi kalau bukan Davin?
Dagunya bertumpu di pundak kananku. Hembusan nafasnya mulai terasa menyapu sekitar tengkuk leherku.
"Aku sayang sama kamu sugar," ucap Davin tiba-tiba, yang kontan saja membuatku melengkungkan sebuah senyum.
"Aku tahu" balasku.
"Jangan tinggalin aku lagi" Sebenarnya Davin kenapa? Ia mencium pundakku yang terbungkus dengan mantel merah mudaku.
"sugar" panggilnya lagi.
"Apa sih?"
"Jangan tinggalin aku lagi, please" sekarang kepalanya bersandar di ceruk leherku.
"emm gimana ya? Aku ga janji" jawabku menggoda.
Davin langsung memutar badanku, untuk menghadap ke arahnya. Mata sayunya menatapku lekat-lekat.
Hey apa aku salah bicara?
"Apa maksud kamu bilang kaya gt?"
its bad.
davin sepertinya marah.
"maksud aku yang mana maksud kamu?" tanyaku berpura-pura tidak tau.
"Kamu mau ninggalin aku lagi?" tanya Davin.
Aku membelai rahang kanannya. "ofcourse no, aku cuma bercanda tadi" Aku tersenyum ke arahnya.
"Ya tuhan itu sama sekali gak lucu sugar" ia mencubit ke dua pipiku gemas.
"Daviiin sakit ah" aku memukul kedua lengannya hingga cubitannya terlepas dr pipiku.
Kami sama-sama tertawa, dahi kami saling bertemu. Duh Tuhan jarak ini terlalu dekat untuk kami berdua. Jantungku berpacu dengan cepat, saat Davin mulai semakin mendekat ke arah bibirku.
Ya tuhan!
Aku menutup mataku takut-takut.
"TING" bunyi dari microwave, membuatku membuka mataku dengan kikuk.
Davin dan aku sama-sama tertawa kecil.
"Aku ambil lasagna dulu ya buat dinner" kata Davin sambil mengacak rambutku dengan sayang.
Aku hanya mengangguk.
Tak lama setelah itu bell kamar hotel berbunyi.
Mungkinkah room service?
Aku berjalan menuju pintu dan membukanya.
Aku salah.
itu bukan room service.....
"Kak Davinnya ada?" kata remaja itu dengan bahasa indonesia yang sangat lancar.
"Hai kamu siapanya Davin? Dia ada di-"
"Aku tunangannya." potongnya cepat.
dan secepat itu pula hatiku terasa seperti diiris kembali.
Kemunculan remaja ini begitu mengagetkanku.
"Siapa sugar?" Suara Davin mulai mendekar. Dan tak lama setelah itu muncullah sosok tinggi dengan rambut yang berantakan itu.
"Siera?" panggil Davin lirih.
Fuck
My
Life.Apa lagi sebenarnya ini?
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰Hai maaf lama updatenya<3
semoga masi ada yg baca!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Sugar
ChickLitPernahkah kalian menunggu seseorang, dalam status yang tidak pasti? Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu membali.Lagi-lagi dia memintaku menunggunya. Ditambah lagi dengan munculnya 'dia' diantara kami. apa aku masih bisa terus...