Aku sedang menyelesaikan desain gaun malam, yang di pesan oleh salah satu istri pejabat negri ini. Dengan di temani secangkir Vanila Latte kesukaanku, aku mulai mencoretkan garis demi garis di selembar kertas putih yang ada di depanku.
Sejujurnya aku sangat tidak bersemangat untuk mengerjakan ini. Pikiranku masih terfokus pada kejadian 3 hari lalu. Pertengakan yang di sebabkan oleh mantannya membuat kita semakin jauh.
Selama 3 hari ini Davin tidak pernah mengirimiku pesan. Bahkan kemarin saat aku ke rumahnya, mamanya bilang kalau Davin sekarang sudah kerja di perusahan papanya tirinya. Davin tidak memberitahuku sedikitpun tentang pekerjaannya itu. Ada rasa kecewa karena Davin ga ngasi tau berita itu. Tapi disisi lain, Aku senang Davin sudah bisa bekerja.
"Ehm Mit...." Panggil sebuah suara.
Aku mendongakkan kepalaku.
"Ah iya ada apa tan?" Tanyaku seraya tersenyum."Gimana gaunnya bu Bertha? Udah kamu selesaiin?" tanya tante Shandra yang kini sudah ada di hadapanku.
"Udah kok tan, ini tinggal nambahin dikit aja buat bawahannya." Aku menunjukkan lembaran desainku pada tante Shandra.
Beliau tersenyum, "Bagus sayang, kalau bisa besok harus selesai ya" Tante Shandra tersenyum.
"Mbak Mit, ada tamu" Kata Zhara setelah mengetuk pintu ruanganku.
Aku mengerutkan alisku, "Davin?" tanyaku,
"Bukan mbak. Namanya A...anta kalo ga salah" Zhara tersenyum kikuk.
Anta? Mau ngapain ya?' batinku.
"Suruh tunggu depan aja Zhar, makasih ya" Aku tersenyum.
Zhara mengangguk, lalu keluar dari ruanganku.
"Tante Mita boleh ya ketemu sama Anta?" tanyaku
"Boleh dong sayang" Tante Shandra tersenyum.
"Thankyou tan" Aku balas tersenyum lalu keluar dari ruanganku. Mataku menyapu seisi ruangan di butik,
'Ah itu dia!' batinku saat melihat Anta duduk di sofa ujung ruangan.
"Hey!" Sapaku pada Anta yang sedang memainkan i-Padnya.
Anta mengangkat kepalanya lalu tersenyum, "Hey alay! Lunch yuk" Ajaknya sambil bangkit dari duduknya.
"Traktir ya?" Godaku sambil tersenyum miring.
Anta menggandeng tanganku, "Udah yuk!" Anta langsung menggiringku ke mobilnya.
〰〰〰
"Yuk turun" Ajak anta sambil membuka pintu mobilnya untukku.
"Thankyou" Aku tersenyum pada Anta.
Kami berdua memasuki sebuah restaurant steak 'Holycow'. Dominansi warna merah langsung menyambutku saat aku memasuki rumah steak ini.
Deg!
Jantungku berdetak lebih kencang sekarang, saraf-sarafku seolah tak mampu bekerja kembali. Seperti kehabisan Oxygen, paru-paruku tidak dapat bernafas dengan lega.
Davin dan alisha ada disini! Duduk di salah satu kursi di restauran ini sambil bergurau. Davin yang terlihat lebih tampan hari ini, dengan setelan kemeja putih, Dasi biru tua, dan sebuah Jas hitam yang di kenakannya.
Aku masih mematung di depan pintu masuk sambil melihat ke arah mereka, tanpa berkedip. Mata coklat pekat itu menatap mataku. Setelah itu wajahnya nampak terkejut. Dia terkejut menyadari kedatanganku.
"Diendra!" Seseorang menepuk bahuku, membuatku menoleh ke arah belakang.
Anta, tentu saja.
"ah.... ya?" Aku menyelipkan beberapa helai rambutku di belakang telingaku, lalu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Sugar
Literatura KobiecaPernahkah kalian menunggu seseorang, dalam status yang tidak pasti? Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu membali.Lagi-lagi dia memintaku menunggunya. Ditambah lagi dengan munculnya 'dia' diantara kami. apa aku masih bisa terus...