-Mita Side-Kakiku rasanya sudah tak sanggup untuk berjalan lebih jauh lagi sekarang. Bayangkan aku harus berjalan sejauh 3km, di tengah dinginnya kota new york di malam hari.
ah andai saja aku menuruti Anta untuk menunggunya terlebih dahulu, pasti aku tidak perlu melalui semua ini.
Jadi begini ceritanya.
-Flashback on-
"Surprise!" Seruku saat masuk ke ruang kerja Anta. Ya, sekarang aku sedang di dalam sebuah hotel mewah yang di kelola Anta atas permintaan Akung Andrew.
Gues what?
Wajah Anta tetap datar tak ada sinyal- sinyal kebahagiaan melihat aku datang.
"Uh dasar! tau gini mending aku belajar masak aja tadi di rumah!" Seruku dalam hati yang melihat Anta yang masih sibuk berkutat dengan layar laptop di hadapannya.
Yang lebih sialnya Anta hanya melirik sekilas ke arahku, tanpa menyahuti sepatah katapun!
"Ih Anta yaudah aku balik aja deh"
Aku baru saja berbalik 90' Anta sudah memanggilku. Dalam hati aku tersenyum penuh kemenangan mendengar Anta menyapaku.
"Sweetheart" Hanya stu kata tapi mampu membuat hatiku benar-benar berbunga mendengar suaranya.
Tapi aku jual mahal! Enak saja dia tadi mengacuhkan ku, sekarang ingin bermanis manis tuan?
"Oh god my baby is mad?!" Pekiknya berlebihan. Tipikal Anta sekali yang begitu alay. Seulas senyum mengembang dengan sendirinya saat Anta mulai memegang kedua bahuku dari belakang. Tapi buru-buru ku sembunyikan rasa bahagia dalam hatiku.
Tangannya yang semula memegang kedua bahuku beralih menjadi memelukku dari belakang. Terasa begitu nyaman, dan aku selalu merasa aman dalam pelukan Anta.
"im sorry, kerjaan aku numpuk banget dan sebentar lagi aku ada rapat yang membahas laporan keuangan" bisiknya tepat di telinga kiriku.
"Yaaaaaahhhhhh...... Padahal aku mau ajak kamu makan belgian waffle ta, aku ngidam nih" rengekku. Karena jujur saja tak ada alasan lain aku mendatangi kantor Anta. Aku ingin makan waffle di tempat Anta biasa membelikanku waffle.
"2 jam lagi ya sayang, aku harus rapat dulu"
Aku melepaskan pelukan Anta dan menghadap langsung ke arahnya.
"Aku beli sendiri aja ya wafflenya. Keburu anak kamu ileran nanti kalau lahir."
Anta malah cengengesan mendengarkan ucapanku yang sudah mulai ngelantur hehehe.
Eits jangan salah paham. Aku tidak hamil-__- Tapi aku selalu menggunakan kalimat itu saat aku sedang sangat menginginkan sesuatu.
Anta malah berlutut di hadapanku sambil memeluk pinggangku dengan erat. "Si Adek atau bundanya nih yang lagi pengen waffle?" Entah kenapa aku begitu terharu saat Anta malah berjongkok dan malah berbicara dengan perutku yang rata.
Aku pasti bisa seperti ini kan dengan Anta nantinya?
"si Adek dong yah, kalo bundakan cuma bertugas menyampaikan pesan si Adek ke ayah" Jawabku sambil mengusap rambut halus milik Anta yang entah kenapa sekarang di biarkan memanjang.
"Oh gituuu... Kalo gitu aadek tunggu ayah dulu ya, nanti kita beli waffle bertiga"Anta mencium perut rataku.
"Nggamau ah yah, adek beli berdua ajah dengan bunda. Ayah rapat aja, cari uang yang banyak buat adek sama bunda" Aku dan Anta sama-sama tertawa setelah menyudhi percakapan gila kami berdua.
"Kamu beneran gamau aku temenin?" Anta mendongakkan kepalanya menghadap ke aku.
"Ngga usah sayang, aku bisa beli sendiri. Lagi pula aku bawa mobil sendiri" Apa aku sudah bilang kalau Anta mengajariku menyetir hingga sekarang aku membawa mobil mini cooper yang di hadiahkan Anta.
"Kalau gitu kamu hati-hati ya, aku anter sampe bawahh?" tawarnya
"Gak perlu, kamu lanjutin aja kerjaanmu aku gak bakalan hilang kalau cuma turun ke lobby" Aku meringis kesakitan saat Anta mencubit hidungku kuat-kuat.
"Dasar anak kecil!" Ia mulai mengacak-acak rambut yang susah payah sudah ku curly sebelum aku datang ke kantornya.
KETERLALUAN!
"Ish! ngeselin banget sik!" Seruku sambil muali merapihkan rambutku agar tertata seperti sebelumya.
"okya okay aku minta maaf ya ny. pratama?" Ia mengedipkan kedua mantanya. Sok manja!
"Yaudah kalo gitu aku berangkat sekarang ya?"
"Kamu yakin gamau aku temenin?"
"Yakin ih!"
"Kalo gitu sini dulu" Aku menurutinya dengan berjalan maju dua langkah.
CUP!
Ia mengecup keningku, tak lama haya 3 detik tapi aku begitu senang.
"Hati-hati calon ibu dari anak-anakku" bisiknya di telinga kananku. Lalu ia menjauhkan badannya dari badanku.
Sudah dapat di pastikan pipiku berwarna merah padam sekarang.
Dasar tukang gombal!
"Anta norak ih" Aku berbalik menyembunyikan pipi merahku dari Anta.
"Norak gini, yang penting kamu blushing juga" Tanpa ku duga Anta mencubit pipiku dari belakang.
Dan setelah itu, aku keluar dan menuju ke lobby. Petugas valet sudah menyiapkan mobilku, dan aku langsung bergerak menuju kedai waffle yang jaraknya yah... lumayan jauh dari hotel Anta.
Setelah kurang lebih 2km aku menyusuri jalan, tiba-tiba mobil berhenti dengan tidak tahu dirinya di tempat yang lumayan sepi. Ternyata aku lupa mengisi bensin dan sekarang? Mobil ini tak bisa di nyalakan! dasar tidak tau situasi sama sekali sih? Dan parahnya, ponselku juga kehabisan batrai. Hari ini sangat sial!
-Flashback off-
Yah kurang lebih seperti itu krobologi bagaimana sampai aku bisa berjalan hingga sejauh ini.
Sebuah mobil sedan tiba-tiba berhenti begitu saja tepat di depan badanku.
Ya tuhan.
Bagaimana kalau itu perampok?
Bagaimana kaloau itu seroang pembunuh?
Mati!Aku masih mau nikah sama Anta. Aku gamau mati di sini, sekarangg.... Ya tuhan tolong hamba:(
Tak henti-hentinya aku merapalkan doa, sambil menutup mataku. Jujur aku sangar takut sekarang. Kakiku melemas hingga rasanya tak sanggup berdiri dengan tegak lagi.
Grep!
Sebuah tangan menempel di pundakku. Jantungku rasanya berhenti sepersekian detik. Ya tuhan tolong aku...
"ini ambil tasku, ambil semua tak apa. Ada kunci mobil juga, mobilnya ada 3km di belakang jalan ini. tolong jangan bunuh aku.... tol-"
"Sugar"
Wait?
He said what?
Sugar?you must be fucking kidding me.
-tbc-
met baca yaaa readers aku tercayank<3 maaf chaptnya pendek dan ga dapet feelnyah:( sabar ya nunggu cerita abal ini<3
Minimal 50 vote lah:( viewsnya banyak begitu:( comment juga dong jangan jadi sider:(
Love,
nabila
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Sugar
ChickLitPernahkah kalian menunggu seseorang, dalam status yang tidak pasti? Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu membali.Lagi-lagi dia memintaku menunggunya. Ditambah lagi dengan munculnya 'dia' diantara kami. apa aku masih bisa terus...