Anyway itu Davin yang di mulmed;D
〰〰〰
"Davin ayo bangun!" Ini sudah kesekian kalinya aku mengguncang2 badan Davin.
"5menit lagi sugar...." Kata Davin dengan suara beratnya, sambil berbalik arah memunggungiku, dan malah memeluk guling empuknya.
"Kamu sudah bilang kaya gitu dari setengah jam yang lalu Davin!" Aku mencubit pipi kirinya keras-keras.
Davin bangkit dari tidurnya, dan menatapku dengan mata yang setengah tertutup, "Aw! Sugar aku semalem harus ngerjain proposal buat di ajuin ke Klienku, dan ketahuilah sugar aku bahkan baru bisa terpejam pukul 3pagi!" Davin mengusap sekilas pipi kananku, lalu jatuh tidur kembali.
Aku mendengus sebal, lagian siapa suruh dia bekerja keras semalaman? Dia kan wakil direktur di perusahan papanya, kenapa harus susah-susah membuat proposal? memangnya dia tidak bisa menyuruh pegawainya yang lain?
"Lagian sapa suruh kamu lembur semalem? Kan janjinya sekarang kita fitting sayang....." Aku menarik-narik lengan t-shirt Davin.
Davin kembali bangun, "Sayang, klienku gamau di tanganin sama yang lain. Ya aku bisa apa? Kita jadi fitting kok sayang dont worry" Davin mengecup keningku singkat, lalu berbalik dan kembali tidur.
Dasar kebo!
"Kenapa harus kamu? Dia cewe ya Dav?" Aku menjambak rambut pompadour milik Davin karena gemas.
"Aduh! Iya sugar kliennya cewe" Kata Davin yang malah melanjutkan tidurnya.
"Modus banget sih klien kamu?!" Dapat ku simpulkan kalau klien Davin pasti tertarik pada tunanganku yang super tampan ini. Dia pasti berharap dapat menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Davin. But sorry, he is mine.
Davin langsung bangun dari tidurnya. Memandangku tajam, dan menyunggingkan sebuah seringaian nakal dari bibirnya.
"Apa?" tanyaku yang masih sebal pada Davin. Kenapa dia harus mau di suruh sama kliennya? Ga bisa apa ga kegenitan juga?!
Davin mendekatkan wajahnya ke arahku. Aduh kenapa tiba-tiba aku menjadi gugup? Bahkan ku rasa ac kamar Davin rusak mendadak, karena ruangan ini berubah menjadi panas. Aku memundurkan kepalaku, seirama dengan gerakan Davin yang terus mendekat. Tapi tangan kiri Davin terulur, dan menahan tengkukku agar tidak bergerak mundur....may be?
"Mau ngapain?!" eh? kenapa suaraku tiba-tiba menjadi serak begini?
Davin terus memajukan wajahnya, hingga kening kami saling bertemu. Hidung mancungnya pun menabrak milikku. Dapat ku rasakan hembusan nafas Davin yang hangat menyapu kulit wajahku. Davin tersenyum jail alanya.
"Cemburu ya?" Eh? kenapa suara Davin yang serak, malah terdengar sangat seksi?
Aku cemberut, lalu mengangguk. Aku menundukkan kepalaku dalam-dalam. Aku sangat malu mengakui kalau aku cemburu, sama klien centil Davin. Aku tahu kalau memang sebentar lagi Davin akan menjadi milikku seutuhnya, tapi perempuan mana yang rela kalau lelakinya di modusin sama cewe centil?
Tangan Davin mengusap pipiku, lalu jari telunjuknya mengangkat daguku, memaksaku untuk menatap langsung pada mata cokelatnya. "I love the way you jealous sugar, I love you" Davin mendaratkan sebuah kecupan hangat pada keningku.
Perlahan namun pasti, sudut bibirku bergerak membentuk sebuah lengkung senyuman tulus untuk Davin. Setelah memberi kecupan pada keningku, Davin menyandarkannya di dipan kasur, lalu Davin menarik tubuhku kedalam pelukan hangatnya. Ah, sebentar lagi, setiap pagi aku akan merasakan pelukan ini dari Davin.
"Dav" panggilku, seraya melingkarkan kedua tanganku di pinggang Davin.
"Ya sayangku?" Davin menyisir helaian rambutku dengan jari-jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Sugar
ChickLitPernahkah kalian menunggu seseorang, dalam status yang tidak pasti? Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu membali.Lagi-lagi dia memintaku menunggunya. Ditambah lagi dengan munculnya 'dia' diantara kami. apa aku masih bisa terus...