I lost her

1.6K 63 13
                                    

Sudah dua hari mataku tidak terpejam. Aku menanti kabar dari Billy, dia berjanji akan memberi kabar tentang Mita hari ini. Aku tidak bisa tenang selama menunggu hasil dari kerja Billy.

Where are you now sugar?

Im sorry i've been hurt you.

Aku mengusap wajahku gusar. Aku melirik jam tangan hitam yang melingkar di tanan kananku, pukul 4 pagi. Langit Jerman masih sangat gelap. Matahari belum keluar dari peraduannya. Aku mengusap wajahku lagi, entah sudah yang ke berapa kalinya.

Dengan cepat, aku meraih kunci mobil yang ada di nakas kamarku, dan berjalan cepat menuju parkiran bekas appartemenku. Ya, semenjak Mita hilang, aku tidak kembali ke hotel pembawa petaka itu.

Jalanan pagi ini lumayan sepi. Hanya beberapa mobil yang berlalu lalang. Maklumlah, matahari belum keluar dari peraduannya. Terlebih lagi ini hari libur, pasti beberapa orang memilih beristirahat di rumah mereka.

Ciiitt.

Aku memarkir mobilku di sebuah halaman rumah, yang banyak di tumbuhi bunga lilly. Hatiku terasa ngilu, mengingat Mita. Dia sangat menyukai bunga lilly.

Dengan langkah besar, hanya butuh beberapa detik untuk sampai ke ujung pintu.

knock....knock...knockk....

Tidak ada jawaban.

Shit! where are you billy?!

Knock....knock....knockkk....knockk...knock....knock....knockkk....knockk...knock....

Oke bilang aku tidak sabaran, karena itu memang benar. Aku benar-benar penasaran dimana wanitaku sekarang berada.

"Davin? What are you doing here?" Dihadapanku, berdiri seorang wanita cantik dengan rambut coklat yang berantakan. And, dia hanya menutupi badannya dengan sehelai kain selimut!

"uhm..Chatty, where is billy?" tanyaku, sambil mengalihkan pandanganku.

"Hey babby, why you take so long?" Muncul-lah billy, yang hanya mengenakan boxer. Ia mencium pundak telanjang chatty.

ew

"enggh...Honey stop it, Davin is here" Chatty berusaha menahan erangannya.

Seriously? Haruskah aku melihat adegan yang lebih panas, kalau saja chatty tidak menghentikan Billy.

"What?" Billy menaikkan wajahnya dari lekukan leher chatty. "Oh man! seriously? its 5a.m in yhe morning and you already here?" pekiknya tak percaya.

"i cant wait Bill, i need to know where is she" Billy dan Chatty menatapku iba. Selama 5 hari ini, Billy dan Chattylah saksi hidup, yang melihat betapa hancurnya aku. Betapa frustasinya aku mencari Mita di setiap sudut kota berlin. Tapi yang ku dapat?

Nihil!

"come follow me!" Ucap billy akhirnya. Chatty membukakan pintu selebar-lebarnya untukku masuk.

Aku mengikuti Billy masuk ke dalam rumahnya. Sebelum masuk ke sebuah ruangan, ia meraih sebuah kaos berwarna abu-abu yang ada di atas kursi.

Aku memasuki sebuah ruangan bernuansa abu-abu. Ruang kerja billy.

"You can sit there," Kata billy, sambil menunjuk sebuah sofa panjang berwana hitam, di samping pintu, sedangkan billy menuju kursinya.

"So?" tantaku pada Billy.

Billy membuang napas berat.

"3 days ago, Aku tanya ke salah seorang temanku yang bekerja di bandara. Dia bilang, ada penumpang bernama Radanta Gilang Pratama, dan Diendra Paramitha Wijaya."

Deg!

"And?" tanyaku.

"Dia pergi menggunakan jet pribadinya. Tidak ada yang tahu kemana pesawat itu mendarat. Si Konglomerat Radanta itu, benar-benar serius melarikan kekasihmu. Dia membayar dalam jumlah yang tinggi, untuk merahasiakan tantang keberangkatannya." jelas billy panjang lebar.

Rasanya semua tulang-tulangku tak lagi berada di dalam badanku. Lemas. Aku langsung menyandarkan kepalaku, ke sofa.

Kamu kemana sugar?

Sebegitu marahnya kamu sama aku? Sampai kamu pun tak ingin di temukan?

"Tapi Dav, aku udh nyuruh semua anak buah aku buat nyari tau kemana anak konglomerat itu, membawa pacar kamu," ucap billy.

"Dia ga mau di temuin Bill, dia bener-bener marah sekarang. What should i do?" Aku menjambak rambutku frustasi.

"Nih" Billy mengulurkan handphoneku yang sudah 5hari ini tidak pernah ku bawa.

Aku mentap Billy dengan heran.

"Kalo ga salah baca, ada email dari Mita, 4 hari lalu."

Shit!

4 Hari yang lalu dan billy baru bilang sekarang?!

Dengan cepat aku meraih handphone yang ada di genggaman Billy.

Benar, ada sebuah email dari Mita.

From: DiandraParamita22@gmail.com

Dear,
My Davin.

Davin maaf lagi-lagi aku menjadi seorang pengecut. Maaf aku harus pergi. Aku ga siap dengerin semua penjelasan kamu. Terimakasih untuk semuanya. Aku pergi Dav, aku janji aku ga bakal ganggu hidup kamu lagi. Aku ga bakal ngerusak kebahagiaan kamu dengan Alisha.

Jangan khawatirin aku, disini ada Anta yang selalu jaga aku:)

I love you, davin.

-Mita-


Air mata yang sudah mati-matian ku tahan sejak Mita pergi, akhirnya turun juga.

Haruskah berakhir seperti ini sugar?

Tidak ada lagikah kesempatan untukku?

"Aku terus bantu mencari Mita!" Ucap Billy lirih, sambil menepuk pundakku dua kali.

Aku melihat wallpaper layar handphoneku. Disitu terpampang foto Mita yang tengah berlari memegang balon-balon.

Tuhan,

Bolehkah sekali lagi aku melihat dia?

Melihat sekali lagi senyumnya?

Memeluk badannya yang mungil?

Dan bolehkah aku memiliki jiwa, dan raganya sekali lagi?

Aku berjanji, jika mendapat kesempatan itu sekali lagi, aku tidak akan melukainya lagi.

Aku akan menyayangi, dan menjaganya sekuat tenanga yang aku punya.

〰〰〰〰

tring.....

Tanpa melihat caller id dari penelfon, aku langsung mengangkat telefon yang masuk di hpku.

"Sugar?"

"Ini mami sayang," Aku menghembuskan nafas berat.

"Kenapa mi?" tanyaku lemas.

"Gimana Mita? Kamu udah ketemu dia kan?" cicit mami di sebrang telfon sana.

Timbul sekelebat rasa perih, mendengar nama Mita di sebut. Karena sudah hampir sebulan ini ia tak juga di temukan.

"Belum mi, Davin rasa...... Davin benar-benar kehilangan Mita."

〰〰〰〰

Maaf pendek, dan absurd:(

thankyou readerss luvv💞💞

My Beloved SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang