-Mita POV-
Hari minggu! Senangnyaa! Hari paling santai dalam seminggu ini. Hari ini kak Firza bakal ngenalin aku, sama klien incarannya. Aku mau lihat, seberapa istimewanya wanita itu. Ngomong-ngomong soal pernikahan, persiapan pernikahanku sudah hampir 70%. Kita tinggal memesan undangan, rencananya aku dan Davin akan memesannya lusa besok. Kurang lebih 5 minggu lagi, aku akan melangsungkan pernikahan. Ada rasa senang, dan juga ada rasa sedih. Senang karena sebentar lagi, aku dan Davin akan meresmikan hubungan kami. Sudah jelas tidak akan ada lagi yang bisa menggoyahkan hubungan kami. Kalaupun ada, kita akan berpikir 2x untuk memutuskan berpisah. Sedihnya? Tentu saja aku sedih, bagaimana aku tidak sedih? Aku akan melangkahi kak Firza, untuk menikah duluan. Setelah melakukan perundingan bersama keluarga, (aku, papa, dan kak Firza) akhirnya keputusan yang di ambil adalah aku harus menikah duluan dengan Davin. Padahal kalau papa menyuruhku menunggu, sampai Kak Firza menikahpun aku tak masalah.
Tuk!
Kak Firza menyentil dahiku, membuat semua lamunanku bubar. ish! dasar kakak kurang ajar! "Lagi mikir mesum ya?!"
Buk!
Aku memukulkan majalah fashionku, ke kepala kak Firza. Seenaknya saja kalau bilang. Aku tidak pernah melamun jorok seperti yang di tuduhkannya! "Sembarangan!" bentakku. Aku melipat kedua tanganku, di depan dada.
Kak Firza malah terkikik geli. Halo?! Dikira lucu gitu? Aku mendengus sebal, mendengarkan suara kikikannya yang mirip mak lampir itu. "Berisik!" ucapku galak.
Kak Firza mengacak rambutku yang sengaja ku tata rapi, "Hahaha...Ampun ampun dek. Eh, ada Bella tuh di bawah."
Aku mengernyit bingung, "Bella?"
Kak Firza malah menyeringai. Hah! Jelek sekali mukanya! "Calon kakak ipar" Kak Firza menaik turunkan kedua alisnya.
Aku langsung bangkit dari kasur kesayanganku, dan berlari turun ke lantai bawah. Saat sampai di bawah, aku melihat seorang gadis sedang membaca majalah fashion milikku, yang memang sengaja ku tinggal di ruang tamu. Rambutnya hitam, kulitnya pun putih, pakaian yang ia gunakan tidak se'wow' yang ada di pikiranku. Aku kira dia akan menggunakan dress mini, yang menonjolkan sebagian badannya. Tapi tidak, tampilannya simple. Dapat ku ambil kesimpulan bahwa dia adalah Gadi sederhana. Ia menggunakan t-shirt stipes, dan rok selutut berwarna hitam, ia juga mengenakan sepatu converse yang berwarna senada dengan roknya. Tampilannya tidak seperti bussines girl biasanya, yang selalu terlihat glamour kapanpun-dimanapun.
"Hai..." Sapaku, gadis itu menoleh. Lalu tersenyum manis ke arahku, ia berdiri saat aku berjalan menghampirinya.
"Kak Bella ya?" tanyaku. Dia tersenyum, seraya menganggukkan kepalanya. "Kamu pasti Mita kan? adeknya Firza?" Kini giliranku yang tersenyum sambil mengangguk.
"Duduk kak," Aku mempersilahkan kak Bella duduk di sofa, lalu aku pun duduk di sebelahnya.
"Kamu itu desainer ya Mit?" tanya kak Bella.
"Iya kak, cuma ga sehebat tante aku. Aku kerja di butik tanteku kak"
"Hebat banget! Boleh dong aku di buatin dress, untuk nikahan kamu," Kak Bella mengerlingkan mata kirinya.
Peribadi yang hangat, andai aku punya kakak perempuan seperti dia.
Aku tertawa kecil, "boleh kak, dateng aja ke butik tanteku."
"Oh ya kak, ngomong-ngomong kok kak Bella mau sih sama kak Firza? Dia kan jelek, kurus, hard worker lagi. Kakak sering di cuekin ya sama dia? Emang dasar tuh-"
"ehm..." terdengar sebuah deheman alay dari balik punggungku. Aku sudah tau kalau itu pasti kak Firza.
"Kamu tuh salah kali, yang ada tuh aku yang di cuekin sama dia...." Kk Firza berjalan mendekat ke arah kami berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Sugar
Chick-LitPernahkah kalian menunggu seseorang, dalam status yang tidak pasti? Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu membali.Lagi-lagi dia memintaku menunggunya. Ditambah lagi dengan munculnya 'dia' diantara kami. apa aku masih bisa terus...