complicated

1.6K 68 16
                                    

Suasana ruang makan hotel kamar masih sepi. Sejak tadi, kami bertiga hanya duduk melingkar di meja makan ruangan ini. Kesunyian berlangsung cukup lama. Davin yang hanya diam, sambil menatap bergantian padaku, lalu pada gadis tadi.

"Davin...."
"Kak Davin...." ucapku bersamaan dengan gadis yang mengaku-ngaku tunangan Davin.

Davin hanya menghela nafas berat. Dan entah kenapa, kecanggungan kami bertiga semakin bertambah.

"Kak Davin, jelasin ke cewe ini kalo aku emang tunangan kakak!" Siera mengguncang-guncangkan bahu Davin, agar Davin tidak hanya diam.

Tapi yang terjadi justru sebaliknya.

Davin diam.

Ia memejamkan matanya, lalu mengusap wajahnya dengan kasar.

Entah kenapa, gerakan Davin barusan membuatku semakin gusar?

Aku semakin bertanya-tanya dalam hatiku.

siapa sebenarnya gadis ini?

"Kak Davin! Jangan diem aja dong....," rengek si gadis ini tadi.

"Siera!" bentak Davin.

Gadis tadi nampak terkejut mendengar ucapan pertama Davin, setelah ia diam cukup lama. Jujur aku juga sangat terkejut mendengar bentakan yang keluar dari mulut Davin. Karena setauku, Davin bukanlah tipikal orang yang akan berkata kasar pada Wanita.

"Siera," panggil Davin, suaranya kini melembut.

"Tolong jangan memperkeruh keadaan" ucap Davin akhirnya.

"Aku baru saja bertemu dengan belahan jiwaku, setelah sekian lama kami terpisah. Aku tidak ingin kehilangan dia untuk kesekian kalinya" Kata Davin sambil menggenggam tangan kananku.

Entah kenapa tubuhku menghangat mendengar ucapan tulus dari seorang Davian Orthio Pahlevi.

Wajah si gadis nampak terkejut, air mukanya langsung berubah 180' dari sebelumnya. Ada kilat kesedihan yang terpancar dari mata bulatnya. Dan sekarang mata itu mulai tergenang air mata yang siap ia tumpahkan kapanpun.

"Ta....tapi... ta....Tapikan-"

"Hati aku cuma buat Mitha, my beloved sugar" potong Davin sebelum si gadis tadi menyelesaikan ucapannya. lagi-lagi ucapan Davin membuat darahku berdesir.

"ka...kak Davin pasti bohong kan? Iya kan? Kak Davin cu...cuma-"

"Buat apa bohong Sie? Kamu tau sendirikan gimana keadaan aku waktu jauh dari Mitha?" sekali lagi Davin memotong ucapan gadia yang bernama Siera itu.

Sejauh ini aku hanya diam, karena aku masih belum tau harus berkomentar apa.

"Terus kenapa kak Davin  sama Sie? Kak Davin selalu jagain Sie? Kenapa juga kak Davin selalu larang Sie deket sama cowok lain?!" Akhirnya air mata yang mungkin mati-matian Siera tahan, akhirnya tumpah juga, bersamaan dengan ucapan yang terkesan penuh dengan emosi tadi.

"Siera. Dengerin. Aku. Aku ngelakuin itu cuma sebagai rasa tanggung jawabku karena membuat kamu lumpuh. Hanya sebatas itu Sie," Aku cukup terkejut, ucapan Davin barusan dapat dibilang sangat menohok hati Siera.

"enggak...." Siera menggelengkan kepalanya. "kak Davin bohong! Kak Davin sayang kan sama Sie?! Iya kan kak?!" Kini Siera bangun dari duduknya dan mulai memukuli Dada Davin.

Davin akhirnya bangkit, dan berusaha meraih kedua tangan Siera yang masih menyerang dada Davin membabi buta.

"Siera!" bentak Davin sekali lagi.

"Demi tuhan! Perasaan kakak ke kamu, ga pernah lebih dari seorang kakak yang melindungi adik perempuannya." Davin mengusap pipi Siera, dam menyelipkan anak rambut Siera ke balik telinganya.

"Tapi Sie sayang sama kakak....hiks...." Ucap Siera sambil terisak.

Tangan Davin terulur ke tengkuk Siera, dan menarik remaja itu kedalam pelukannya.

Sisi egois dalam diriku berteriak cemburu melihat Davin memeluk gadis lain selain aku. Entah kenapa sakit itu muncul lagi. Rasanya sama seperti ketika melihat Davin bersama Alisha dulu.

Ayolah Mita, ini pasti hanya pelukan biasa dr Davin!" sisi hatiku yang lain berseru demikian. Ah ya benar! Davin memeluk gadis ini hanya untuk menenangkannya saja.

"Terimakasih buat perasaanmu yang menyayangi kakak lebih dari seorang saudara. Tapi maaf, kakak ga bisa membalas perasaan kamu. Kamu cantik Siera. Diluar sana banyak laki-laki yang menginginkan kamu." ucap Davin sambil mengusap pelipis Siera.

"tapi Sie cuma mau sama kakak...hiks" Isak tangis siera mulai terdengar.

Aku? Aku cuma diam bak menonton film korea yang pernah di tonton sepupu Anta.

Ah! Anta!

Bagaimana dia sekarang? Apa dia sedang mencariku?

Yatuhan!
Rasa bersalah mulai menggerogoti hatiku.

Aku adalah tunangannya.

Dan sekarang aku malah ada di kamar apartment mantan tunanganku?!

Yatuhan.
Wanita macam apa aku ini? Kalau begini apa bedanya aku dan Alisha?!

tidak, ini salah Mita.
Tegakah kau menyakiti Anta yang sudah berbaik hati menampungmu selama ini?
Tegakah kau hancurkan hatinya? Padahal ia lah yang membantumu ketika hatimu pecah.
Dia yang rela melakukan apapun demi melihatmu tersenyum!

Bukan Davin!

Davin yang mematahkan hatimu! 

sisi hatiku berteriak demikian, namun disisi yang lain, entahlah aku senang bisa kembali bersama Davin.

Dengan cepat aku bangkit dari dudukku, dan berjalan mengambil tasku yang ada di sofa, dan bergegas keluar dari apartement Davin.

tidak, aku tidak akan tega menyakiti Anta.
aku pernah berjanji akan belajar mencintainya.
Aku akan tetap bersama Anta.
Walaupun hatiku memilih bersama Davin.
Bagaimanapun perasaanku, aku tetap harus membalas semua pertolongan yang Anta berikan padaku.

"Sugar wait! kamu mau kemana?" teriak Davin yang sudah berhasil meraih lenganku.

"Davin, ini salah. Aku, kamu, kita ga bisa barengan lagi. Aku sudah punya Anta, dan kamu sudah punya Siera. Aku gamau ada yang tersakiti lagi" Air mataku mulai membasahi kedua pipiku.

Sedih rasanya harus berpisah lagi demgan Davin. Namun aku memang harus!

Davin menangkup kedua pipiku ,"no... sugar, gaada yang tersakiti. Selama ini kita yang tersakiti. sekarang kita di pertemukan, untuk saling menyembuhkan luka yang kita buat sendiri" Suaranya bergetar. Sangat tersirat rasa ketakutan yang terpancar dari matanya.

"Maaf Davin tapi aku ngga bisa" Aku melepas tangan Davin yang bertengger di pipiku. Aku berlari keluar dari kamar apartmenet Davin.

Beruntung sepertinya Siera berhasil menahan Davin.

Terbukti ia tak menyusulku hingga aku keluar dari lobby.

Maafkan aku Davin.
Terimakasih untuk 5jam paling indah, hari ini.

"st. lucas avenue sir" ucapku pada supir taxi yang ku temukan tak jauh dari apartment.

ini kah akhir hubunganku dengan Davin?

➖➖➖➖➖➖

HALLO UPDATED YAAAAH WKWK! setelah sekian lama:(

Maaaf banget baru post, btw masi ada kah yang nungguin cerita ini?

Sedih aja di post2 terakhir gaada yg comment:(

semoga bisa mengobati kerinduan kalian buat davin-mita ya!

Vomments yang banyak dong biar aku semangat nulisnya!

ps; like min. 20 baru aku mau nulis lagi:b

Happy reading<3

My Beloved SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang