-Anta POV-Aku masih mondar-mandir di ruang kerjaku yang menghadap ke halaman utama Mansion milik akung. Masih menunggu bagaimana hasil kerja anak buahku diluar sana. Tiba-tiba terdengar pintu gerbang mansion terbuka, tak lama terdengar pula suara mesin mobil mati. DEngan langkah besar aku menuju sisi jendela yang menghadap langsung ke halaman. Disana berdiri seorang wanita cantik, yang tak lain dan tak bukan adalah belahan jiwaku, tunanganku, my Mita.
she's back.
rasa hangat merasuk kedalam diriku ketika tatapan kami saling bertemu. Ia tersenyum padaku. Dia selalu terlihat begitu sempurna, masih sama seperti pertama kali aku menemukan dia menangis di sebuah taman. Pada saat itu juga aku meyakinkan pada diriku sendiri, kalau dia harus menjadi pendamping hidupku. Yang akan menjadi Mrs. Pratama. Yang akan menjadi ibu dari anak-anakku kelak.
Dengan cepat aku berlari keluar, untuk menemui wanitaku. Hingga akhirnya, aku sudah berdiri di depan wanitaku. Ia menunduk, tapi aku masih dapat melihat Matanya yang sembab. Aku dapat melihat dengan jelas kesedihan tercetak di wajah ayunya.
what happend with her?
Did Davin hurt her?
Tanganku bergerak menyentuh pipinya. Mita semakin menundukkan kepalanya. Seolah akan ada rahasia besar yang akn terbongkar jika ia mengangkat kepalanya untuk menatapku langsung. Kini tanganku bergerak halus menuju dagunya. Perlahan, aku mulai menaikkan dagu Mita. Sangat pelan. Hingga akhirnya dapat kulihat dengan jelas bola mata kecoklatab miliknya.
what happend actually?
batinku terus bertanya. Tapi seolah berlawanan, bibirku malah terkunci rapat. Akhirnya ku beranikan diri menarik tubuhnya kedalam pelukanku.
Aku mendekapnya erat. Menyalurkan setiap rasa yang kurasakan sejak ia pergi. Namun dapat ku rasakan bahunya mulai bergetar. Samar-samar isak tangis Mita terdengar.
Dia menangis.
Dan akupun bingung harus berbuat apa sekarang. Setengah mati aku penasaran sebenarnya apa yang terjadi antara dia, dan Davin. Namun tak mungkin rasanya kalau aku menanyakan semua itu sekarang. Mita butuh seseorang yang bisa mengerti dirinya. Dan aku akan menjadi lelaki yang akan mengertinya. Aku tak ingin Mitaku kecewa.
"sssshh.... its okay im here" aku mengusap punggungnya, untuk menenangkan tangisnya.
"Antaaaaa.... hiks...hikss"
"Yaaa sayangg?" jawabku. Aku mencium puncak kepalanya. Aroma vanilla menyeruak kedalam indra penciumanku. Rasanya begitu tenang ketika menciumnya.
"Maafin aku... hiks"
Aku mengerutkan keningku, aku semakin bingung kemana arah pembicaraan kami, rasa takut mulai menyerangku sekarang. Akankah Dia memilih kembali bersama Davin?
god please dont take her, batinku.
"Maaf untuk apa sayang?"
"im sorry for leaving you" Ucapnya akhirnya. Rasa lega menyelimutiku.
Terimkasih tuhan.
Aku menciumi puncak kepalanya berkali-kali. "Its okay. Aku paham. Brengsek itu yang menarikmu pergi" bisikku di telinga kirinya.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
-Mita POV-
Anta memaafkanku. Dia begitu baik. Sedangkan aku? Aku wanita yang jahat. Bahkan aku sempat berpikir akan kembali bersama Davin. Walaupun aku sudah tau alasan tentang kebenaran malam sialan itu, tak seharusnya aku berpikir kembali bersama Davin. Sudah ada Anta.
kau bodoh sekali Mita!
"Sayang? Kok makannya ga di makan?" tanya Anta.
Ah ya aku hampir lupa kalau sekarang aku sedang makan dengan Anta. Setelah acara nangis-nangisan 1 jam lalu. Akhirnya Anta mengajakku makan malam. Ia paham betul kalau aku belum makan malam. Akhirnya dengan sedikit paksaan darinya sampailah kita di Mcd dekat mansion akung.
"Antaaa.... Aku takut gendut" rengekku manja. Entah kenapa bersama Anta aku sungguh ingin dimanja. Tak ada sedikitpun rasa canggung setelah acara mellow mellowan tadi. Rasanya aku sedang bersama kakak sendiri.
Anta menyentil keningku.
Huh! Kebiasaan!!!!!!
"Dasar anak kecil! Badan kerempeng begitu mana bisa gendut sih" Anta menopang dagunya pada telapak tangan kanannya.
"Yeee ngejekin aja bisanya." tiba-tiba aku kepikiran sesuatu. "Aku mau makan, asalkaaann....." aku menggantung ucapanku.
"I'll do anything to make you eat your dinner sweet heart" Kata-katanya begitu manis. Tapi tak ada sedikitpun getaran pada hatiku. Tak seperti....... Ah sudahlah!
"Aku mau makan asalkan kamu mau baikan sama Davin"
Air muka Anta langsung berubah. Kilat kecemburuan terpancar jelas dari sorot matanya yang menajam menatapku.
"That dumb? Aku gamau!" tolaknya keras.
well, its gonna be hard.
"please, kejadian itu cuma-"
"i said no!" potongnya.
"well then, aku akan mogok makan sampai kamu mau baikan sama Davin" Aku menyilangkan kedua tanganku di dada.
"ugghh.... please sayang. Kamu minta apapun ke aku, apartemen, mobil, belanja, anything. Asal jangan minta aku untuk yang satu itu." Anta menjambak rambutnya, itulah kebiasaannya kalau ia sedang gemas. Mati-matian aku menahan tawa yang hampir meledak ketika melihat wajah frustasinya.
"you choose. kamu mau emang liat aku makin kurus, terus-"
"fine" potong Anta lagi.
"Apa?" tanyaku sok polos.
"Aku bakal baikan sama dia. Demi kamu" Ia mencubit hidungku kuat.
"ishhh... sakit tau!" aku memegangi hidungku yang malang.
"udah buruan di makan, abisin ya sayang" ia tersenyum manis.
terimakasih untuk semuanya Anta.
Kali ini aku berjanji tak akan berpaling pada lelaki manapun, tak terkecuali Davin.➖➖➖➖➖➖➖➖➖
NAH LOH NAH LOOOH!
gimana tuh si Mita?
Napa ya aku lebih suka mita sama anta?:p wkwk
Terimakasih untuk yang masih setia nunggu cerita abal akuh!
peluk cium😘💞
OYA UNTUK PART INI AKU MINTA LIKE 40 ajaa ga muluk2 banget kan?:( yang baca 400 orang lebih loh:( ngetik dari hape itu cape betz genk:(
Comment jangan lupa ya! tiap komen kalian itu semangat buat akuh *cieeee😅
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Sugar
ChickLitPernahkah kalian menunggu seseorang, dalam status yang tidak pasti? Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu membali.Lagi-lagi dia memintaku menunggunya. Ditambah lagi dengan munculnya 'dia' diantara kami. apa aku masih bisa terus...