Warning 18+ hehe
-Davin POV-
Sebuah tangan mengusap pipiku, membuatku merasa nyaman dengan perlakuannya. Perlahan mataku mulai terbuka. Pertama kali yang kulihat adalah sesosok wanita cantik, yang sedang menandang ke arahku, dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
Aku tersenyum, andai saja setiap pagi dialah yang ku lihat, saat pertama aku membuka mata, pastilah hariku menjadi semakin baik.
"Selamat pagi sugar" Aku meraih tangan kirinya, lalu mengecup punggung tangannya.
Pipinya merona, ah cantik sekali gadisku ini. Laki-laki mana yang tak jatuh hati melihat bidadari secantik, dan sebaik dia?
"Pagi Davin" ia tersenyum sambil tersipu, membuatku semakin gemas saja.
"Sugar?" panggilku.
"ya?"
"Can we just finished it up?" tanyaku,
Sepasang alisnya berkerut, "aku ga ngerti deh Dav"
Aku bangun dari tidurku, dan bersandar di dipan kasur, lalu aku menggenggam erat sepasang tangan Mita.
"About 2 days ago. Aku minta maaf sugar, sungguh aku ga berniat buat nyakitin kamu. Aku bener-bener ga-"
Cup!
Sebuah bibir menempel di atas bibirku, melumat lembut bibirku. Mataku yang sebelumnya terbelalak kaget, sekarang malah ikut terpejam. Aku semakin mempercepat tempo ciuman kami, dan tanpa ku duga Mita dapat mengimbanginya. Mita mulai mengalungkan kedua tangannya di leherku. Aku menjatuhkannya diatas kasur, lalu badanku menindih badan mungil kekasihku, tanpa ku lepaskan ciuman kami. Tanganku mulai bergelia diatas perutnya yang rata.
Aku menjadi semakin hilang kendali, saat mendengar erangan yang keluar dari bibir manis Mita. Aku melepaskan pagutan kami, dan mulai mencium dagunya, dan bergerak turun ke leher jenjangnya.
"ah....Davin" erangnya.
Aku semakin bersemangat, menciumi leher putih itu. Aku menghisap leher Mita kuat-kuat, meninggalkan bekas merah keungu-unguan.
Aku tersenyum sekilas ke arah Mita, lalu berniat untuk melanjutkan 'olahraga pagi' kami. Telapak tangan Mita di tempelkan di bibirku, lalu ia menggeleng.
"Sudah aku capek, lutut aku gemeteran banget Davin" ucapnya polos,
Aku tertawa mendengar pengakuan gadisku ini,
"Kok ketawa sih?" ia mencubit lenganku,
"Abis kamu lucu" Aku mencolek hidung bangirnya,
Mita menunduk malu, "Cantik banget sih kalau pipinya merah begini" godaku,
Mita mendorongku, hingga aku terjatuh di sisi kasur yang kosong. "Aduh sakit kali sugar"
Mita melempar sebuah bantal yang tepat mengenai wajahku, "Buruan mandi gih, aku siapin makan ya" Mita tersenyum sekilas, lalu keluar dari kamar bernuansa pink ini.
〰〰
"Eh Davin, yaampun bikin kaget aja deh kamu" Mita terperanjat kaget, saat tanganku baru saja melingkar di pinggang langsingnya.
Aku menyandarkan daguku, ke bahu kanan Mita. "Kangen sugar" kataku.
"Kangen? Davin yang benar saja, kamu hanya pergi mandi selama 20menit dan kamu sudah kangen sama aku? Jangan gombal!" ucapnya sambil mengaduk cream soup yang di masaknya.
"Terserah deh, pokoknya aku kangen" Aku mengeratkan pelukanku di pinggangnya, dan menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya.
Aroma fruty floral dengan campuran strawberry, menyeruak memenuhi paru-paruku. Wangi tubuhnya jauh lebih memabukkan daripada Whiski sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Sugar
ЧиклитPernahkah kalian menunggu seseorang, dalam status yang tidak pasti? Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu membali.Lagi-lagi dia memintaku menunggunya. Ditambah lagi dengan munculnya 'dia' diantara kami. apa aku masih bisa terus...