"Selamat pagi semua" Sapaku saat satu persatu anggota keluarga Davin masuk ke ruang makan.
"Pagi Mita, ini kamu yang masak?" tanya Tante Olivia mama dati Tika, beliau juga salah satu Desainer kondang di Indonesia, seperti tante Shandra.
"Iya tante," Aku tersenyum lebar. Entah pagi ini moodku baik sekali. Aku memasak untuk 17 kepala di rumah ini.
"Wah cucu menantu Nenek pinter banget ya masaknya" puji Nenek Davin,
"Ah nenek bisa aja" Aku menundukkan wajahku karena malu.
"Wah beruntung banget ya si Davin dapet calon yang cantik, kerjanya sip, jago masak pula. Aku mau dong yang kaya gini" Puji Leo.
Davin langsung bangkit dari duduknya, lalu memukulkan sebuah sendok di kepala Leo, "Cuma satu nih punyaku doang"
Leo memegangi kepalanya yang menjadi korban Davin. "Yaelah pelit amat."
"Sudah-sudah lebih baik dimakan saja sarapan buatan calon cucu menantu Nenek" Lerai Nenek.
〰〰〰
Hasil yang lumayan baik. Dengan benerapa pujian pada makananku, aku semakin percaya diri kalau keluarga ini akan menerimaku. Yah walaupun Audrey tetap saja tidak suka padaku. Sebenarnya aku belum tau apa yang salah pada diriku, sampai sepupu Davin itu sangat tidak menyukaiku.
Kenapa aku bilang dia tidak menyikaiku? Disaat semua memuji makananku, dia malah bilang kalau masakanku hambar, tidak berasa. Yah itu sudah menunjukkan kalau dia tidak suka padaku bukan?
Aku, Tika, Rima, Davin dan Leo sedang bermain uno, di taman belakang.
"Uno!" seruku saat kartuku tersisa satu lembar.
Mereka semua menatapku tidak percaya,
"Kamu curang ya sugar? Baru juga main udh mau abis aja" Davin menarik hidungku gemas.
"Aduh! Sakit tau! Ya mau gimana lagi, kalo udah jago ya begini" Sombongku.
"Udah ah capek kalah terus!" Seru Rima sambil melempar 6 kartu unonya ke lantai.
"Yah padahal udah mau menang" ucapku yang ikut melempar kartuku.
Davin yang ada di sebelahku langsung mengunci kepalaku di lengannya.
"Makanya jangan sombong jadi ga berkah kan menangnya" Kata Davin sambil mengacak rambutku dengan tega, padahal baru saja aku memblow nya setelah mandi tadi.
Semua pemain tertawa puas melihatku di siksa Davin. Huh dasar sekumpulan keluarga yang tega!
"Hai semua!" Seri sebuah suara yang terdengar manja di telingaku.
Sontak aku, Davin, Tika, Rima dan Leo langsung menoleh ke sumber suara.
"Alisha?" Ucap Davin, ia langsung melepaskan lengannya dari kepalaku. Aku langsung kembali ke posisi dudukku semula.
"Hey Dav!" Alisha tiba-tiba ikut duduk di sebelah Davin, "Aduh permisi ya" Ia menempati tempat yang sebelumnya diisi oleh Rima.
"Kok kamu ga pernah bales chat ku sih Dav?" Wajahnya langsung cemberut.
"Iya maaf ya Al, disini susah banget dapet sinyal" Davin tersenyum.
Ah kenapa harus tersenyum semanis itu di depan Alisha? Panggil aku egois atau apapun yang kalian mau, Tapi jujur saja aku tidak rela harus membagi senyum manis Davin pada Alisha!
"Eh kak Alisha? Kok ada di Indonesia kak?" Tanya Tika,
Ah ya rupanya, Alisha juga pernah di kenalkan pada keluarga Davin. Lagi-lagi nyeri di hatiku muncul lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Sugar
ЧиклитPernahkah kalian menunggu seseorang, dalam status yang tidak pasti? Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu membali.Lagi-lagi dia memintaku menunggunya. Ditambah lagi dengan munculnya 'dia' diantara kami. apa aku masih bisa terus...