Bad + Best Day!

2.9K 78 4
                                    

Aku baru saja mendarat setelah menempuh 1 jam perjalanan menuju Jakarta. Aku dan kak Firza sengaja datang untuk mengunjungi papa. Tapi ternyata penerbangan kami bersamaan dengan Davin yang harus ke Jakarta, katanya sih ada kerjaan disini. Kak Firza berbaik hati menawarkan untuk tinggal di rumah kami, dan Davin setuju!

Untuk menuju rumah papa yang ada di daerah kemang, mungkin membutuhkan waktu 2jam. Ah ya itu juga berkat kemacetan sepanjang jalan.

"Assalamualaikum paa...." Teriakku saat aku membuka pintu bercat putih di hadapanku.

Seorang laki-laki paruh baya, menuruni anak tangga tersenyum ke arahku. Aku balik tersenyum lebar ke arahnya.

"Papa!" seruku kegirangan. Lalu aku berlari menghampirinya, lalu memeluk tubuhnya yang masih sangat bugar itu erat-erat.

"Pa...Aku kangen!" Papa mengusap punggungku,

"Papa juga kangen kamu cantik, kamu apa kabar?" tanya Papa, lalu beliau melepaskan pelukan kami.

"Mita juga baik!" Aku masih saja tersenyum

"Hai pa!" Sapa kak Firza, lalu papa dan kak Firza melakukan high five ala mereka. Ya, papa bukanlah orangtua yang membosankan. Sangat asyik. Bahkan kadang-kadang papa merangkap jadi temanku.

"Ah ya sapa ini?" tanya papa sambil melirik ke arah Davin.

"Ini Davin pa" akupun akhirnya bersuara.

Davin tersenyum, "Assalamualaikum om" Davin mencium punggung tangan papa, dia selalu sopan seperti biasanya.

"Waalaikumsalam, Davin ini temennya Firza ya?" tanya papa.

"Ah iya om, saya Davin temennya Firza, sekaligus pacar Mita" ucap Davin percaya diri.

"Oh jadi kamu yang nyuruh anak saya nunggu selama 3 tahun?" tanya papa sarkasme.

aih papa malu-maluin ah. Davin menyenggol lengan kiriku, membuat aku menoleh dan beberapa saat kami melakukan eyecontact.

"Papa apaan sih" cibirku.

"Bagus juga selera kamu, Davin mirip papa tau ga waktu masi muda" dasar papa narsis!

Aku mencubit perut papa, "Kepedean!"

Akhirnya semuanya jadi tertawa, "Pa boleh ya Davin nginep sini? Lusa dia juga balik kok bareng sama kita" Kak Firza lagi-lagi bersuara.

"Boleh kok, asal ga satu kamar aja sama anak papa yang cantik ini" papa mencolek daguku.

"Papa!" memangnya aku mau kalau harus sekamar sama Davin? Ya walaupun beberapa waktu lalu aku juga tidur sekamar, tapi bukan berarti aku mau tidur terus-terusan dengannya kan?

Papa terkikik geli, "Yauda kalian istirahat ya, pasti capek" Kata papa sambil menepuk pundak kak Firza.

"Iya paa, capek banget sama macetnya Jakarta" Kata kak Firza.

"Yaudah Firza anter Davin ke kamar tamu ya, Little princessnya papa langsung istirahat! Jangan genit-genitan terus!" canda papa.

Aih siapa juga yang genit? Berbuat genit saja beberapa waktu lalu, karena Davin terus meminta maaf, jadi langsung saja ku cium biar dia berhenti bicara. Aku mengerucutkan bibirku, mendengar ucapan papa.

"Ya! yauda Mita istirahat dulu. Bhay!" Aku langsung berlalu meninggalkan 3 laki-laki yang sangat ku sayangi di dunia ini.

〰〰〰〰

Aku menggeliat dalam selimutku, badanku terasa sangat baik. Ah ya berapa lama aku tertidur? Aku melirik jam digital di atas nakas kamarku. Pukul 7, lama juga aku tertidur. Aku duduk diatas kasur selama beberapa saat, mengumpulkan nyawaku yang masih belum sepenuhnya kembali.

My Beloved SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang