My Fault?!

2.5K 89 3
                                    

"Hai princess" sapa seseorang di belakangku.

"Davin? kok disini? Katanya mau cari kerja?"

Davin tersenyum, "Pengen ngajak kamu makan siang bareng aja"

aku menaikkan sebelah alisku, "Tumben?"

"well, aku takut kamu makan siang sama radanta itu" Wajah Davin lucu sekali kalo cemburu, Jadi makin gemes:3

"Cemburu ya?" aku menyenggol bahunya, sambil menaik turunkan alisku.

"Cemburu sama pacar sendiri wajar kali sugar" Davin tak sungkan merangkul bahuku.

"Davin....ih..... lepas ah nanti kalo diliat tante Shandra gimana?" Ya, kami ada di butik tante Shandra.

"Ya gapapa kali sayang" Davin mengedipkan mata kirinya.

Biasanya aku akan mencubit perutnya setelah Davin mengedipkan mata, tapi sekarang? Jantungku malah berdebar tak karuan melihatnya.

"Ih pipinya merah" Goda Davin sambil mencubit pipi kiriku.

"Davin ih!" aku berusaha membalas Davin, tapi dia malah berlari. Hasilnya kami malah berlarian mengelilingi butik, sambil tertawa lepas.

"Davin..... hosh.....hosh.... udah ah capek" Aku duduk di sofa dekat ruang ganti, sambil memegangi dadaku yang terasa sesak.

Davin berjalan menghampiriku sambil tertawa. "Hahahaha......Makanya jangan lari-larian dong sweet heart" Davin berlutut di hadapanku.

Aku mencubit pipinya gemas, "Makanya jangan lari ah!"

"aduh....aduh iya ampun sugar" Davin berusaha melepaskan cubitanku.

kring.....kriiingggg......

i-Phone Davin berdering,

"Wait ya sayang" Davin menjawil pipiku sekilas, sebelum menjauh untuk mengangkat telfonnya.

Aku mengeluarkan i-Phoneku, ternyata ada sebuah pesan.

From: Anta Narsis!
Hey alay, mind to lunch with me? ;)
-Anta.

"Ehm" Aku terlonjak kaget mendengar suara deheman yang entah dari mana.

Aku mendongak ke atas, ternyata Davin sudah berdiri sambil menundukkan kepalanya.

"Sini biar aku bales" Davin langsung mengambil i-Phoneku, dan mengetikkan balasan.

"Nih udah" Davin menyerahkan i-Phoneku lalu duuk di sampingku.

Aku melihat ke layar handphoneku.

To: Anta Narsis!
Sorry anta, aku lunch sama pacar kesayanganku, Davin:D

Aku tertawa melihat balasan Davin.

"Davin.... hahaha, yaampun" Aku masih saja ga bisa ngontrol tawaku.

"Udah ah, jangan sms-sms dia lagi!" Aku berhenti tertawa, melihat ke arahnya. Davin dengan wajah muram, dengan tangan dilipat di dada.

Bibirku melengkungkan sebuah senyuman jahil.

"Dav...." panggilku.

"hm"

"Kalo besok aku lunch sama Anta boleh ga?" tanyaku.

Davin langsung menoleh ke arahku. Menatapku sekilas "Ga boleh!" Suaranya meninggi satu oktaf.

"Kenapa?" Tanyaku cepat.

"Ya ga boleh aja!" Jawab Davin dengan nada yang masih tinggi.

Aku tersenyum puas, lalu mencubit pipinya gemas.

My Beloved SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang