31

1.9K 89 1
                                    

Typo ada dimana-mana guys🤧

🍃🍃🍃

Bu Maryam POV

Setelah melaksanakan shalat isya, kini aku dan suamiku tengah berbincang-bincang diruang keluarga sambil menikmati secangkir teh hangat.

"Karena keinginan kita untuk menjodohkan Hafiz dan Aira ditolak. Jadi mas akan menjodohkan Hafiz kepada anak dari teman mas waktu smp dulu," Ucap suamiku dengan serius.

"Itu terserah mas aja. Jika calonnya baik nanti, saya setuju aja," Jawabku.

"Iya, tapi sebelumnya kita bicarakan dulu kepada Hafiz. Karena yang akan menjalankannya kan Hafiz nanti," Jawab suamiku sambil mengenggam tanganku.

"Emangnya temen mas itu orang mana?" Tanyaku pada suamiku. Sebelumnya aku tidak tahu kalau mas Qautsar mempunyai teman yang tak pernahku lihat.

"Orang Sambas. Sebenarnya dia itu asli orang Jakarta,sama kaya mas. Tapi karena ikut orang tuanya berkerja, jadi pindah dan menikah disana," Jawabnya.

Aku hanya ber-oh ria mendengar cerita suamiku.

"Jadi kapan kita ngasih tau Hafiz mas? Bukankah mas sendiri ngasih waktu Hafiz hanya satu bulan saja. Dan sekarang sudah hampir 4 bulan mas," Ucapku yang membuat suamiku menghentikan aktivitas menonton tvnya.

"Mungkin besok. Dan besok sore kita akan berkunjung ke apartemen milik Hafiz. Kalau kita pinta kesini, pasti banyak alasan yang akan ia buat," Jawab suami masih asik menonton berita.

"Ok. Saya ikut kamu aja," Jawabku sambil menyandarkan kepalaku didada bidang milik suamiku.

****

Aira tengah disibuk untuk merevisi kembali tugasnya. Dia itu gadis yang sangat rajin, saat diberikan tugas yang akan dikumpulkan dua minggu lagi. Ia sudah mengerjakan terlebih dahulu, karena dia takut akan lupa jika kebanyakan tugas yang dibiarkan menumpuk.

"Alhamdulillah tugasku sudah selesai. Besok sore tinggal print nih," Ucapku sambil membereskan buku dimeja belajarku.

Aku baru ingat bahwa sudah lama sekali aku tidak mengirimkan pesan kepada pak Hafiz. Aku jadi rindu dengan balasan pesan singkat yang ia balas.

Dengan rasa semangat tinggi, aku langsung mengambil hp miliku dan segera membuka aplikasi watshapp untuk memulaikan obrolan singkat dengan pak Hafiz.

Calon imamku😚😚

Assalamu'alaikum calom imamku😍

Wa'alaikumsalam.

Ada singkat tapi bukan surat🤔

Maksud kamu apa?

Bapak ngak ada niat gitu tanya kabar Aira hari ini😢😢

Ngapain juga? Ngak penting!!

Ya pentinglah pak. Entar calon makmum mu sakit gimana? Terus siapa nanti yang bakalan bawain bapak makanan nanti😢

Saya bisa bawa bekal sendiri.

Tapikan rasanya beda pak.

Sama! Karena sama-sama makanan kok.

Tapi resepnya beda pak. Bapak pakai resep biasa, kalo saya pakai resep cinta😍uwuww jadi baper🤧

Lebay bin alay!

Bapak suka film Dilan ngak?

Engakk!

Oh iya bapak kan sukanya saya😁bukan Dilan, ya kan pak😢

Geer.

Hayoo lah pak ngaku aja, apa susahnya sih!

Terus?

Nikahin aku🤧

"Yah...cuma diread.Ngak papa! Jangan nyerah dulu dong, ra! Ingat ada dua buku yang harus kau perjuangkan,"semangat Aira pada dirinya sendiri.

Aira pun meletakkan hpnya dinakasnya dan segera untuk menyelami dunia mimpi.

****

Hafiz POV

Tap
Tap
Tap

Suara sepatuku mengema ditiap lantai kelas. Aku terus berjalan dan menundukkan pandanganku. Bagaimana tidak, semua mahasiswiku terus saja menggoda dan menatapku.

Aku mengindikan bahuku melihat mereka. Bisa-bisanya mereka bersikap seperti wanita penggoda yang siap menggoda tiap laki-laki yang akan lewat dihadapannya.

Akhirnya aku sudah berada didepan ruanganku. Aku pun segera membuka pintu dan masuk. Karena aku tak tahan dengan tingkah aneh mahasiswiku hampir mirip dengan zombie.

Ceklek

"Huhhhh akhirnya aku terbebas dari zombie betina itu," Ucapku langsung mendaratkan bokongku ke kursi paling empuk.

"Assalamu'alaikum calon imam!" Pekik seseorang yang membuatku kaget dan terjatuh dari kursiku.

"Wa'alaikumsalam. Kamu bisa ngak sih ketuk pintu dulu kalau masuk ke ruangan saya!" Ucapku sangat kesal dengan mahasiswiku yang satu ini, siapa lagi kalau bukan Aira.

"Lah, kan saya duluan yang masuk keruangan bapak. Kenapa harus ketuk dulu? Apa harus saya keluar dan mengulangginya lagi?" Tanya Aira dengan wajah polosnya.

Aku menghela napas melihat kepolosan Aira. Kenapa orang seperti ini harus dihadapkan denganku Ya Allah.

"Ngak usah! Mau apa kamu kesini?" Tanyaku to the point.

"Mau nganterin ini," Jawabnya yang memperlihatkan kotak bekal dihadapanku.

"Buat apa? Saya tidak lapar!" Tukasku dengan wajah datar.

Krukkkk

Suara perutku membuat Aira tersenyum puas. Bisa-bisanya pada saat ini, perutku tidak bisa diajak kompromi.

"Tapi saya tetep maksa bapak buat makan masakan saya. Saya letakkan disini ya...pak. Dan Assalamu'alaikum," Salamnya langsung keluar dari ruanganku.

"Wa'alaikumsalam," Jawabku yang tengah menatap kotak bekal miliknya.

"Jangan lupa dimakan, bukan dipandang," Suara bisikan dari telinga kananku.

Aku menoleh ke arah sumber suara di samping kananku. Dan ternyata orang yang membisiki ku adalah Aira. Tatapan tajam dari mataku yang sangat pas tertuju pada iris matanya. Namun sayangnya itu sama sekali tidak berpengaruh padanya.

Aira hanya menyengir kuda tanpa rasa bersalah sedikit pun. Dan dia kembali berjalan keluar ruanganku.

Brukk

Suara tutupan pintu dari Aira membuat kesalku makin bertambah. Akhirnya, aku pun mengalah dan memakan masakan Aira. Daripada aku harus mati kelaparan kan?

🍃🍃🍃

Gimana guys?
Jangan lupa vote dan komen ya...

Cinta untuk pak Dosen![Completed/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang