87

1.6K 82 0
                                    

Typo ada dimana-mana guys!
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca.

🍃🍃🍃

Aira sangat senang karena hari ini dia diperlakukan bak ratu. Hari ini mereka sedang masak berdua di dapur. Semua anggota keluarga tengah sibuk mempersiapkan acara besar mereka. Jadi tugas mereka berdua hanya menjaga rumah.

Hafiz sangat telaten memasak sambal, sedangkan Aira hanya duduk manis memperhatikan suaminya sedang memasak.

"Mas, kau yakin tidak mau di bantu?" Tanya Aira ingin menawarkan bantuan pada suaminya.

"Tidak usah, kau cukup duduk saja," pinta Hafiz dan kembali fokus dengan alat memasak.

"Tapi Aira bosan mas, hanya duduk dan memperhatikanmu. Aira bantu ya?" Mohon Aira.

"Sekali tidak, tetap tidak Aira. Mas tidak mau nanti kamu kecapean," jawab Hafiz membuat Aira mendengus kesal.

"Mas ngak asik ah, masa istri pengen bantu masak aja ngak di bolehin," cemberut Aira.

Hafiz membalikan tubuhnya dan berjalan mendekati istrinya. "Sayang mohon mengertilah, mas ngak mau nanti kamu lecek gara-gara masak. Lagian mas ngak masalah kok, kalau mas yang masak," ujar Hafiz.

"Tapi..." ucapan Aira terpotong saat Hafiz mengecup pipinya.

Cup

"Ngejawab lagi mas cium nih," ujar Hafiz memegang pipi Aira.

Aira jadi salah tingkah akibat ulah Hafiz. Sungguh, pipinya sudah memerah. Hafiz terkekeh melihat pipi Aira merah.

"Sayang, kamu bawa blush on ke dapur ya? Kok pipinya mendadak merah gini sih?" Ujar Hafiz mengelus lembut pipi istrinya.

"Ish! Ini merah gara-gara mas tahu!" Kesal Aira dan memukul dada bidang Hafiz. Sedangkan suaminya tertawa keras, gemas dengan sikap Aira malu-malu kucing.

"Udah ah mas! Entar masakan kamu hagus lagi," ujar Aira mengalihkan pembicaraannya.

"Iya juga, ya udah mas lanjut masak ya sayang. Jangan rindu," ucap Hafiz melepaskan pelukannya.

Aira terkekeh melihat tingkat bucin suaminya. Tak menunggu lama lagi, masakan Hafiz sudah masak.

"Hemm...sepertinya masakan mas enak," puji Aira pada masakan suaminya. Hafiz tersenyum bahagia. Dengan semangat, Aira mengambil piring dan menyiapkan makanan untuk mereka.

"Ini mas," ujar Aira menyerah satu piring berisi lauk dan nasi.

"Terima kasih," Hafiz menerima piring tersebut dan menyantapnya.

****

Rosita dan Aisyah sangat sibuk mencari hadiah untuk Aira dan suaminya di mall.

"Syah, setelah beli hadiah kita cari gamis couple yuk," ajak Rosita.

"Boleh, ya udah yuk kita cari gamis di sebelah sana," usul Aira yang di angguki oleh Rosita.

Mereka berlari menuju stand gamis. Mata Rosita sangat berbinar melihat aneka ragam model gamis yang sangat menarik perhatian.

"Kita mau beli warna apa syah?" Tanya Rosita tampak bingung melihat jejeran gamis yang sangat cantik.

"Gimana kalau yang silver itu," tunjuk Aisyah. Rosita melihat ke arah tunjuk Aisyah.

"Wah bagus! Aku suka, ya udah kita ambil yang itu aja," ujar Rosita langsung mengambil gamis tersebut.

"Okey, kita bayarrrr," pekik mereka dan berjalan menuju kasir.

Sedangkan di tempat lain, bu Maryam dan suaminya tengah sibuk mencari berbagai keperluan untuk acara pernikahan Hafiz. Mereka sangat berantusis mengecek dan mencari barang perlengkapan yang akan diperlukan.

"Semuanya udah siap kan mas?" Tanya bu Maryam memastikan barang keperluan mereka sudah lengkap.

"Iya sudah, yuk kita pulang," ajak suaminya. Mereka langsung pulang untuk beristirahat tubuh mereka sejenak.

****

Hafiz dan Aira tengah duduk bersantai menikmati senja di taman rumah.

"Ngak nyangka ya, ra. Besok kita akan ngadain resepsi, mas ngak sabar memulai kehidupan baru bersamamu," ujar Hafiz.

Aira menatap wajah tampan suaminya dan tersenyum, "Iya, Aira juga. Aku sungguh tidak menyangka, akhirnya impianku untuk menikah dan menjadi istrimu sudah tercapai."

"Itu karena kita sudah di takdirkan bersama," jawab Hafiz meraih tangan Aira dan mengecupnya.

"Apa pun yang akan terjadi nanti, mas akan selalu ada untukmu," ujar Hafiz dan memeluk istrinya.

"Aku juga," jawab Aira dan membalas pelukan suaminya.

"Ehemm...ada yang manis tapi bukan gula," ujar seseorang dibelakang mereka.

Mereka pun menoleh kebelakang, "Ibu," ujar mereka bersamaan.

Bu Maryam tersenyum dan menghampiri mereka. "Kalian ngapain sih kok masih ditaman, ayo masuk. Bentar lagi magrib," kata bu Maryam menghentikan aksi ke romantisan mereka.

"Iya bu, bentar lagi kami masuk," jawab Hafiz.

"Ya udah, tapi jangan lama-lamanya ya. Awas aja lama!" Ancam bu Maryam yang di akhiri kekehan.

"Siap!" Jawab Hafiz membuat ibunya tertawa.

Bu Maryam pun pergi masuk ke dalam untuk bersiap-siap.

"Ya udah masuk yuk mas, bentar lagi magrib loh," ajak Aira.

"Gendong..." ujar Hafiz mengulurkan kedua tangannya dihadapan Aira.

Aira tak menyangka kenapa suaminya bisa berubah sifat seperti ini?

"Mas, kamu jangan ngadi-ngadi deh. Masa aku gendong kamu?" Jawab Aira.

"Aku ngak mau tahu!" Kata Hafiz dan sedikit ngambek karena Aira tidak mau menuruti perintahnya.

"Yang benar saja? Bagaimana bisa aku gendong dia?" Batin Aira.

"Mau ngak?" Tanya Hafiz membuyarkan lamunan Aira.

"Tapi mas..." jawab Aira yang langsung dipotong Hafiz.

"Aku yang akan gendong kamu," ujar Hafiz langsung mengendong dan membawa istrinya masuk ke dalam.

🍃🍃🍃

Jangan lupa, tinggalkan jejak!

Cinta untuk pak Dosen![Completed/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang