89

1.6K 71 0
                                    

Typo ada dimana-mana!
Mohon tinggalkan jejak setelah membaca, ok?!

🍃🍃🍃

Cahaya mentari mulai masuk lewat celah-celah jendela. Tetapi kedua insan itu masih menikmati mimpi panjangnya. Setelah shalat subuh tadi, Aira dan Hafiz memutuskan untuk tidur kembali. Maklumlah kecapean selesai acara resepsi kemarin.

Perlahan-lahan Aira membuka matanya. Ia melirik sekilas ke arah jam, "Ya Allah! Udah jam 7, haduh aku kesiangan lagi buat bantu ibu bikin sarapan," lirih Aira.

Aira merembak selimut, namun tangan kekar masih setia memeluk pinggangnya. Dia tersenyum melihat Hafiz yang masih tertidur sangat mengemaskan baginya. Niat untuk bangkit ia urungkan, dia memilih untuk memperhatikan wajah tampan suaminya secara dekat.

"Sepertinya tuan putriku belum puas melihat wajahku setiap hari," suara itu membuat Aira salah tingkah. Ia memilih memalingkan wajahnya ke lainnya, karena terpegok diam-diam memperhatikan suaminya.

Hafiz menarik Aira dan mempererat pelukan mereka. Jantung Aira terpacu sangat kuat, ia tak biasa diperlakukan seperti ini.

"Kamu kenapa sih sayang? Kok mata kamu tutup kaya gitu? Kamu ngak mau lihat mas lagi?" Goda Hafiz semakin mempererat pelukannya di pinggang Aira.

"Bu-bukannya begitu mas, Aira jadi se-sesak kalau mas terus peluk aku kaya gini," kata Aira membuat Hafiz melepaskan pelukannya, "Maaf ya sayang, habisnya mas itu gemes sama kamu. Ya udah sekarang kamu siap-siap, jam 8 nanti kita bakal ke bandara," ujar Hafiz dan beranjak dari tempat tidur.

"Mau kemana?" Tanya Aira kepada suaminya.

"Kamu lupa sama ucapan mas waktu itu?" Jawab Hafiz.

"Oh iya ya. Ya udah, mas mandi aja dulu. Aku siapin barang-barang keperluan kita dulu ya," Aira langsung menarik 2 koper yang akan mereka pakai.

"Ngak mau mandi bareng?" Goda Hafiz membuat pipi Aira berubah menjadi warna tomat.

"Mas, jangan gitu dong " rengek Aira sedangkan Hafiz terkekeh melihatnya.

Anton sangat menikmati sarapan pagi dirumah aunty dan unclenya. Setelah acara resepsi kakak sepupunya, Anton di ajak oleh pak Qautsar untuk menginap dirumahnya.

"Sebenernya pengantin baru ini lagi ngapain sih?" Ucap Anton di sela-sela makan.

Bu Maryam mengeleng pelan melihat Anton berbicara saat mulut penuh, "Keponakan aunty tersayang. Tolong dong, kalau mulut lagi penuh itu jangan ngomong dulu," nasihat bu Maryam. Anton hanya menyengir mendengar nasihat untynya.

Senyum bu Maryam mengembang dikala pengantin baru sudah siap dengan dua koper mereka menuju ruang makan.

"Alhamdulillah, ibu pikir kalian ngak jadi berangkat ke kota suci. Ya udah duduk yuk, kita sarapan dulu sebelum berangkat ke bandara," ajak bu Maryam kepada anak dan menantunya.

Hafiz dan Aira mengangguk dan ikut sarapan bersama keluarga penuh cinta ini. Aira terpana dengan segala sarapan di depannya, "Ini ibu yang masak sendiri?" Tanya Aira kepada ibu mertuanya.

"Iya nak, ayo mari di coba. Maaf ya kalau masakan ibu tak seenak masakanmu," ujar bu Maryam sibuk mengambilkan lauk pauk untuk pak Qautsar, suaminya.

Cinta untuk pak Dosen![Completed/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang