28

1.7K 96 0
                                    

Typo ada dimana-mana guys🤧

🍃🍃🍃

"Tarik nafasnya bu..." Intruksi dari dokter kepada ibu yang aku tolong tadi.

"Iya hembuskan. Dan tarik lagi bu..." Ujar dokter tersebut.

"Sedikit lagi bu, kepalanya udah mulai kelihatan," Ucap dokter yang terus mengintruksi ibu cantik itu.

Sedangkan aku? Sedang di tarik dan diremas jari-jemari indahku ini. Karena tiada suami yang menemaninya dalam proses melahirkan. Dan dengan terpaksa, aku harus menjadi korban ibu ini😢😢

"Aduh...bu, kepala sama jari saya sakit." Rintihku menahan rasa sakit. Namun ibu itu tidak mengubris ucapanku. Malahkan ia menarik khimarku sangat kuat. Hingga membuatku hampir sesak napas.

Hoek...hoek..hoek...

Suara malaikat kecil kini sudah tiba. Semua orang yang ada diruangan ini mengucapkan Hamdalah. Sebagai tanda syukur atas diberikan-Nya keselamatan dan kesehatan terhadap keluarga kecil ini.

Aku tersenyum menahan tangis saat melihat perjuangan seorang ibu yang meregang nyawa untuk si buah kecilnya.

"Alhamdulillah, tabarakaallah anak ibu berjenis kelamin laki-laki," Ucap dokter itu dengan menyerahkan bayi kepada ibunya.

"Alhamdulillah," Ucap kami serempak.

"Makasih ya nak, udah temenin saya saat melahirkan. Dan saya minta maaf atas perbuatan saya, tangan sama jilbab kamu kusut kaya gitu," Lirih sang ibu yang masih dengan kondisi lemah setelah melahirkan.

"Iya ngak papa bu. Lagian sakitnya saya belum seberapa dengan perjuangan ibu tadi. Dan selamat ya bu, atas kelahiran anaknya. Kebetulan tadi saya sudah minta tolong dengan pihak rumah sakit untuk menelepon keluarga ibu. Mereka akan segera datang kesini," Jawabku.

"Sekali lagi terima kasih banyak ya nak. Saya sangat berhutang budi sama kamu. Oh ya nama kamu siapa?" Tanya wanita itu padaku.

"Nama saya Aira Aqila bu, bisa dipanggil Aira," Jawabku.

"Kalau nama saya Kantini, kamu bisa panggil saya Itin," Jelasnya dan aku hanya mengangguk.

Ceklek...

"MasyaAllah sayang. Ternyata kamu sudah melahirkan," Ucap laki-laki yang baru sampai diruangan ini. Dan aku yakin bahwa laki-laki itu adalah suami dari kak Kantini.

"Iya mas, Alhamdulillah. Tadi saat aku mau pulang dari belanja, tiba-tiba saja perut aku sakit. Dan untungnya ada gadis cantik ini yang menolong dan menemaniku saat persalinan " Jelas kak Kantini kepada suaminya.

"Makasih ya dek. Telah membantu istri saya sampai melahirkan," Ucap pria itu.

"Iya sama-sama kak. Kalau begitu saya izin pulang dulu, dan Assalamu'alaikum," Pamitku kepada mereka.

"Wa'alaikumsalam," Jawabnya.

****

Akhirnya aku bisa bernapas lega dari peristiwa mencekam tadi. Sungguh aku sangat deg-deg mendengar teriakan kak Kantini. Andai aku yang ada diposisi tersebut, mungkin sudah nangis kejang-kejang menahan rasa sakit.

Hari yang cukup melelahkan, aku jadi tak sabar untuk segera pulang ke kostanku. Rumah sakit swasta daerah Pontianak ini sangat ramai. Bahkan aku sedikit kesulitan untuk bisa lewat dan keluar dari sini.

Perlu kesabaran extra untuk bisa melewati kumpulan orang yang tengah berobat ini. Namun saat aku tengah berdesak-desakkan. Aku tak sengaja melihat seorang ibu-ibu yang sangat aku kenali.

Ya dia adalah ibu Maryam. Tapi kenapa dia ada disini? Apakah dia sedang sakit atau sekedar untuk membeli obat saja. Karena penasaran aku pun mencoba berjalan menuju ke arah dimana ia sedang duduk. Walaupun banyak orang yang tengah berdesak-desakan untuk lewat.

"Assalamu'alaikum bu Maryam," Sapaku saat tiba didekat ia duduk.

"Wa'alaikumsalam, eh nak Aira. Sedang apa kamu disini?" Tanya bu Maryam kepada ku.

"Em...kebetulan tadi Aira lagi nemenin seseorang sedang melahirkan. Oh iya, ibu kenapa ada disini? Siapa yang sedang sakit?" Tanya ku sedikit penasaran.

"Ibu cuma nungguin bapak chek kesehatan. Karena ibu tidak tahan dengan aroma obat-obatan. Jadi harus nunggu diluar aja."

"Oh...kirain siapa gitu yang sakit," Ucapku yang membuat ibu terkekeh mendengar ucapanku.

"Oh ya...kapan mau main rumah ibu lagi? Kami semua pada kangen loh sama masakan kamu," Goda bu Maryam yang membuatku tersenyum.

"InsyaAllah. Kalau ada waktu luang lagi bu, soalnya Aira lagi disibukan dengan tugas menumpuk. Alhasil harus menyita waktu istirahat yang sedikit."

"Kamu jangan terlalu memaksakan diri nak. Ingat bagi waktu buat istirahat, jangan menzalimin tubuh kamu," Nasihat bu Maryam yang kepadaku.

"Iya bu, nanti Aira atur lagi jam istirahat Aira. Mimpi Aira itu cuma satu," Jawabku yang membuat bu Maryam penasaran dan bertanya.

"Apa nak?" Tanya bu Maryam sedikit penasaran.

"Pengen cepat liburrrrr," Jawabku yang membuat kami tertawa.

"Ada aja kamu. Pengen cepat libur harus korbain waktu buat bergadang. Ingat kata Roma Irama, jangan bergadang," Jawab bu Maryam dan terkekeh.

"Wah...pada asik ngobrolin apa nih?" Suara bariton dari bapak Qautsar yang membuat kami menoleh ke arah belakang.

"Idih mas ini. Mau kepo juga," Goda istrinya.

"Ya harus dong, kita kan harus berbagi kebahagian."

"Mas udah selesai chek up nya?" Tanya bu Maryam pada suaminya.

"Alhamdulillah udah."

"Aira mau pulang bareng sama kita?" Tanya bu Maryam.

"Oh ngak usah bu. Aira pulang sendiri aja. Lagian  jarak kostan saya ngak jauh banget kok dari rumah sakit ini," Tolak ku,karena merasa tak enak harus numpang sama keluarga pak Qautsar.

"Udah ngak papa. Sekalian bapak mau tau dimana kamu ngekost. Nanti kalau ada waktu luang kita bakal mampir," Ucap pak Qautsar yang dianguki oleh istrinya.

"Iya nak. Mau ya?" Tanya bu Maryam seraya memohon dengan mata pupy eyesnya.

"Ya udah deh bu. Kalau ibu maksa," Jawabku dan langsung digandeng bu Maryam menuju keluar.

🍃🍃🍃

Gimana guys?
Jangan lupa vote dan komen ya..

Cinta untuk pak Dosen![Completed/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang