20

2.3K 101 0
                                    

Typo ada dimana-mana guys🤧

🍃🍃🍃

"Gimana bu?" Tanya pak Qautsar yang melihat raut wajah istrinya yang sedang kesal setelah menelpon anaknya.

"Biasa! Si Hafiz itu sok sibuk," Jelas bu Maryam dengan nada sedikit merajuk.

"Ya udah bu, mungkin Hafiz beneran sibuk.Kapan-kapan kan bisa bu, ngak harus sekarang kan?" Jawab suaminya sambil mengelus bahu sang istri.

Melihat adegan sepasang suami istri di depanku. Membuatku menjadi nyamuk saja. Apa mereka lupa dengan ada seorang jomblo didepan mereka😂😂

"Terserah deh. Mending kita lanjutin aja acara kita," Sambung bu Maryam sambil memakan masakan yang kami buat.

Setelah makan, kami melanjutkan obrolan tadi yang sempat terputus.

"Oh iya, nak. Bapak boleh bertanya sesuatu?" Tanya pak Qautsar yang memecahkan kecangunganku.

"Iya pak. Silahkan," jawabku.

"Kamu udah punya calon suami?" Tanya pak Qautsar.

"Ada sih pak. Tapi....belum tentu orangnya juga mau. Tetapi saya akan berusaha untuk mendapatkan hatinya," Jawab ku dengan jujur.

"Yah...padahal tadi, bapak sama ibu pengen jodohin kamu sama anak kami," Ujar pak Qautsar yang membuatku tersedak.

Uhuk..uhukk

"Haduh pelan-pelan dong nak," Ucap bu Maryam sambil membawakan ku minum.

"Iya terima kasih bu," Ujarku dan meminum air putih yang diberikan oleh bu Maryam padaku.

"Maafkan bapak ya. Gara-gara ucapan bapak tadi buat kamu tersedak," Sesal pak Qautsar.

"Oh ngak apa-apa kok pak. Lagian saya juga yang lebay," Elak ku merasa tak enak dengan pak Qautsar.

"Kapan-kapan main kesini lagi ya nak. Kami berasa jadi punya anak perempuan, kalau lihat kamu. Oh ya, kamu kuliah dimana?" Ujar pak Qautsar.

"Saya kuliah di Untan pak," Jawabku.

"Oalah...masuk jalur beasiswa?" Tanya pak Qautsar

"Alhamdulillah iya pak."

"Terus kamu tinggal disini sama keluarga atau ngekost?" Tanya pak Qautsar padaku.

"Saya ngekost pak. Alhamdulillah sudah semester tiga."

"Dia itu sangat rajin dan mandiri loh pak. Setiap hari Aira itu jualan kue tradisional. Dan bapak tau, kuenya itu enak banget," Pujian demi pujian yang dilontarkan oleh bu Maryam kepada Aira.

"Wah...hebat ya kamu. Diusia semuda ini sudah mau berkerja keras," Kagum pak Qautsar kepada Aira.

"Semua itu saya lakukan demi keluarga saya pak. Keluarga saya hanya lah seorang petani, setiap hari hanya bisa mengharapkan hasil panen untuk memenuhi keluarga saya. Dengan hasil penjualan kue saya itu, akan saya kirimkan kepada keluarga saya dikampung. Alhamdulillah walaupun dagangan saya tidak terlalu banyak. Tapi bisa menghasilkan uang yang cukup untuk membiayai kehidupan orang tua saya dan juga kostan," Jelas Aira sambil menangis mengingat kehidupannya didesa.

Kedua suami istri didepan Aira pun ikut menangis mendengar cerita gadis tangguh itu. Mereka sangat terharu melihat perjuangan Aira untuk mengangkat derajat kedua orang tuanya.

"Kami salut sama perjuanganmu nak. Walaupun kamu seorang anak petani, namun latarbelakangmu bukanlah penghalang untuk kesuksesanmu. Kau sangat pantas untuk mendapatkan kebahagiaan," Jawab pak Qautsar sambil memeluk istrinya yang sedang menangis sendu.

"Terima kasih pak. Maafkan saya yang telah membuat kalian menangis mendengarkan cerita saya," Jawab Aira sambil mengusap bulir air matanya.

****

Senja mulai menampakkan dirinya untuk melaksanakan tugas selanjutnya. Kini Aira tengah bersiap-siap untuk segera pulang dari rumah pak Qautsar.

"Terima kasih pak, bu. Atas jamuanya hari ini," Ucap Aira dan berjalan ke teras rumah pak Qautsar.

"Iya sama-sama nak. Kapan-kapan main lagi kesini ya.Kami senang sekali, ada teman tempat berbagi cerita," Jawab bu Maryam sambil memeluk Aira.

"InsyaAllah bu. Kalau begitu Aira pamit dulu. Assalamu'alaikum," Pamit Aira kepada keluarga Qautsar.

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati dijalan ya nak," Jawab mereka sambil melambaikan tangan.

Aira pulang dihantar oleh supir pak Qautsar lagi. Mereka sangat mencemaskan Aira jika pulangnya naik bis. Aira sempat menolak agar tidak perlu dihantar. Dia tidak enak dengan keluarga pak Qautsar yang begitu baik padanya.

Berkat paksaan dari bu Maryam, membuat Aira mengalah dan harus mau menerima kebaikan mereka. Aira sangat senang karena telah dipertemukan dengan orang-orang yang sangat menyayanginya.

Bahkan Aira sendiri tidak bisa membalas kebaikan yang diberikan oleh keluarga itu.

****

"Terima kasih pak, atas tumpangannya," Ucap Aira kepada pak Cahyo supirnya keluarga pak Qautsar.

"Iya sama-sama atuh neng. Kalau begitu bapak pamit dulu ya.Assalamu'alaikum," Pamit pak Cahyo langsung pergi dari kostan Aira.

"Iya Wa'alaikumsalam pak."

Aira segera mengambil kunci dari tasnya dan segera membuka pintu kostannya.

Hari ini dia sangat bahagia, karena telah diperlakukan bagaikan seorang putri oleh keluarga besar pak Qautsar.

"Semoga saja aku dipertemukan dengan ibu dan bapak mertua sebaik keluarga pak Qautsar dan bu Maryam," Ucap Aira dalam hati.

Aira segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Untuk membersihkan dirinya dan segera menunaikan shalat magrib.

🍃🍃🍃

Gimana guys?
Jangan lupa vote dan komen ya..

Cinta untuk pak Dosen![Completed/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang