Setelah ia diterima di Everest Group atas rekomendasi Sella, Leo langsung aktif bekerja dengan penuh semangat. Ia tak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini. Sebelumnya juga Leo sudah bekerja di sebuah perusahaan. Namun, ia mempertimbangkan gaji yang ditawarkan Sella waktu itu. Walaupun terlihat lancar, tapi Leo juga sempat mengalami pergunjingan dunia pekerjaan. Karena dia masuk atas rekomendasi Sella, banyak karyawan yang iri dan sirik sehingga membicarakannya di kantor. Leo ingin menegurnya, tapi tak sampai.
Sudah 2 pekan ini Leo bekerja di Everest Group. Selama itu juga ia menerima omongan-omongan di luar sana. Ia tak memarahi mereka. Hanya saja, ia membatasi diri dan tidak sering menghabiskan waktu dengan mereka.
Di ruangan Sella sejak tadi sudah ada yang heboh sendiri. Revina orangnya. Ia ingat betul siapa Leo karena pernah bertemu dengannya. Tapi ia tak menyangka jika Sella akan mengenalnya dan membawanya ke Everest Group.
"Sel, Leo kalo dilihat dari dekat gantengnya nusuk banget gak, sih?"
Sella yang mendengarnya hanya mendengkus. "Bisa diam gak, Vin?" tanyanya balik.
"Nggak," jawab Revina cepat.
"Inget, lo udah punya pacar," ujar Sella.
"Emang! Tapi gak apa kali cuci mata sekali. Pacar gue juga pasti udah sering cuci mata, kan?"
Sella terkekeh. Ia meremas kertas sampai jadi berbentuk bola. Ia melemparnya me arah Revina, kemudian tertawa. "Mulut lo dijaga, ya. Asal nyeplos aja," omel Sella.
"Maaf," balas Revina membuat Sella menggeleng heran.
"Vin, udah makan?" tanya Sella.
"Belum," jawab Revina.
"Makan, yuk!" ajak Sella. Mata Revina langsung berbinar.
"Asik! Yes!" seru Revina lalu ikut Sella keluar. Ini memang sudah memasuki jam makan siang. Mereka berjalan keluar bersama. Berpapasan dengan beberapa staf di koridor yang menyapa Sella. Tiba di lift, Sella sedikit kaget karena melihat Leo di sana. Ia menyapa ramah Leo yang disapa dengan senyuman manis lelaki itu. Sella masuk ke dalam lift, disusul Revina yang diam-diam mengamati Leo. Mereka bertiga 1 lift.
"Mau kemana, Bu?" tanya Leo berniat menekan tombol lantai yang dituju Sella.
"Sama kayak kamu," jawab Sella.
"Oh," balas Leo sambil mengangguk.
"Kamu sendiri mau kemana?" tanya Sella seperti biasa, layaknya seorang bos yang ramah kepada karyawannya.
"Saya mau makan siang, Bu." Leo menjawabnya sedikit gugup.
"Oh, sama saya dan Revina aja!" ajak Sella tanpa ragu. Revina jelas menyambutnya dengan penuh semangat meskipun dipendam. Sedangkan Leo, ia menatapnya tak percaya. Takut-takut jika salah dengar.
"Beneran, Bu?" tanya Leo memastikan.
"Masa saya bohong?" kekeh Sella.
"Wah, sebuah kehormatan buat saya!" seru Leo senang sekali.
Sella tersenyum. "Saya juga. Makanya, nanti saya traktir kalian berdua," ujar Sella membuat Revina semakin antusias dan Leo hampir tak percaya. Sella sangat baik.
"Terima kasih banyak, Bu Sella!" ucap Leo.
Sella tak menjawab, ia hanya tersenyum. Revina yang sudah gemas ingin berbicara dengan Leo pun mewakilinya untuk menjawab Leo. "Santai aja, Yo. Nanti kamu harus terbiasa makan bareng sama kita, kerja bareng juga. Bu Sella yang merekomendasikan kamu masuk sini, pasti nanti akan ada banyak interaksi antara kamu, Bu Sella dan saya. Hehehe," tawa Revina.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Choice
FanfictionSella dan Sendra bukanlah pasangan suami-istri sempurna. Sikap Sendra yang begitu dingin, membuat Sella enggan kembali berjuang agar hubungannya dengan sang suami membaik. Pernikahan mereka memang tidak didasari cinta. Namun, Sella memiliki pemikira...